Langsung ke konten utama

Pidato Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2013 Beserta Nota Keuangannya di Depan Rapat Paripurna DPR RI


Pidato Presiden

Pidato Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2013 Beserta Nota Keuangannya di Depan Rapat Paripurna DPR RI


PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA PENYAMPAIAN KETERANGAN PEMERINTAH
ATAS
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (RAPBN) TAHUN ANGGARAN 2013
BESERTA NOTA KEUANGANNYA
DI DEPAN RAPAT PARIPURNA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Jakarta, 16 Agustus 2012



Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Salam sejahtera bagi kita semua,

Yang saya hormati, Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
Yang saya hormati, Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,
Yang saya hormati, Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Lembaga-lembaga Negara,
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,


Mengawali pidato ini, saya mengajak hadirin sekalian, untuk sekali lagi, memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, pada malam ini kita masih diberi kesempatan, kekuatan, dan insya Allah kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta.

Kita juga bersyukur, di bulan Ramadhan yang mulia ini, kita dapat melanjutkan sidang Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat ini, dengan agenda pokok penyampaian Keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2013 beserta Nota Keuangannya.

Agenda sidang malam ini memiliki makna penting dan sangat strategis, bagi kesinambungan proses pembangunan nasional yang akan kita rencanakan di tahun 2013 mendatang. Sesuai dengan amanat konstitusi, RAPBN Tahun Anggaran 2013 beserta Nota Keuangannya merupakan wujud dari pengelolaan keuangan negara, yang dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, RAPBN Tahun 2013 kita susun dengan berpedoman pada Kerangka Ekonomi Makro, Pokok-pokok Kebijakan Fiskal, dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2013, yang telah dibahas bersama Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat pada forum Pembicaraan Pendahuluan RAPBN 2013 beberapa waktu yang lalu.

Penyusunan RAPBN Tahun 2013 juga kita lakukan dengan mempertimbangkan secara cermat arah perkembangan kondisi ekonomi, baik domestik maupun global, dan sekaligus memperhatikan upaya pencapaian sasaran-sasaran pembangunan jangka menengah, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014. Selain itu, penyusunan RAPBN tahun 2013 juga kita lakukan dengan memperhatikan saran dan pendapat DPR-RI serta pertimbangan DPD-RI, yang telah disampaikan dalam Forum Pembicaraan Pendahuluan belum lama ini.

Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Sebelum saya menyampaikan pokok-pokok substansi Rancangan APBN Tahun Anggaran 2013, ijinkan saya untuk menyampaikan secara singkat perkembangan situasi dan kondisi ekonomi, baik global maupun domestik di tahun 2012, dan prospeknya pada tahun 2013. Perkembangan kondisi ekonomi itu, melatar-belakangi penyusunan kerangka ekonomi makro, pokok-pokok kebijakan fiskal, dan berbagai besaran dalam RAPBN 2013.

Sebagaimana saya kemukakan dalam pidato kenegaraan tadi pagi, perkembangan ekonomi global dalam dua tahun terakhir ini diwarnai oleh ketidakpastian yang makin meningkat. Selagi pemulihan dari krisis dan resesi global yang terjadi pada tahun 2008 belum sepenuhnya tuntas, sejak tahun lalu, dunia kembali dilanda ancaman krisis ekonomi dan keuangan baru. Kondisi itu terutama dipicu oleh berlarut-larutnya proses penyelesaian krisis keuangan di Eropa, yang kemudian menyebarkan dampak negatif kepada negara-negara lain.

Kondisi keuangan dunia yang tidak sehat menjadi makin rumit karena dua perkembangan penting lain, yaitu: melonjaknya harga pangan dunia akhir-akhir ini, dan berlanjutnya volatilitas harga minyak bumi. Perubahan iklim yang sedang terjadi, telah menimbulkan kekeringan di sejumlah kawasan dan banjir di kawasan lain. Bencana ini telah mengakibatkan penurunan produksi sejumlah komoditi pangan penting, yang diikuti dengan kenaikan harganya. Sementara itu, harga minyak mentah dunia yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan geopolitik, terus menunjukkan fluktuasi yang sangat tajam, sehingga mengganggu stabilitas ekonomi dan menimbulkan sentimen negatif di banyak negara.

Saudara-saudara,
Seperti kita ketahui bersama, krisis ekonomi global yang saat ini terjadi, bermula dari krisis utang pemerintah di sejumlah negara Eropa. Karena penanganan yang tidak tuntas, sekarang Eropa mengalami krisis keuangan dan ekonomi. Menurut perkiraan dasar (baseline), perekonomian Eropa pada tahun 2012 ini akan mengalami kontraksi sebesar 0,3 persen. Dampak dari krisis Eropa ikut menyebabkan pertumbuhan ekonomi negara dan kawasan lainnya mengalami perlambatan.

