Langsung ke konten utama

TENTANG EDITORIAL: BEBERAPA ARTIKEL DARI KOMPASIANA.COM

Mengenal Editorial


Oleh Agraemanuela

Dalam penulisan berita, wartawan atau surat kabar tidak boleh memberikan opininya, oleh karena itu dewan redaksi memberikan kesempatan bagi organisasi untuk memberikan pandangannya. Pandangan surat kabar mengenai isu tertentu di tulis dalam bentuk editorial. Editorial merupakan sebuah suara dan sudut pandang dari sebuah perusahan atau organisasi media mengenai isu kepentingan publik. Gagasan dari organisasi media ini ditulis dalam bentuk opini. Dua hal yang identik dari opini menurut Duyile (2005:63) adalah pendapat dari surat kabar yang ditulis untuk pemahaman pembaca dan yang dapat memberikan gambaran pada masyarakat untuk mengambil keputusan mengenai isu yang dibahas. Secara umum, editorial diatur dalam empat langkah yaitu SPECS yang terdiri dari Situation, Position, Evindence, Conclusion, dan Solution. Pertama situation, menyatakan subjek dan posisi anda dalam subjek pendahuluan. Kedua, diskusi berjalan berlawanan dari sudut pandang. Ketiga, buktikan posisi anda dengan rincian bukti-bukti yang berfungsi sebagai pendukung. Terakhir adalah penyampaian kesimpulan dan solusi.
Asal mula penggunaan kata editorial pada tahun 1830, periode dimana editorial adalah istilah yang digunakan sebagai sebutan untuk menunjukan pendapat editor. Pada perkembangannnya pada abad ke 20, cakupan editorial diperluas. Artikel editorial selain berisikan gagasan editor juga dapat menjadi sarana pemberian masukan kepada editor. Beberapa surat kabar mulai menempatkan editorial di kiri sisi halaman, biasanya bagian depan. Dewasa ini editorial muncul pada halaman editorial surat kabar itu, halaman yang meliputi editorial, kolom, artikel opini, review, dan kartun. Jika lebih dari satu halaman opini, yang lain disebut op-ed halaman. Dewan redaksi adalah jajaran staf tertinggi dalam redaksi seperti editor yang dapat menulis editorial. Sebuah editorial menjadi layak cetak apabila yang dibahas dalam edititorial tidak dibahas dalam berita utama. Reputasi dari sebuah organisasi media dapat terlihat dari keakuratan data sebagai materi pendukung dalam editorial. Surat Kabar yang berbeda akan memiliki ide yang berbeda tentang bagaimana mengatur sebuah editorial, meskipun sebagian besar akan mengikuti empat langkah sebelumnya.
Editorial bukan pendapat penulis, tetapi merupakan pendapat dewan redaksi. Oleh karena itu, tidak tepat jika menggunakan kalimat seperti, “Menurut pemikiran saya” dalam penulisan editorial. Pada kenyataannya, kata-kata ini sering melemahkan argumen anda pula. Akan muncul keraguan dalam pemikiran pembaca ketika penulis menggunakan kalimat tersebut.
Jenis editorial dapat dibagi menjadi empat yaitu untuk menjelaskan atau memaparkan, untuk menilai atau mengkritik, mengajak atau mempersuasi, dan pujian. Jenis yang pertama, editorial berbentuk penjelasana atau pemaparan. Tujuan dari editorial disini lebih berupa essai yang berisi penjelasan. Editor berusaha untuk menafsirkan atau menginformasikan fakta atau isu yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat. Dalam lingkup ini, editor sering menggunakan editorial untuk menjelaskan cara media itu menanggapi subjek berita yang sensitif dan kontroversial.
Tujuan kedua dari editorial adalah untuk menilai atau mengkritik. Ini editorial konstruktif mengkritik tindakan, keputusan atau situasi sambil memberkan solusi untuk masalah diidentifikasi. Editorial sebagai evaluasi adalah editorial yang fokus mengevaluasi pada tindakan atau situasi yang sedang membutuhkan perbaikan atau yang patut dipuji. Harapan jangka pendek adalah untuk memberikan pemahaman kepada pembaca untuk melihat masalah yang sedang diangkat. Jika editorial mengkritik, harus selalu konstruktif. Apabila media mengkritik maka media memiliki kewajiban untuk menawarkan solusi alternative atau tindakan. Maka pendapat akan dipercayai oleh masyarakat.
Editorial sebagai persuader merupakan tujuan yang ketiga. Tujuan ini terlihat ketika editorial yang mengajak atau menawarkan solusi spesifik untuk suatu masalah yang sedang dihadapi. Editorila persuasif dapat memberikan kepemimpinan dalam sebuah perubahan. Oleh karena itu, maksud dari editorial ini mengajak untuk segera melihat pada solusinya bukan masalah. Dari paragraf pertama, pembaca akan didorong untuk mengambil tindakan dan sikapn yang positif. Salah satu contoh editorial persuasi adalah dukungan terhadap kinerja politik.
Jenis editorial yang terakhir adalah editorial yang berbentuk pujian. Editorial ini bermaksudkan untuk memuji seseorang atau organisasi yang telah memiliki prestasi atau kinerja yang baik. Dalam editorial ini pun perlu dicantumkan alas an tertentu mengapa orang atau organisasi inti pantas untuk dipuji.

