Insiden Celana Dalam
Gilak nih! Gara-gara celana dalam, saya sengsara lahir batin! Semua bermula saat saya lagi jalan-jalan ke Edinburgh di sebuah musim panas yang indah. Semua begitu sempurna, sampai suatu hari saya nonton festival musik…dan bersikeras ingin tahu apakah pemain drumnya pakai celana dalam atau tidak.
Di Edinburgh lagi ada Summer Festival, dan salah satu acaranya adalah pertunjukan musik-musik Scotland gitu. Saya suka banget musik ginian! Plus, para pemain musiknya yang rata-rata berbadan kekar itu pada pakai kilt, pakaian pria Scotland yang bentuknya rok kotak-kotak seatas lutut. Kalau di Jakarta, ini jadi rok seragam SMA swasta kali ya?
Saya pernah baca katanya pria Scotland kalau pakai kilt itu nggak pakai apa-apa lagi di baliknya, nggak pakai celana dalam alias kancut, juga gak pakai koteka! Polos aja gitu, cuma ketutupan kilt selutut. Wow…
Saya agak nggak percaya sih, soalnya biarpun summer suhu udara kalau udah sore dingin juga, plus anginnya… Brrr… saya pakai jeans saja cukup menggigil, apa lagi mereka yang pakai rok pendek? Jadi, saya bertekad untuk membuktikan, apakah benar pria-pria kekar itu tidak memakai celana dalam di balik roknya?
Tapi gimana caranya?
Suatu siang sebuah grup band Scottish memainkan lagu-lagu riang gembira sambil jogetan. Drummernya sampai jejingkrakan! Wah, kesempatan nih… Saya segera mengambil posisi ndlosor, aliar merebahkan diri ke trotoar dengan wajah menghadap ke atas danstand by dengan kamera pocket. Pokoknya udah gaya banget mau memfoto low angle gitu!
Saya sempat merasa ragu, mas drummernya bete nggak ya saya ambil foto dengan posisi begitu? Ssatu detik… dua detik… tiga detik berlalu, rupanya mas drummer tampak tak peduli, masih jingkrak-jingkrak menabuh drum dengan irama menghentak. Oke sip! Saya pun memfokuskan kamera pada sasaran, berusama zoom-in semaksimal mungkin dan ternyata saudara-saudara….
*drum roll*
Beberapa menit kemudian saya kecengklak!!! Pinggang saya melintir… kayak ada otot yang ketarik dan SAKITNYA LUAR BIASA DUNIA AKHERAAAAT!!! AAAAKKKK!!!….
Saya pun terpuruk… jatuh tergeletak di trotoar dalam posisi mlumah, menghadap ke atas. Untuk beberapa detik saya ingin tanah terbelah agar saya bisa nyemplung ke dalam perut bumi. Nggak cuma nahan sakit, TAPI NAHAN MALUNYA ITU NGGAK KETULUNGAN!!!!
Akhirnya setelah mengumpulkan tenaga dan keberanian, saya bangkit. Apa pun yang terjadi, kita tetap harus bangkit dan berjuang bukan? Sambil menahan malu, karena para penonton lain menatap saya dengan penuh rasa ingin tahu, saya berusaha bangkit. Satu… dua… tiga… saya cuma bisa duduk. Belum kuat berdiri. Mengumpulkan kekuatan lagi, barulah… tiga… dua… satu… akhirnya saya bisa berdiri dan pura-pura semua baik-baik saja. Padahal sakit pinggang gak kira-kira…
Malamnya, saya nebeng di rumah teman bernama Scot dan cerita soal insiden ini ke Scot. Eh, dia ngakak dengan keji! Menurut Scot, pinggang saya memang sudah lelah karena menggendong ransel besar sejak dari London, lalu duduk di bis malam selama perjalanan panjang London-Edinburgh, tanpa istirahat sampai Edinburgh langsung jalan kaki kelilingan gendong ransel kecil (day-pack). Jadi begitu saya berposisi aneh, otot-otot pinggang yang sudah kelelahan itu ketarik dan terasa sakit.
Saya manggut-manggut mendengar penjelasannya. Sayangnya waktu itu saya belum kenal Elmore Oil, minyak yang manjur untuk meredakan ketegangan otot. Sekarang sih saya selalu bawa Elmore Oil kalau traveling, dan pas trekking di Pulau Lembata kemarin terbukti tiga orang teman sudah merasakan khasiat minyak ini untuk meredakan pegel-pegel mereka. Ukurang botolnya pas untuk dimasukkan koper atau ransel.
Eh, jadi gimana hasil jepretan foto saya di Edinburgh tadi? Apakah saya berhasil membuktikan pria-pria Scottish itu pakai celana dalam atau tidak? Jawabannya: foto-foto saya blur semua… *kualat *harus-diulang *ada-alasan-ke-edinburgh-lagi
bonusssss>>>
Komentar
Posting Komentar