Perlambatan ekonomi, juga dirasakan oleh negara-negara berkembang di kawasan Asia, khususnya negara-negara yang ekspornya memiliki peranan besar dalam perekonomian. Ekonomi Cina dan India yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia, akan melambat. Pada tahun ini, ekonomi Cina diperkirakan akan tumbuh maksimal 8,0 persen – jauh lebih rendah dari pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya yang mencapai belasan persen. Sedangkan India diperkirakan tumbuh sekitar 6,1 persen. Sementara itu, Amerika Serikat akan terpasung pada pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah. Sedangkan, Jepang yang tahun lalu dilanda bencana hebat, tahun 2012 ini diperkirakan mengalami stagnasi.

Dengan berbagai perkembangan yang saya kemukakan tadi, perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2012 direvisi dari proyeksi sebelumnya 4 persen menjadi 3,5 persen, dengan risiko ke bawah (downward risk) yang makin menguat. Pertumbuhan volume perdagangan dunia juga direvisi ke bawah dari perkiraan sebelumnya 4 persen menjadi 3,8 persen.

Tahun 2013 mendatang juga masih akan dibayang-bayangi ketidakpastian. Untuk pertumbuhan ekonomi dunia proyeksinya diturunkan dari 4,1 persen menjadi 3,9 persen. Demikian pula, pertumbuhan volume perdagangan dunia direvisi ke bawah dari perkiraan sebelumnya 5,6 persen menjadi hanya 5,1 persen.

Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Ketidakpastian perkembangan ekonomi dan keuangan global dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional kita, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, perkembangan kondisi ekonomi global hari demi hari harus terus kita ikuti dan waspadai. Pemantauan secara intensif dan kewaspadaan kita perlukan, agar kita dapat mengambil langkah-langkah kebijakan antisipasi yang cepat, tepat dan terukur.

Di tengah situasi perkembangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian, kita patut bersyukur perekonomian nasional kita masih dapat menunjukkan kinerja yang cukup baik. Alhamdullillah, pada tahun 2011 lalu---di saat beberapa negara lain mengalami perlambatan atau bahkan pertumbuhan negatif---kita masih dapat meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen. Kinerja pertumbuhan ekonomi sebesar itu terutama karena ditopang oleh permintaan domestik yang tetap kuat.

Kinerja ekonomi nasional yang baik itu, insya Allah dapat kita pertahankan pada tahun 2012. Pertumbuhan ekonomi pada Triwulan I mencapai 6,3 persen, dan pada triwulan II bahkan sedikit meningkat mencapai 6,4 persen. Ekspor memang melambat akhir-akhir ini, tetapi ternyata diimbangi oleh pengeluaran konsumsi dan investasi yang kuat. Daya beli masyarakat Indonesia, dengan kelompok kelas menengahnya yang semakin besar, terus meningkat, yang selanjutnya mendorong pertumbuhan konsumsi domestik. Sementara itu, investasi juga terus meningkat sejalan dengan naiknya peringkat utang Indonesia menjadi investment grade. Dalam Semester I 2012, investasi tumbuh dua digit sebesar 11,2 persen. Kita perkirakan, pertumbuhan ekonomi tahun 2012, insya Allah dapat dipertahankan pada kisaran 6,3 persen hingga 6,5 persen.

Sementara itu, laju inflasi hingga Juli 2012 (yoy) dapat kita kendalikan pada 4,56 persen, lebih rendah dari tingkat inflasi periode yang sama tahun 2011 (yoy) sebesar 4,61 persen. Dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, Pemerintah akan senantiasa menempatkan pengendalian inflasi ini sebagai prioritas dalam pengelolaan kebijakan ekonomi makro. Karena itu, koordinasi dan sinergi yang solid antara Pemerintah dengan Bank Indonesia yang selama ini telah berjalan baik di tingkat pusat dalam mengendalikan inflasi, akan terus kita mantapkan dan bahkan sekarang diperluas hingga ke seluruh daerah. Dengan langkah-langkah itu, inflasi hingga akhir tahun 2012 dapat dijaga tidak lebih dari 4,8 persen.

Di sisi lain, sentimen negatif yang bersumber dari ketidakpastian perkembangan perekonomian dunia, telah mendorong rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Sampai dengan bulan Juli 2012, rata-rata nilai tukar rupiah tercatat mencapai Rp9.241 per dolar Amerika, atau melemah sekitar 6,04 persen, bila dibandingkan dengan posisinya pada periode yang sama tahun 2011 rata-rata sebesar Rp 8.715 per dolar Amerika. Kondisi serupa juga dialami oleh negara-negara lain. Penguatan dolar Amerika Serikat terhadap berbagai mata uang, nampaknya merupakan gejala global.