Sekilas Mengenai Editorial


Elfreda Simbolon
Editorial
Editorial adalah suara dari sebuah organisasi media atas isu mengenai kepentingan umum. Okoro, N dan B Agbo (2003:125) mengatakan bahwa editorial adalah evaluasi kritis, interpretasi, dan penyajian yang signifikan dimana peristiwa masa kini dibalut sedemikian rupa sehingga mampu menginformasikan, mendidik, menghibur, dan memengaruhi pembaca. Sejalan dengan itu, Iyorkyaa (1996:14) mendefinisikan editorial sebagai sebuah esai jurnalistik yang mencoba untuk menginformasikan atau menjelaskan, membujuk atau meyakinkan, dan merangsang wawasan dengan cara yang menghibur.
Kualitas sebuah editorial yang baik adalah pertama, editorial harus membawa rasa kelembagaan atau loyalitas yang berarti media seharusnya “berbicara” dalam editorial, bukan sebagai usaha individu. Kedua, bahasa dari editorial harus jelas dan tidak ambigu. Walaupun tujuan dari editorial adalah untuk memengaruhi, mendidik, atau menghibur penonton, bahasa yang digunakan harus dipahami oleh target penonton. Jika tidak, misi dari sebuah editorial tidak akan tercapai. Ketiga, dalam menulis editorial, editor harus selalu tepat. Keempat, editorial harus kaya dengan nilai kemanusiaan. Kelima, sebuah editorial harus mudah diingat dan mampu menarik perhatian. Keenam, setiap editorial harus asli. Ketujuh, editorial harus diteliti dengan baik karena editorial harus didasarkan pada fakta yang konkret dan bukan spekulasi.
Opini Publik
Opini publik merupakan keseluruhan pandangan masyarakat atas isu tertentu. Isu tersebut dapat berasal dari politik, sosial, atau ekonomi. Opini publik berguna jika dimanfaatkan dalam cara-cara berikut, seperti menyediakan sumber daya untuk penentuan citra dari seorang individu atau organisasi, menunjukkan perlunya perubahan sosial, memprediksi masa depan finansial dan perkembangan organisasi, menyediakan bahan baku untuk tujuan penelitian, sebagai alat bantu perumusan kebijakan dan perencanaan dalam masyarakat, dan menetapkan agenda bagi masyarakat.
Format dari sebuah opini publik adalah pertama, melalui media massa dimana masyarakat dapat mengungkapkannya melalui radio, TV, surat kabar, atau majalah. Kedua, kelompok sebaya atau kelompok pemuda dan pemudi yang bergerak bersama dan saling berbagi mengenai hal-hal umum dan pengaruhnya. Ketiga, kelompok penekan dan partai politik. Keempat, simposium dan kuliah umum dimana sebagai wadah brainstorming. Kelima, pemilihan umum, dan keenam orientasi individu atau latar belakang.
