##Bagaimana Cara Menjadi Orang yang Lebih Spiritual?##
Banyak orang sering bingung antara spiritualitas dengan religius. Ada yang hidup menjalankan keduanya, beragama dan spiritual, ada juga yang beragama tanpa mengerti spiritual, atau menjadi spiritual tanpa beragama. Agama adalah alat untuk mencapai spiritualitas. Agama adalah jalan kepada Tuhan. Spiritualitas juga merupakan jalan menuju Tuhan. Hanya saja keduanya memiliki perbedaan dalam pendekatan. Mari kita kaji lebih banyak, baca terus….
Anda berlatih ilmu tertentu ingin memiliki kesaktian atau kelebihan, apakah itu menunjukkan Anda adalah orang spiritual? Tidak.
Anda berdoa setiap hari, tak pernah absen menjalankan ritual agama, apakah itu menunjukkan Anda adalah orang spiritual? Tidak.
Anda melakukan Yoga dan bermeditasi setiap hari, apakah ini sudah berarti Anda adalah orang spiritual? Tidak juga.
Anda masuk kedalam komunitas agama tertentu dan mengikuti ajaran sesuai golongan itu, apakah ini berarti Anda adalah orang spiritual? Juga tidak.
Anda berdoa setiap hari, tak pernah absen menjalankan ritual agama, apakah itu menunjukkan Anda adalah orang spiritual? Tidak.
Anda melakukan Yoga dan bermeditasi setiap hari, apakah ini sudah berarti Anda adalah orang spiritual? Tidak juga.
Anda masuk kedalam komunitas agama tertentu dan mengikuti ajaran sesuai golongan itu, apakah ini berarti Anda adalah orang spiritual? Juga tidak.
Lantas apa spiritual itu?
Sebenarnya ada perbedaan cukup jelas yang membedakan antara orang religius dengan spiritual. Kita bisa mengujinya dengan satu pertanyaan saja. Jika pahala dan dosa tidak ada apakah Anda masih mau tunduk pada aturan Tuhan, masih hidup harmonis dengan semua makhluk, masih mau melayani sesama? Pertanyaan yang sungguh sederhana, tapi sangat esensil. Jadi mari kita cermati.
Sebenarnya ada perbedaan cukup jelas yang membedakan antara orang religius dengan spiritual. Kita bisa mengujinya dengan satu pertanyaan saja. Jika pahala dan dosa tidak ada apakah Anda masih mau tunduk pada aturan Tuhan, masih hidup harmonis dengan semua makhluk, masih mau melayani sesama? Pertanyaan yang sungguh sederhana, tapi sangat esensil. Jadi mari kita cermati.
Ada 3 golongan besar manusia di Bumi ini :
1. Kelompok orang yang mematuhi aturan Tuhan karena mengejar pahala.
Mereka menjalankan ritual, berbuat baik pada sesama demi pahala. Kelompok ini adalah orang yang mematuhi aturan Tuhan karena takut dengan dosa. Mereka takut dengan kengerian siksa neraka jika membangkang pada Tuhan. Akhirnya mereka dengan terpaksa mematuhi aturan-aturan Tuhan dan melayani sesama karena ‘ketakutan’.
1. Kelompok orang yang mematuhi aturan Tuhan karena mengejar pahala.
Mereka menjalankan ritual, berbuat baik pada sesama demi pahala. Kelompok ini adalah orang yang mematuhi aturan Tuhan karena takut dengan dosa. Mereka takut dengan kengerian siksa neraka jika membangkang pada Tuhan. Akhirnya mereka dengan terpaksa mematuhi aturan-aturan Tuhan dan melayani sesama karena ‘ketakutan’.
2. Kelompok manusia yang memiliki ego tinggi, demi kepentingan sendiri.
Di planet ini, meskipun manusia sudah diiming-imingi dengan pahala serta diancam dengan dosa, tetapi masih banyak manusia menyakiti alam, Bumi tempat tinggalnya, manusia lain, bahkan dirinya sendiri. Polusi di tanah, air, udara, juga di tingkat ether dari pikiran dan emosi negatif manusia. Penganiayaan, pemerkosaan, pembunuhan, anarki, kompetisi, penipuan, diskriminasi, ketidakpedulian. Bahkan manusia tipe ini bersuka ria atas semua itu. Ini sungguh memprihatinkan.
