Demo Buruh Hak, Krisis dan PHK Ambil Hikmahnya
Hari ini, 1 September 2015, puluhan ribu buruh Indonesia dari berbagai serikat buruh akan melakukan demonstrasi untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan. Salah satu tuntutan yang akan disampaikan ialah mendesak pemerintah untuk mencegah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang sudah mulai terjadi di berbagai perusahaan dengan segera mengambil keputusan yang tepat untuk menyelamatkan rupiah yang terdepresiasi luar biasa terhadap dolar Amerika Serikat.
Demo buruh merupakan hak dan sarana untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan. Oleh karena itu, demo buruh harus memperhatikan 5 (lima) hal, yaitu:
Pertama, lakukan demo dengan tertib dan aman. Ini amat penting diperhatikan karena demo menghadirkan kerumunan massa dalam jumlah yang besar, mudah diprovokasi untuk melakukan tindakan anarkis dan mengganggu keamanan.
Kedua, tuntutan disampaikan secara baik dengan tetap menjunjung sopan santun. Walaupun tujuan demo baik untuk memperjuangkan nasib buruh, tetapi kalau caranya tidak baik, maka yang diperjuangkan tidak akan berhasil.
Ketiga, jangan menutup jalan dan menciptakan kemacetan. DKI Jakarta sudah sangat macet setiap hari, kalau demo buruh sampai menutup jalan, maka bukan simpati dan dukungan publik yang diperoleh, tetapi caci maki dan umpatan yang diterima para buruh.
Keempat, jangan melakukan sweeping diberbagai perusahaan dan memaksa buruh lainnya untuk berhenti bekerja dan melakukan demo. Sekali lagi demo bukan kewajiban tetapi hak. Mereka yang tidak mau menggunakan haknya untuk demo, tidak usah dipaksa, karena bisa menimbulkan keributan dikalangan internal buruh.
Kelima, jadikan demo sebagai sarana untuk mengambil hati dan empati seluruh bangsa Indonesia untuk peduli buruh dan peduli Indonesia yang sedang mengalami masalah.
Krisis dan Kerja Cepat
Mata uang rupiah yang mengalami depresiasi terhadap dolar Amerika Serikat, harus diambil hikmah untuk merubah Indonesia dirubah secara fundamental.
Menurut saya, yang lama bekerja di perusahaan swasta sebagai buruh, krisis yang sedang dialami bangsa Indonesia harus dijadikan momentum untuk melakukan perubahan yang mendasar dan bekerja cepat.
Pertama, struktur industri Indonesia harus dirubah, yang selama ini sangat tergantung kepada bahan baku impor, harus dirubah dengan mengusahakan penggunaan bahan baku dalam negeri.
Kedua, investasi harus didorong bukan di pasar modal tetapi ke sektor riil yang bisa membuka lapangan kerja bagi bangsa Indonesia.
Ketiga, pemerintah harus mempercepat realisasi investasi swasta di berbagai sektor untuk membuka lapangan kerja baru dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
Keempat, pemerintah pusat dan daerah harus segera menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai sarana untuk menciptakan lapangan kerja, kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi. Ini sudah dilakukan Presiden Jokowi, tetapi harus semakin didorong perwujudannya.
Kelima, pemerintah pusat dan daerah sudah saatnya membangun usahawan muda dari kalangan yang berpendidikan dengan menggunakan instrumen APBN dan APBD sebagai sarana untuk menciptakan pemerataan dan pertumbuhan yang adil.
Berhentilah menggunakan APBN dan APBD sebagai sarana untuk mendapat komisi dengan menggunakan pengusaha keturunan sebagai kaki tangan.
PHK Ambil Hikmahnya
Pemutusan hubungan kerja yang disingkat PHK, biasanya menjadi momok bagi buruh. Saya pernah mengalami nasib di PHK dan sangat berat waktu itu. Pertama, kehilangan pendapatan (income). Walaupun memperoleh uang pesangon, tetapi tidak bisa bertahan lama karena mempunyai fix cost yang harus dikeluarkan setiap bulan.
Kedua, kehilangan pekerjaan, sehingga bingung mau kerja apa. Ketiga, kehilangan kehormatan. Ternyata bekerja bukan hanya sarana untuk mendapatkan pekerjaan dan uang, tetapi juga sarana untuk mendapatkan kehormatan diri. Tiap hari nongkrong di rumah, mengakibatkan stres dan depresi.
Akan tetapi, mereka yang mengalami PHK harus bangkit. PHK merupakan tekanan hidup yang harus diatasi dengan berpikir positif bahwa dibalik PHK, ada harapan baru untuk bangkit dan maju. Potensi yang dimiliki adalah energi yang harus dikeluarkan untuk mengembangkan diri mencari dan menemukan peluang baru.
Pada saat mengalami PHK perbanyaklah membaca untuk mencari peluang baru, berkomunikasi dengan berbagai kalangan, banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada sang pencipta.
Dari banyak membaca dalam rangka mencari peluang baru dan berkomunikasi dengan berbagai kalangan serta mendekatkan diri kepada Allah, segeralah bergegas mengambil keputusan untuk memilih jalan baru sesuai yang dikehendaki dan diyakini.
Dunia tidak seluas daun kelor, banyak peluang dan rezeki Allah yang terbentang di atas dunia. Asal mau berakit-rakit dahulu insya Allah pasti bersenang-senang kemudian.
Krisis dan PHK yang dialami bisa membuahkan kehidupan yang lebih baik, jika kita berjuang keras dan mengambil hikmah dibalik PHK yang dialami.
Komentar
Posting Komentar