Opini dapat berfungsi seperti layaknya editorial. Editorial dalam majalah dan surat kabar masa kini melaksanakan fungsi-fungsi berikut yaitu pertama, mengkritik dan menyerang ekonomi sosial-politik dan dilema moral masyarakat. Kedua, editorial seringkali mencoba untuk melihat sebuah isu dari dua buah sisi. Ketiga, untuk mendiskusikan dan menyelesaikan isu yang sedang hangat, editorial akan membawa isu yang sedang diperdebatkan ke depan dan menyediakan petunjuk yang bersifat intelektual bagi masyarakat. Keempat, editorial membela masyarakat yang tertindas karena pada masyarakat tertentu terdapat kesenjangan ekonomi di dalamnya. Kelima, editorial mendorong atau mendukung sebuah isu penting ke ranah publik. Keenam, editorial mampu membangkitkan para pembuat kebijakan supaya mereka mampu mengatur agenda proaktif untuk pemerintahan yang lebih baik bagi masyarakat. Ketujuh, editorial meyakinkan pembaca agar dapat menerima kebenaran atau kesalahan dari suatu isu.
Isi Editorial
Editorial dan Berita
Editorial berurusan dengan bahan-bahan yang bersifat subjektif sedangkan berita berurusan dengan bahan-bahan yang bersifat objektif. Editorial dapat membangkitkan opini publik yang bersifat mendukung atau menentang isu topik yang sedang hangat. Berita dipengaruhi oleh peristiwa, laporan, dan beberapa faktor lainnya. Faktor-faktor yang memengaruhi berita adalah timeliness, proximity, oddities, prominence, consequences, dan human interest.
Editorial dan Features
Tulisan editorial adalah penelitian yang berorientasi. Hal yang sama juga berlaku untuk menulis feature. Feature adalah artikel jurnalistik yang lebih bersifat kreatif dimana menginformasikan, menjelaskan, menganalisis, dan mengungkapkan isu-isu untuk kepentingan pembaca. Okoro dan Agbo (2003:96) membagi antara feature dan editorial yaitu pertama, feature biasanya membawa nama penulis artikel sedangkan editorial tidak. Kedua, feature dapat disertai ilustrasi, sedangkan editorial dalam beberapa kasus tidak dapat disertai ilustrasi (ilustrasi fotografi). Ketiga, feature biasanya merupakan hasil dari upaya individu sedangkan editorial merupakan hasil dari upaya kelompok yaitu dewan redaksi.
Editorial dan Kolom
Editorial dan kolom memiliki kemiripan yang mencolok. Menulis kolom tidak sama dengan menulis editorial. Kolom adalah sejenis feature yang mengekspresikan kepribadian penulis. Para pembaca akan selalu mengingat ekspresi, gaya, dan perlakuan penulis terhadap isu.
Editorial dibagi ke dalam beberapa tipe, yaitu editorial yang bersifat interpretatif atau menjelaskan isu-isu yang dipertaruhkan oleh fakta-fakta dan tokoh , editorial yang bersifat kontroversi atau editorial ini dikemas untuk misi-misi tertentu, dan editorial yang bersifat mengutarakan atau hanya menyajikan isu yang menyulitkan dan nantinya akan dinilai oleh pembaca.
Sumber Bahan Editorial
Dalam penulisan editorial, penelitian yang menyeluruh dan komprehensif diperlukan untuk menafsirkan atau menganalisis fenomena berita dari perspektif editorial. Penelitian merupakan hal yang paling penting dalam penulisan editorial. Penulis editorial dapat menggunakan penelitian survei dalam penyelidikannya. Penelitian lapangan yang menuntut pengalaman langsung dari fenomena sosial juga dapat membantu penulis editorial dalam pengumpulan data. Penulis editorial yang memiliki subjek penelitian yang berkaitan dengan sejarah akan mendapatkan gambaran atau perspektif yang jelas tentang apa yang terjadi di masa lalu, yang berarti gambaran tersebut akan menjadi panduan penulis dalam menganalisis masa kini dan memprediksi masa depan.