Di planet ini, meskipun manusia sudah diiming-imingi dengan pahala serta diancam dengan dosa, tetapi masih banyak manusia menyakiti alam, Bumi tempat tinggalnya, manusia lain, bahkan dirinya sendiri. Polusi di tanah, air, udara, juga di tingkat ether dari pikiran dan emosi negatif manusia. Penganiayaan, pemerkosaan, pembunuhan, anarki, kompetisi, penipuan, diskriminasi, ketidakpedulian. Bahkan manusia tipe ini bersuka ria atas semua itu. Ini sungguh memprihatinkan.
3. Kelompok orang-orang yang mematuhi aturan Tuhan, hidup harmonis, melayani sesama , tumbuh dari hatinya.
Semua yang mereka lakukan adalah buah ketulusan, bukan karena pahala dan dosa. Mereka melakukannya demi kepentingan bersama. Kelompok terakhir inilah yang disebut dengan manusia spiritual. Mereka sadar dan mengerti inti spiritualitas adalah Kasih dan Kesadaran Universal. Mereka paham bahwa setiap makhluk adalah satu. Dalam hatinya ada keyakinan bahwa jika mereka melayani sesama, mereka akan dilayani, jika mereka menyakiti, mereka akan disakiti, itu sudah jadi ketetapan Tuhan, prinsip dasar, karma, tak perlu iming-iming pahala atau ancaman dosa, murni kesadaran.
Semua yang mereka lakukan adalah buah ketulusan, bukan karena pahala dan dosa. Mereka melakukannya demi kepentingan bersama. Kelompok terakhir inilah yang disebut dengan manusia spiritual. Mereka sadar dan mengerti inti spiritualitas adalah Kasih dan Kesadaran Universal. Mereka paham bahwa setiap makhluk adalah satu. Dalam hatinya ada keyakinan bahwa jika mereka melayani sesama, mereka akan dilayani, jika mereka menyakiti, mereka akan disakiti, itu sudah jadi ketetapan Tuhan, prinsip dasar, karma, tak perlu iming-iming pahala atau ancaman dosa, murni kesadaran.
Dari penjelasan singkat diatas kita bisa menyimpulkan, jika seseorang sudah sampai pada tahap spiritualitas tertentu maka dia akan bisa naik ke tahap pembelajaran berikutnya. Jika pertanyaan yang tadi kita lontarkan pada setiap kelompok manusia di atas, maka kita akan bisa menerka bahwa kelompok ketiga yang akan bisa menjawab dengan yakin, teguh dan tanpa sedikitpun ragu bahwa meskipun ada atau tidak pahala dan dosa, mereka akan senantiasa hidup menaati aturan Tuhan, selaras dengan seluruh makhluk dan melayani sesama dengan tulus.
Jadi, bagaimana belajar menjadi orang yang lebih spiritual?
Spiritual tak ada hubungannya dengan agama manapun. Berbeda dengan religius, spiritualitas adalah murni kualitas jiwa seseorang. Seberapa selaras dia dengan Penciptanya, seberapa harmonis kehidupannya dengan semua makhluk di dunia. Seharusnya agama-agama yang ada di Bumi dijadikan alat untuk mencapai tahapan spiritual, bukan alat untuk saling memusuhi, serta memerangi pemeluk agama lainnya.
Manusia Bumi masih belum mengerti apa arti spiritualitas sesungguhnya. Mereka masih berpikir dalam kotak-kotak yang sempit, belum mampu berpikir universal. Mereka tak menyadari bahwa mereka tak hidup sendiri di alam semesta yang amat luas ini. Hal penting yang harus Anda ingat sendiri ketika Anda mencari pencerahan spiritual adalah, Anda harus berjalan dengan cara Anda sendiri untuk mencari pengalaman, pengalaman inilah yang nantinya menjadi pencerahan. Jangan ikuti apapun atau siapa pun jika Anda tidak merasa nyaman atau bertolak belakang dengan keyakinan Anda, biarkan jiwa yang menuntun Anda. Anda adalah tuan dari takdir Anda sendiri, dan Andalah orang yang menciptakan realitas kehidupan Anda.
Jika Anda ingin menjadi orang yang spiritual, maka biarkan ketulusan menjadi cahaya pembimbing Anda – kebaikan terhadap diri sendiri, terhadap sesama, terhadap hewan dan seisi planet ini. Terimalah bahwa hakikatnya kita semua memiliki cahaya kasih bersumber dari Tuhan yang hadir di dalam diri kita, dan belajarlah untuk menghormati kasih itu sehingga Anda dapat mengetahui dan mengalami kesatuan.
Komentar
Posting Komentar