Dalam kondisi ketidakpastian global, cadangan devisa nasional memegang peranan penting. Posisi cadangan devisa kita tetap kuat, yaitu mencapai sekitar US$ 106,56 miliar pada akhir Juli 2012. Jumlah ini setara dengan 5,8 bulan impor plus pembayaran utang luar negeri.

Di sektor moneter, tingkat suku bunga acuan BI rate tetap dapat dikelola dengan baik oleh Bank Indonesia, untuk menjaga kepercayaan para pelaku pasar terhadap perekonomian di dalam negeri, mendorong pertumbuhan, dan menjaga inflasi. Berdasarkan situasi yang berkembang, sejak Februari 2012, BI rate telah menurun 25 basis point, dari 6 persen menjadi 5,75 persen.

Saudara-saudara,
Untuk mendorong perkembangan perekonomian domestik, dukungan pembiayaan perbankan juga terus meningkat. Sampai dengan bulan Juni 2012, penyaluran kredit perbankan tercatat Rp 2.480 triliun, atau tumbuh sekitar 25,7 persen, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Dukungan kredit perbankan itupun tetap diupayakan dalam koridor kesehatan perbankan yang terjaga dengan baik. Saat ini, kondisi perbankan kita cukup mantap, dengan rasio rata-rata kecukupan modal bank umum hingga Juni 2012 mencapai 17,5 persen, dan terjaganya rasio kredit bermasalah (non performing loan) pada level yang aman.

Selain itu, untuk mengantisipasi dampak negatif dari memburuknya situasi ekonomi dan keuangan global, Pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah pengamanan dan mitigasi krisis:

Pertama, Perubahan APBN 2012 kita laksanakan untuk mengantisipasi dampak perlambatan ekonomi global dan gejolak harga minyak dunia, pada kondisi fiskal dan perekonomian kita. Melalui APBN-P 2012, kita sediakan anggaran stimulus fiskal dengan memanfaatkan Saldo Anggaran Lebih (SAL) untuk tambahan belanja infrastruktur. Kita juga sediakan tambahan anggaran subsidi energi untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak mentah dunia.

Kedua, kita lakukan percepatan dan perbaikan penyerapan belanja, terutama belanja barang dan modal agar memberikan dampak yang lebih besar bagi kegiatan ekonomi. Sebuah satuan tugas khusus telah dibentuk untuk mengawal proses ini.

Ketiga, koordinasi dan kewaspadaan bersama antara Pemerintah dengan otoritas moneter kita tingkatkan, untuk menghadapi berbagai tekanan yang mungkin muncul akibat krisis. Untuk ini, Pemerintah bersama Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, serta Lembaga Penjamin Simpanan telah menyiapkan Sistem Protokol Manajemen Krisis untuk menghadapi krisis di sektor keuangan dan tekanan terhadap keuangan negara, melalui pembentukan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan.

Keempat, Pemerintah bersama Bank Indonesia juga telah mempersiapkan strategi stabilisasi pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Kelima, Pemerintah juga telah mempersiapkan fasilitas kedaruratan (contingency facility) secara bilateral dan multilateral, yang sewaktu-waktu siap dipakai untuk mengamankan kondisi pasar domestik apabila diperlukan.

Dengan langkah-langkah ini, disertai pengalaman kita dalam mengatasi krisis pada tahun 2008 lalu, insya Allah kita akan dapat mengamankan ekonomi nasional dari gejolak ekonomi dan keuangan global.

Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,
Faktor eksternal lainnya yang perlu kita cermati dan waspadai adalah perkembangan harga minyak mentah. Hal itu karena perkembangan harga minyak di pasar Internasional sangat mempengaruhi perekonomian dan kondisi APBN kita. Dalam beberapa bulan terakhir ini, harga minyak penuh dengan gejolak ketidakpastian. Pada bulan Maret 2012 yang lalu, harga minyak mentah Indonesia (ICP) sempat melambung menyentuh angka rata-rata US$128 per barel. Namun, sejak bulan April 2012, harga ICP terus menurun hingga pada kisaran US$99 per barel pada bulan Juni 2012. Meskipun cenderung menurun, harga minyak dunia saat ini relatif masih tinggi, dan tetap berpotensi memberikan beban yang cukup berat bagi APBN kita.

Berdasarkan perkiraan perkembangan ekonomi global dan domestik sebagaimana saya kemukakan tadi, maka sasaran dan asumsi ekonomi makro yang kita jadikan sebagai dasar dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2013, sekaligus sebagai basis perhitungan berbagai besaran RAPBN tahun 2013 adalah sebagai berikut: pertumbuhan ekonomi 6,8 persen; laju inflasi 4,9 persen; suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan 5 persen; nilai tukar rupiah Rp9.300 per USD; harga minyak USD100 per barel; dan liftingminyak 900 ribu barel per hari.