Bahan editorial bersumber dari peristiwa penting, yang nantinya dapat diberitakan di media massa. Sumber lainnya adalah internet, artinya penulis dapat menelusuri data melalui internet dan mengunduh bahan yang relevan untuk memperkaya bahan editorialnya. Selain itu, melalui catatan dimana editorial dapat menggunakan sumber yang lain seperti jurnal, biografi, konstitusi, dan lain-lain.
Karakteristik Editorial
Hal-hal yang harus dimiliki sebuah editorial yaitu pertama, pendahuluan, isi, dan kesimpulan. Kedua, penjelasan objektif atas sebuah isu, terutama isu yang kompleks. Ketiga, sudut pandang atas suatu berita. Keempat, opini yang berasal dari pandangan yang berbeda yang menyanggah secara langsung isu yang sama dengan yang penulis sebutkan. Kelima, dalam editorial opini penulis disampaikan dengan cara profesional. Keenam, solusi alternatif terhadap suatu isu dapat dikritisi. Ketujuh, opini penulis dirangkum menjadi kesimpulan yang padat dan ringkas.
Empat hal yang dilakukan editorial yaitu pertama, menjelaskan atau menginterpretasikan, mengkritisi, mengajak, dan menyanjung. Menjelaskan berarti editor menggunakan editorial untuk menjelaskan bagaimana surat kabar menutupi topik yang sensitif atau kontroversial sedangkan mengkritisi berarti mengkritik tindakan, keputusan atau situasi namun juga sekaligus memberikan solusi atas suatu masalah. Mengajak berarti editorial bertujuan untuk melihat solusi bukan masalah, dan menyanjung berarti editorial menghargai masyarakat dan organisasi atas tercapainya suatu hal.
Dalam menulis editorial, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan yaitu mengambil topik penting yang mempunyai sudut pandang berita dan menarik perhatian pembaca, mengumpulkan informasi dan fakta dengan cara melakukan penelitian, menyatakan opini penulis secara singkat dalam tesis, menjelaskan isu secara objektif, artinya sebagai reporter penulis mampu menjelaskan mengapa situasi tersebut begitu penting, memberikan pandangan yang berbeda dengan kutipan dan faktanya, menolak sisi lain dan mengembangkan isu penulis dengan menggunakan fakta, detail, gambar, dan kutipan, artinya isu yang diangkat oleh penulis harus memiliki beberapa poin penting agar membuat isu tersebut terlihat rasional, mengulangi kata kunci untuk memperkuat ide di dalam pikiran pembaca, memberikan solusi yang realistis terhadap isu yang melampaui pengetahuan umum, menutup dengan kesimpulan yang menyatakan kembali pernyataan tesis, dan menyatakan isu tersebut dalam 500 kata.
Sumber :
Alan Weintraut. Writing an editorial (compilation)
Ate, Andrew Asan. 2008. Editorial Writing. Nigeria: National Open University of Nigeria
 



