Kasih ... "Sampai Maut Memisahkan Kita"
Kasih Itu Sabar
Sekalipun kita menginginkan supaya kebutuhan-kebutuhan kita terpenuhi dan mimpi-mimpi kita menjadi kenyataan, kita tidak menuntut pemenuhan semua keinginan kita itu terjadi dengan segera. Kita ingatkan diri kita bahwa hubungan yang tidak terus bertumbuh akan mati. Hubungan kita bertumbuh -- karena pernikahan kita itulah kekuatan dan perhatian kita.
Kasih Itu Murah Hati
Kita akan selalu saling mendengarkan satu sama lain. Kita akan memohon kekuatan dari Allah untuk bekerja di dalam kita sementara kita berusaha untuk mengerti dan memenuhi kebutuhan pihak lain.
Ia Tidak Cemburu
Setiap hari kita akan berkata dan mengungkapkan, "Engkau adalah orang yang paling penting dalam hidupku." Dengan merasa aman karena memiliki cinta pasangan kita, kita tidak akan membiarkan hubungan yang renggang mengancam kita.
Ia Tidak Memegahkan Diri dan Tidak Sombong
Karena kita mengetahui bahwa semua talenta dan keberhasilan kita adalah pemberian Allah, tidak ada di antara kita yang harus "menang", atau menjadi "yang paling penting di mata dunia."
Ia Tidak Melakukan yang Tidak Sopan
Kita akan berlaku sopan satu sama lain, penuh pengertian dan perhatian seperti kita memperlakukan tamu yang paling terhormat.
Tidak Mencari Keuntungan Diri Sendiri
Bagi setiap kita, kepentingan pihak lain itu sama pentingnya dengan kepentingan kita.
Ia Tidak Pemarah
Dengan mengenali bahwa kemarahan seringkali disebabkan oleh keberagaman atau kecemasan yang ditekan, kita akan berusaha untuk saling terbuka satu sama lain tentang perasaan kita yang sebenarnya. Karena kita saling melindungi, kita akan mengendalikan kata-kata dan tindakan kita yang mungkin melukai pihak lain.
Tidak Menyimpan Kesalahan Orang Lain
Kadang-kadang kita bisa gagal; kita bisa saling melukai. Namun sebagai orang-orang berdosa yang sudah diampuni, kita pun bisa mengampuni orang yang bersalah kepada kita tanpa melakukan pembalasan dan tanpa menyimpan kesalahan orang lain.
Ia Tidak Bersukacita Karena Ketidakadilan, Tetapi Karena Kebenaran
Karena Kristus hidup di dalam kita, kita dapat saling mendukung dalam mempelajari firman-Nya dan untuk hidup dalam terang-Nya.
Ia Menutupi Segala Sesuatu, Percaya Segala Sesuatu, Mengharapkan Segala Sesuatu, Sabar Menanggung Segala Sesuatu
Kita memberikan komitmen sepenuhnya dan selamanya dalam pernikahan ini dan terhadap satu sama lain. Bahkan ketika saat-saat sulit melanda, kita takkan menyerah; kita akan berjuang, berdoa, mengasihi, dan bertumbuh.
Kasih Tidak Berkesudahan
Kita menjadi satu di dalam Kristus selamanya. (1 Korintus 13:4-8)
"Pada akhirnya setiap manusia akan bertambah tua, keriput,dan akhirnya menghilang. Kenapa mereka harus berjuang dan hidup dengan keras seolah-olah mereka sedang berperang? Kehidupan manusia jika hanya dilihat dari luar adalah harapan dan sia-sia saja. Tapi setelah berfikir tentang kematian aku menjadi sadar, yang paling penting adalah bagaimana menjalani kehidupan. Oleh sebab itu, bahkan jika akhirnya sudah bisa di tebak kita masih bisa bahagia dan menjalankan hidup. Ini sangat sederhana tapi butuh waktu lama untuk menyadarinya."
--Do Min Joo, My Love From Another Star.
--Do Min Joo, My Love From Another Star.
Ibrani 3:4-6: Teguh berpegang pada kepercayaan kita sampai kepada akhirnya
Lebih jauh dalam Ibrani pasal ke-3 kita membaca:
Ibrani 3:4-6
“Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.”
“Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.”
Dan, ayat-ayat selanjutnya:
Ibrani 3:7-14
“Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku." Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa. Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.”
“Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku." Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa. Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.”
Berdasarkan ayat-ayat di atas, apakah mungkin bagi seorang kristiani untuk “murtad dari Allah yang hidup”? Perikop di atas memulai peringatannya dengan berkata, “Waspadalah, hai SAUDARA-SAUDARA”. Jadi, ya, adalah mungkin bagi seorang saudara untuk murtad dari Allah yang hidup.
Selain itu, perhatikan juga dua pernyataan syarat yang ditandai dengan kata “jika” dan “asal”. Kita adalah rumah-Nya, “jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan”. Juga, “kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.” Di sini, kembali kita melihat apa yang sudah kita baca beberapa kali sampai saat ini. Kapankah hari yang terakhir itu? Bila Kristus belum datang kembali semasa hidup kita, maka hari terakhir adalah saat hidup kita berakhir. Atau, pada saat kedatangan-Nya dan terhimpunnya kita bersama dengan Dia. Mereka yang “teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman” mereka, atau mereka yang telah bertanding dalam pertandingan yang baik dan memelihara imannya sampai pada akhirnya akan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Tetapi, mereka yang meninggalkan imannya tidak akan berada di sana. Mereka TIDAK akan “beroleh bagian dalam Kristus”, mereka tidak akan menjadi rumah-Nya. Inilah yang dinyatakan dengan jelas melalui pernyataan “jika” dalam ayat-ayat di atas.
Komentar
Posting Komentar