Selain keenam asumsi ekonomi makro tadi, mulai RAPBN tahun 2013, Pemerintah juga akan menggunakan liftinggas, sebagai salah satu basis perhitungan penerimaan negara yang berasal dari sumber daya alam selain minyak mentah. Lifting gas pada tahun 2013 mendatang kita asumsikan berada pada kisaran 1,36 juta barel setara minyak per hari.

Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
RAPBN Tahun 2013, sebagai instrumen kebijakan fiskal harus kita arahkan untuk memecahkan masalah dan menjawab isu-isu strategis yang akan kita hadapi ke depan, utamanya dalam mendekatkan tercapainya sasaran-sasaran RPJMN 2010 – 2014. Dengan situasi perekonomian dunia yang melambat dan penuh ketidakpastian, RAPBN 2013 harus pula menampung langkah-langkah antisipatif untuk mengatasinya.

Berbagai target yang kita tetapkan, serta sasaran-sasaran utama dan prioritas dalam Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2013, kita tujukan untuk mewujudkan “Indonesia yang makin sejahtera, demokratis, dan berkeadilan”, sesuai visi RPJMN 2010-2014.

Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat, terus kita jalankan dengan memperkuat pelaksanaan empat pilar strategi pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan. Keempat pilar strategi itu adalah: pembangunan yang pro-pertumbuhan (pro-growth), pro-lapangan pekerjaan (pro-job), pro-pengurangan kemiskinan (pro-poor), serta pro-pengelolaan dan atau ramah lingkungan (pro-environment). RKP 2013, kita jadikan pedoman dan acuan utama dalam penyusunan RAPBN Tahun 2013.

Dalam RKP Tahun 2013, sebagai pelaksanaan tahun keempat dari RPJMN 2010-2014, Pemerintah bersama-sama dengan DPR telah sepakat untuk menetapkan tema pembangunan nasional tahun 2013, yaitu: “Memperkuat Perekonomian Domestik bagi Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat”. Tema pembangunan ini menekankan pentingnya penguatan daya saing dan daya tahan perekonomian domestik, untuk mendukung upaya peningkatan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

Dengan tema itulah, Pemerintah bersama-sama dengan DPR, juga telah sepakat untuk menetapkan 11 prioritas nasional dan 3 prioritas bidang. Kesebelas prioritas nasional itu meliputi: (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan iklim usaha; (8) energi; (9) lingkungan hidup dan pengelolaan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca-konflik; serta (11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi. Sementara itu, 3 prioritas bidang mencakup: (1) prioritas bidang politik, hukum, dan keamanan, (2) prioritas bidang perekonomian, dan (3) prioritas bidang kesejahteraan rakyat.

Saudara-saudara,
Berdasarkan tema RKP 2013 serta mempertimbangkan kapasitas sumber daya yang kita miliki, fokus dari kegiatan 11 prioritas nasional dan 3 prioritas bidang lainnya akan kita tekankan pada penanganan empat isu strategis. Keempat isu strategis itu adalah:

Pertama, peningkatan daya saing, melalui peningkatan iklim investasi dan usaha; percepatan pembangunan infrastruktur; peningkatan pembangunan industri di berbagai koridor ekonomi; dan penciptaan kesempatan kerja, khususnya tenaga kerja muda. Langkah-langkah terobosan untuk itu, kita tuangkan dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011 – 2025. Dalam tahun 2013, sasaran kita adalah menurunkan tingkat pengangguran terbuka menjadi sekitar 5,8 persen – 6,1 persen.

Kedua, peningkatan daya tahan ekonomi, antara lain melalui peningkatan ketahanan pangan menuju pencapaian surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014, serta peningkatan rasio elektrifikasi dan konversi energi.

Ketiga, peningkatan dan perluasan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pembangunan sumberdaya manusia dan percepatan pengurangan kemiskinan. Langkah-langkah terobosan untuk sasaran ini kita tuangkan dalamMasterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI) 2012-2025. Sasaran kita untuk tahun 2013 adalah menurunkan tingkat kemiskinan menjadi sekitar 9,5-10,5 persen.

Keempat, pemantapan keamanan nasional dan stabilitas sosial politik melalui persiapan Pemilu 2014, perbaikan kinerja birokrasi dan pemberantasan korupsi, serta percepatan pembangunan Minimum Essential Force Tentara Nasional Indonesia.

Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,
Dengan memperhatikan besarnya tantangan yang kita hadapi, kebijakan fiskal dalam tahun 2013 mendatang akan kita arahkan untuk “Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan melalui Upaya Penyehatan Fiskal”. Dengan arah kebijakan fiskal itu, kita ingin menekankan pentingnya mendorong stimulus fiskal yang terukur, dalam upaya memacu pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dengan tetap menjaga APBN yang sehat dalam rangka mewujudkan kondisi fiskal yang berkesinambungan. Keseimbangan antara kedua sasaran ini harus selalu melandasi kebijakan fiskal kita sekarang dan di waktu-waktu mendatang.

Upaya untuk menjaga kesehatan dan kesinambungan fiskal, kita tempuh melalui dua strategi pokok, yaitu mengendalikan defisit anggaran pada tingkat yang aman dan menurunkan rasio utang terhadap PDB dalam batas yang manageable. Sasaran ini kita capai melalui upaya-upaya untuk mengembangkan secara optimal sumber-sumber pendapatan negara dengan tetap menjaga iklim dunia usaha; selalu menjaga disiplin anggaran; dan dengan melaksanakan kebijakan pinjaman pemerintah yang prudent. Sedangkan untuk mendorong peran APBN sebagai stimulus pembangunan, kita harus terus meningkatkan kualitas belanja negara melalui upaya efisiensi berbagai jenis belanja yang kurang produktif; menghilangkan sumber-sumber kebocoran anggaran yang masih ada; memperlancar penyerapan anggaran; dan meningkatkan secara signifikan anggaran infrastruktur untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan memperluas lapangan kerja.

Melalui berbagai langkah itulah, kita harapkan APBN tahun 2013 dapat dikelola secara efisien, efektif, transparan dan akuntabel, sehingga benar-benar dapat memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Demikianlah prinsip-prinsip dasar kebijakan fiskal kita. Dengan langkah-langkah kebijakan untuk mendukung sasaran-sasaran pembangunan dalam RKP 2013 seperti yang saya kemukakan tadi, maka dalam RAPBN 2013, pendapatan negara direncanakan mencapai Rp 1.507,7 triliun. Jumlah ini, merupakan kenaikan 11 persen dari target pendapatan negara pada APBN-P 2012. Sementara itu, anggaran belanja negara direncanakan mencapai Rp 1.657,9 triliun, naik 7,1 persen dari pagu belanja negara pada APBN-P Tahun 2012. Dengan konfigurasi seperti itu, dalam RAPBN 2013 kita upayakan untuk mengendalikan defisit anggaran menjadi Rp150,2 triliun atau 1,6 persen dari PDB, turun dari defisit APBN-P 2012 sebesar 2,23 persen dari PDB.

Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Sekarang, ijinkan saya untuk menguraikan secara rinci pokok-pokok kebijakan dan rencana pada sisi pendapatan negara. Dari anggaran pendapatan negara sebesar Rp 1.507,7 triliun, penerimaan perpajakan direncanakan mencapai Rp 1.178,9 triliun, naik 16 persen dari target APBN-P 2012. Dengan peningkatan yang cukup besar itu, penerimaan perpajakan akan menyumbang hampir 80 persen dari total pendapatan negara. Total penerimaan perpajakan sebesar itu, juga berarti bahwa rasio penerimaan perpajakan terhadap PDB atau tax ratio mengalami peningkatan dari 11,9 persen di tahun 2012 menjadi 12,7 persen di tahun 2013. Sekedar sebagai catatan, dalam perhitungan besaran tax ratio, belum termasuk penerimaan pajak daerah dan pendapatan yang berasal dari sumber daya alam, seperti yang selama ini digunakan oleh negara-negara yang tergabung dalam kelompok organisasi kerjasama ekonomi dan pembangunan (OECD). Apabila kita memasukkan unsur pajak daerah dan penerimaan sumberdaya alam, maka tax ratio kita dalam kurun waktu empat tahun terakhir sesungguhnya telah meningkat dari 14,1 persen pada tahun 2009 menjadi 15,8 persen pada tahun 2012.

Ukuran manapun yang kita pakai, memang masih banyak ruang untuk memperbaiki sistem dan administrasi perpajakan kita. Untuk mengamankan sasaran-sasaran penerimaan perpajakan tahun 2013, Pemerintah telah bertekad untuk terus melanjutkan langkah-langkah reformasi perpajakan. Kebijakan perpajakan terus kita sempurnakan, antara lain dengan memperluas basis pajak, terutama pajak penghasilan, dan sekaligus memperbaiki daya beli golongan masyarakat berpendapatan rendah serta usaha kecil dan menengah. Potensi pajak, terutama atas sektor-sektor unggulan, seperti sektor pertambangan dan batubara juga akan terus kita gali dan kembangkan. Sensus Pajak Nasional juga akan tetap kita lanjutkan.

