Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei 27, 2012

TIP MENULIS UNTUK BLOGER: dari artikel terpilih

Tips Menulis Postingan yang Baik Sebagai seorang blogger dalam menulis sebuah postingan, kalian tidak boleh menggurui, egois, dan merasa pintar. Ini dikarenakan, semua akan dinilai oleh pembaca. Seharusnya seorang blogger harus menyajikan sebuah postingan yang baik, agar pembaca bisa mengetahui atau memahami apa yang disampaikan oleh kalian dalam postingan tersebut. Adapun tips-tipsnya seperti berikut : 1. Keserasian dalam menggunakan kata demi kata, kalimat demi kalimat. Keserasian dalam mengolah kata itu akan berdampak pada alur tulisan, sehingga pembaca bisa terbius dengan membacanya. Selain itu, emosional pembaca pun kan terbawa. 2. Tulisan harus jelas dan padat . Dalam menggunakan singkatan juga harus benar jangan hanya asal menyingkat. Contoh; “saya sngt kecewa dengan adanya…… “. “Sngt” yang seharusnya ditulis “sangat” dengan jelas tanpa disingkat, karena bila disingkat belum tentu orang yang membacanya mengetahui maksud yang kalian tulis, terlebih ketika o

Menulis dengan Otak Dingin tapi Hati Hangat

Menulis dengan Otak Dingin tapi Hati Hangat oleh Sutomo Paguci http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/06/01/menulis-dengan-otak-dingin-tapi-hati-hangat Mencoba memahami para komentator aktif di kompasiana baik yang sependapat dengan penulis maupun yang tidak sependapat. Para pengecam yang pedas ini kuklik akun Kompasiananya, kubaca artikelnya, dan kuajak berteman. Sekarang masih menunggu tanggapan. Hallo? Penasaran mau melihat seberapa dewasa sikap para pengkritik itu. Apakah menganggap pihak yang kontra dengan pemikirannya sebagai musuh? Aku sendiri penulis yang cukup bersemangat. Otak seperti bergemuruh menumpahkan segala kesumat pikiran. Treet-tret-tret tuts berbunyi dengan cepat. Otak menumpahkan segala kegelisahan pikiran ke ujung sepuluh jari. Ya, aku mengetik dengan sepuluh jari sambil mata terpejam. Suatu keahlian yang telah berpuluh tahun ku asah sejak SMP dulu. Kadang kasihan melihat kawan yang begitu besemangat menulis, ide-idenya gemuruh seperti

RADIKALISME ORMAS MELUNTURKAN RASA NASIONALISME?

SUARA ISLAM Online - RADIKALISME ORMAS MELUNTURKAN RASA NASIONALISME? Irfan S ‘Awwas Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin Di Indonesia, radikalisme dan nasionalisme adalah dua istilah yang eksistensinya telah didahului oleh proses sejarah. Radikalisme dalam pengertian politik adalah orientasi politik mereka yang menghendaki perubahan revolusioner dalam pemerintahan dan masyarakat. Karena itu, kolonial Belanda yang menjajah Indonesia selama 350 tahun, memosisikan semua gerakan noncooperative sebagai anggota perusak, kelompok nonloyalis, ekstrimis dan radikalis. Bung Karno dituduh kelompok radikal oleh Belanda. Pejuang Palestina dituduh radikal bahkan teroris oleh agresor zionis Israel. Begitupun, pejuang Thaliban dituding sebagai kelompok radikal atau teroris oleh Amerika. Menuduh ormas-ormas Islam sebagai kelompok radikal berdasarkan stigma global, adalah kezaliman. Menggunakan isu terorisme atau radikalisme untuk memecah belah umat Islam melalui kategorisasi sektariani

PENDIDIKAN HUMANIORA&PENGARUH SISTIM PENDIDIKAN KOLONIAL DI INDONESIA

PENDIDIKAN HUMANIORA http://id.netlog.com/abdulhakimelhamidy/blog/blogid=97302#blog . PENDIDIKAN HUMANIORA Pendidikan humaniora adalah suatu bahan pendidikan yang mencerminkan keutuhan manusia dan membantu agar manusia menjadi lebih manusiawi, yaitu membantu manusia untuk mengaktualkan potensi-potensi yang ada, sehingga akhirnya terbentuk manusia yang utuh, yang memiliki kematangan emosional, kematangan moral dan kematangan spiritual. Setiap bangsa pasti ditandai dengan pluralitas agama dan budaya. Kehidupan dalam iklim yang berbeda ini diharapkan manusia atau setiap pribadi itu memiliki dimensi individual dan sosial. Hal ini sangat berkaitan dengan bagaimana hidup bersama orang lain, mengembangkan kepekaan untuk saling menghormati dan menghargai. Dalam mencapai kesempurnaan kehidupan setiap individu memiliki akal dan budi atau yang lazim disebut pikiran dan perasaan yang memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih daripada tuntutan hidup makhluk