Kita juga akan memperkuat aspek perpajakan internasional dalam rangka penguatan keberpihakan perpajakan pada kepentingan nasional dan pencegahan penghindaran pajak. Kita akan terus mengembangkan jaminan kualitas (quality assurance) dalam rangka perbaikan kualitas pemeriksaan dan penyidikan pajak agar tercipta kepastian hukum, termasuk penegakan hukum yang lebih tegas dan adil. Di bidang kepabeanan dan cukai, kita lakukan optimalisasi penerimaan, antara lain melalui penyesuaian tarif cukai dan ekstensifikasi barang kena cukai. Di samping itu, kita teruskan langkah-langkah untuk memperkecil kebocoran, meningkatkan pengawasan, serta pelayanan kepada para stakeholder.

Sumber pendapatan negara yang sangat penting lainnya adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP. Pada tahun 2013, PNBP direncanakan mencapai Rp 324,3 triliun atau menyumbang sekitar 21 persen dari total pendapatan negara. Untuk mengoptimalkan pencapaian target PNBP ini, Pemerintah akan terus melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan lifting migas. Upaya ini juga akan didukung dengan kebijakan fiskal dan nonfiskal, serta penyempurnaan pengaturan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sektor pertambangan, terutama migas dan batubara.

Demikian pula optimalisasi penerimaan dari bagian Pemerintah atas laba BUMN, kita upayakan melalui peningkatan kinerja BUMN dengan melanjutkan langkah-langkah restrukturisasi yang makin terarah dan efektif, memantapkan penerapan good corporate governance (GCG), dan melakukan sinergi antar-BUMN. Sama pentingnya dengan itu, untuk mengoptimalkan sumber-sumber penerimaan PNBP yang berasal dari pelayanan jasa kementerian dan lembaga, kita lakukan inventarisasi potensi PNBP, dan pengkajian ulang besaran tarif PNBP yang berlaku pada setiap kementerian dan lembaga. Saat ini kita juga tengah melakukan langkah-langkah untuk merevisi Undang-Undang PNBP, agar lebih sesuai dengan kondisi terkini dan dinamika perkembangan ekonomi ke depan.

Demikianlah langkah-langkah yang kita lakukan untuk mengoptimalkan pendapatan negara. Sejalan dengan makin bertambah besarnya kapasitas fiskal kita, seperti yang telah saya utarakan tadi, dalam RAPBN 2013 mendatang, anggaran belanja negara direncanakan sebesar Rp 1.657,9 triliun, atau naik Rp 109,6 triliun (7,1 persen) dari pagu APBN-P 2012. Jumlah itu akan kita alokasikan kepada tiga kelompok besar belanja, masing-masing untuk belanja Kementerian Negara/Lembaga Rp 547,4 triliun, belanja Non-Kementerian Negara/Lembaga Rp 591,6 triliun, dan Transfer ke Daerah Rp 518,9 triliun.

Saudara-saudara,
Selanjutnya, perkenankanlah saya menjelaskan rincian belanja kementerian dan lembaga. Sesuai prioritas RKP 2013, alokasi anggaran belanja kementerian dan lembaga serta belanja non-kementerian dan lembaga akan kita fokuskan pada sasaran-sasaran strategis sebagai berikut:

Pertama, meningkatkan anggaran belanja modal untuk infrastruktur dalam rangka mendukung keterhubungan domestik (domestic connectivity), ketahanan energi dan ketahanan pangan, serta destinasi pariwisata.

Kedua, menuntaskan pelaksanaan program reformasi birokrasi dan tata kelola serta mempertahankan tingkat kesejahteraan aparatur pemerintah.

Ketiga, memperkuat pelaksanaan program-program perlindungan sosial dalam upaya menurunkan tingkat kemiskinan, termasuk penguatan program pro rakyat dan sinergi antarklaster pengentasan kemiskinan dalam rangka mendukung Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI).

Keempat, meningkatkan efisiensi belanja subsidi melalui penyesuaian tarif dan pengendalian konsumsi energi.

Kelima, mengantisipasi persiapan tahapan pelaksanaan Pemilu 2014.

Berdasarkan arah kebijakan dan sasaran-sasaran strategis itulah, dalam RAPBN Tahun 2013 mendatang terdapat tujuh kementerian dan lembaga yang akan mendapat alokasi anggaran di atas Rp 20 triliun. Ketujuh kementerian dan lembaga itu adalah: Kementerian Pertahanan dengan alokasi anggaran sebesar Rp 77,7 triliun; Kementerian Pekerjaan Umum Rp 69,1 triliun; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Rp 66 triliun; Kepolisian Negara Republik Indonesia Rp 43,4 triliun; Kementerian Agama Rp 41,7 triliun; Kementerian Perhubungan Rp 31,4 triliun; dan Kementerian Kesehatan sebesar Rp 31,2 triliun.

Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,
Sebagaimana kita maklumi bersama bahwa sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kunci kemajuan setiap bangsa. Tiga kementerian mempunyai peran besar untuk mendukung sasaran ini, adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Kementerian Kesehatan. Dalam rangka akselerasi pembangunan pendidikan, alokasi anggaran pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama akan kita arahkan untuk meningkatkan akses dan memperluas pemerataan pelayanan pendidikan yang bermutu dan terjangkau di semua jenjang pendidikan. Upaya itu, juga akan diikuti dengan peningkatan kualitas pendidikan, dengan meningkatkan proporsi guru yang berkualifikasi dan bersertifikasi.

Alhamdulillah, dalam RAPBN Tahun 2013 mendatang kita tetap dapat memenuhi lagi amanat konstitusi untuk mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN. Kita bersyukur, dari tahun ke tahun alokasi anggaran pendidikan dapat terus kita tingkatkan. Pada tahun 2011 lalu, anggaran pendidikan telah mencapai Rp 266,9 triliun; tahun ini, meningkat menjadi Rp 310,8 triliun; dan tahun 2013 mendatang kita rencanakan sebesar Rp 331,8 triliun atau naik 6,7 persen.

Anggaran pendidikan yang makin besar itu harus kita gunakan dengan sebaik-baiknya, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas jangkauan pemerataan pendidikan. Untuk meningkatkan partisipasi pendidikan di semua jenjang pendidikan, alokasi anggaran pendidikan tetap kita prioritaskan untuk melanjutkan pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi 45,0 juta siswa setingkat SD/MI/Salafiyah Ula dan SMP/MTs/Salafiyah Wustha.

Selain itu, kita juga akan memulai pelaksanaan Pendidikan Menengah Universal (PMU), antara lain melalui penyediaan BOS pendidikan menengah bagi 9,6 juta siswa SMA/SMK/MA. Untuk mendukung pelaksanaan PMU, Pemerintah, sedang mempersiapkan penyediaan guru serta pembangunan sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan. Pelaksanaan PMU diharapkan dapat meningkatkan APK jenjang menengah, memperkecil disparitas antar daerah, dan memperkuat pelayanan pendidikan vokasi.

Melalui anggaran pendidikan itu pula, kita rencanakan pembangunan 216 Unit Sekolah Baru (USB), dan lebih dari 4.550 Ruang Kelas Baru (RKB) SMA/SMK/SMLB. Kita juga melakukan rehabilitasi ruang-ruang kelas SMA/SMK/MA yang rusak, serta memulai rehabilitasi sekitar 23.000 ruang kelas SMA/SMK yang rusak berat, dan sebanyak 30.350 ruang kelas SD/SMP yang rusak sedang. Dengan anggaran pendidikan itu, kita akan melanjutkan penyediaan Bantuan Siswa Miskin (BSM) bagi sekitar 14,3 juta siswa/mahasiswa, dan memberikan beasiswa prestasi bagi sekitar 220 ribu siswa/mahasiswa.

Saudara-saudara,
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, pada tahun 2013 kita akan melanjutkan pelaksanaan sertifikasi guru bagi lebih dari 325 ribu guru di sekolah/madrasah. Pelaksanaan sertifikasi akan didahului dengan Uji Kompetensi bagi Guru yang belum bersertifikasi, untuk memastikan bahwa mereka adalah guru dengan kompetensi profesional dan pedagogik yang memadai. Melalui uji kompetensi ini pula, kita berharap dapat memperoleh gambaran mengenai kebutuhan pelatihan bagi mereka yang nilainya belum memenuhi syarat.

Dengan berbagai langkah kebijakan dan program itulah, insya Allah, pada tahun 2013 mendatang, kita dapat mewujudkan pendidikan yang lebih merata dan lebih berkualitas kepada warga bangsa di seluruh tanah air.

Sementara itu, alokasi anggaran pada Kementerian Kesehatan kita rencanakan antara lain untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi. Sasaran-sasaran yang kita harapkan adalah tercapainya pelayanan Keluarga Berencana (KB) sesuai standar hingga sekitar 90 persen; meningkatnya jumlah Puskesmas perawatan di daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil terdepan yang berpenduduk sebanyak 91 Puskesmas; meningkatnya persentase perawatan balita yang bergizi buruk hingga mencapai 100 persen; serta meningkatnya persentase rumah sakit yang melayani pasien penduduk miskin peserta program Jamkesmas hingga mencapai 90 persen. Dengan alokasi anggaran pada berbagai program dan kegiatan itulah, kita berharap derajat kesehatan masyarakat dapat lebih meningkat di seluruh pelosok tanah air.

Alokasi anggaran pada Kementerian Pertahanan kita prioritaskan untuk mendukung terlaksananya modernisasi dan peningkatan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Anggaran itu, juga kita alokasikan untuk memenuhi fasilitas dan sarana-prasarana dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan kekuatan pokok minimum dengan daya dukung, daya tangkal, dan daya gempur yang tinggi, sehingga memiliki daya penggentar yang kuat. Kita telah menetapkan kebijakan untuk mengutamakan pengadaan alutsista hasil produksi industri dalam negeri. Dengan menggunakan alutsista produksi dalam negeri, kita dapat memacu perkembangan industri, memperluas kesempatan kerja, dan meningkatkan penguasaan teknologi. Selain itu, kita ingin mewujudkan penggunaan kekuatan pertahanan integratif yang mampu mengidentifikasi, menangkal, serta menindak ancaman secara terintegrasi, efektif, dan tepat waktu.

Prioritas alokasi anggaran pada Kepolisian Negara Republik Indonesia kita tujukan untuk menurunkan gangguan kamtibmas, dan melakukan pencegahan terhadap potensi gangguan keamanan baik kualitas maupun kuantitas. Hal ini dapat dilaksanakan dengan antara lain menambah jumlah personel POLRI sebesar 25.000 personel dalam dua tahun, agar POLRI lebih siap dan lebih berkemampuan. Anggaran itu juga kita peruntukkan bagi penanggulangan sumber-sumber penyebab kejahatan, gangguan ketertiban dan konflik di masyarakat.

Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Akhir-akhir ini kita menyadari bahwa pembangunan infrastruktur kita di semua sektor tertinggal, dan sering menjadi penghambat kegiatan ekonomi. Dua kementerian yang langsung terkait dengan pembangunan infrastruktur adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perhubungan.

ada lanjutannya...............

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Malam Pertama Pengantin | Goyang Karawang

Cerita Malam Pertama Pengantin | Goyang Karawang Ini ada beberapa cerita malam pertama pengantin baru , cerita dewasa ‘seks’ pernikahan sepasang pengantin baru, dimana sang mempelai wanita atau sang isteri begitu polosnya. Sehingga ketika malam pertama berlangsung sang suami harus membimbing dulu agar sang isteri paham. Namun setelah sang isteri paham, sang suami malah yang jadi kewalahan menghadapi isterinya di malam pertama tersebut. Cerita malam pertama pengantin ini seru dan menarik untuk dibaca. Mungkin ini bisa bermanfaat khususunya bagi para calon pengantin. Sebuah trik atau tips yang bisa diterapkan jika menghadapi situasi dan kondisi yang sama nantinya. Bagaimana cerita malam pertama pengantin baru ini, silahkan simak kisah selengkapnya berikut ini! Sepasang pengantin baru sedang bersiap menikmati malam pertama mereka. Pengantin perempuan berkata, “Mas, aku masih perawan dan tidak tahu apa-apa tentang seks. Maukah Mas menerangkannya lebih dulu sebelum kita melakukannya?”

DOWNLOAD KUMPULAN MP3 GENDING JAWA DAN LAGU JAWA

 Download Kumpulan MP3 Gending Jawa dan Lagu Jawa DOWNLOAD KUMPULAN MP3 GENDING JAWA DAN LAGU JAWA MP3 GENDHING JAWA http://piwulangjawi.blogspot.com/p/mp3-gending-jawi.html GENDHING-GENDHING JAWA DALAM FORMAT MP3  DIPERSILAHKAN KEPADA STRISNO BUDAYA JAWA UNTUK MENGUNDUH ANEKA GENDHING JAWA KLASIK I : 001.  BENDRONGAN – PUCUNG RUBUH – GANDRUNG MANIS – DANDANGGULA BANJET – ASMARADANA JAKALOLA.mp3 002.  BW. GAMBUH LGM. LELO LEDHUNG – LDR. SARAYUDA – LAGU ONDHE-ONDHE Pl. Br.mp3 003.  BW. LEBDAJIWA – KUTUT MANGGUNG Pl. Br.mp3 004.  BW. MUSTIKENGRAT – GENDHING CANDRA -LDR. SRI HASCARYA – LDR. WESMASTER Sl.9.mp3 005.  BW. SEKAR AGENG SUDIRAWARNA – UDAN BASUKI – LIPUSARI – GAMBUH Sl. Mny.mp3 006.  BW. SUDIRAWARNA – GENDHING WIDASARI – LDR. LIPUR SARI Sl. Mny.mp3 007.  GENDHING BANDILORI – LDR. ELING-ELING – KTW. PRANA ASMARA – SLEPEG MAWA PALARAN Pl. Br.mp3 008.  GENDHING BONANG SLEBRAK PL.5.mp3 009.  GENDHING BUDHENG-BUDHENG – LDR. SARAYUDA Pl.6.mp3 010.  GENDHING