Apa dan Bagaimana Editorial Itu?

Arum Narwastu

Editorial adalah artikel yang menyajikan pendapat surat kabar terhadap suatu isu. Artikel ini mencerminkan suara mayoritas dari para dewan redaksi, dewan redaksi surat kabar terdiri dari editor dan manajer bisnis. Editorial biasanya unsigned atau diterbitkan tanpa byline (nama penulis) karena editorial mewakili pendapat surat kabar, bukan penulis.
Surat kabar itu adalah suara dari masyarakat sedangkan editorial adalah suara dari koran. Suara ini dapat memberi informasi kepada pembaca, merangsang pemikiran, mencetak opini dan kadang-kadang menggerakkan orang untuk bertindak. Umumnya, editorial menawarkan solusi spesifik untuk suatu masalah yang tengah dirasakan. Dalam editorial, redaksi mengharapkan tindakan segera daripada pemahaman situasi.
Bentuk dan isi editorial dipengaruhi oleh kebijakan dan filosofi surat kabar, struktur kepemilikan dan lingkungan politik dimana koran beroperasi. Terdapat tiga jenis editorial. Pertama adalah Interpretative Editorial. Ini adalah jenis editorial yang ditulis dengan misi utama untuk menjelaskan isu-isu yang dipertaruhkan oleh fakta-fakta dan figur untuk memberikan penerangan dan pengetahuan.  Editorial interpretatif bisa positif, negatif atau bahkan netral dalam pendekatan atau postur tergantung pada keadaan dan perlakuan penulis editorial terhadap suatu isu.
Kedua, Controversial Editorial. Controversial Editorial adalah jenis editorial yang dikemas dengan misi tertentu atau mandat untuk menyebarkan sudut pandang tertentu. Editorial yang kontroversial digunakan untuk meyakinkan pembaca pada keinginan atau keniscayaan isu tertentu sementara sudut pandang yang berlawanan akan digambarkan secara buruk.
Jenis yang terakhir adalah Explanatory Editorial. Editorial ini hanya menyajikan masalah untuk dinilai oleh pembaca. Jenis editorial ini hanya membuka dan memprovokasi pikiran pembaca mengenai masalah kepentingan sosial-politik dan ekonomi untuk menarik perhatian pembaca dan memungkinkan mereka untuk menilai. Explanatory Editorial mengidentifikasi masalah, menjelaskannya dan memungkinkan pembaca untuk mencari solusi untuk itu.
Editorial dikatakan baik jika memenuhi beberapa kriteria. Beberapa kriteria tersebut antara lain, sebuah editorial harus membawa rasa kelembagaan, artinya suara yang harus didengar “berbicara” dalam editorial adalah suara media dan bukan suara individu. Bahasa editorial harus jelas dan tidak ambigu. Tujuan editorial harus ditentukan, apakah untuk mempengaruhi penonton, mendidik atau menghibur mereka. Bahasa dalam editorial harus dipahami oleh target audiens. Jika tidak, misi editorial tidak akan tercapai.
Dalam menulis editorial, editorialist harus selalu tepat. Katakan apa yang ingin Anda katakan tanpa perlu menghabiskan banyak ruang. Hindari “verbosity and circumlocution” (penggunaan terlalu banyak kata).
Sebuah editorial harus kaya nilai human interest. Hal ini karena orang biasanya tertarik dalam urusan sesama manusia. Selain itu, editorial juga harus menarik dan menangkap perhatian. Editorial yang buruk dan lemah tidak akan dapat memberikan efek yang diinginkan pada target pembaca. Teknik persuasif dapat digunakan untuk tujuan ini. Setiap editorial harus asli dalam gaya dan substansi. Artinya tidak ada plagiasi dari media yang lain
Sebuah editorial harus diteliti dengan baik. Faktor ketepatan waktu atau kebaruan dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif menjadi master piece editorial untuk diproduksi. Editorial harus didasarkan pada fakta-fakta konkret, bukan spekulasi. Seorang penulis editorial harus memeriksa fakta untuk memastikan tingkat kredibilitas editorialnya.
Opini Publik dan Editorial
Opini publik merupakan keseluruhan pandangan dari anggota masyarakat terhadap suatu masalah. Masalah ini meliputi masalah politik, sosial ataupun masalah ekonomi yang memiliki hubungan secara signifikan dengan publik. Terdapat hubungan yang mencolok antara opini publik dan editorial. Isu di media massa, mungkin akan disetujui masyarakat ketika isu tersebut mulai meledak dalam lingkup publik. Untuk hal-hal seperti inilah editorial hadir untuk mendukung maupun menentang pandangan yang ada dalam opini publik.
Secara garis besar, editorial dalam surat kabar biasanya melakukan beberapa hal, seperti, mengkritik atau menyerang dilema sosial-politik ekonomi dan moral masyarakat. Selain itu editorial juga memberikan pengetahuan baru pada hari itu. Dengan melemparkan lebih banyak sudut pandang untuk masalah yang kompleks, editorial sering mencoba untuk melihat dua sisi dari sebuah isu. Mereka menyoroti dan menganalisis kekuatan dan kelemahan isu-isu publik sementara pengajuan solusi untuk kompleks isu-isu yang menjadi perhatian publik.
Editorial seringkali membawa masalah baru untuk bisa diperdebatkan dan memberikan arahan intelektual bagi masyarakat untuk membahas dan menyelesaikan masalah tersebut.
Editorial akan membela underdog di masyarakat, mendukung isu penting publik, dan turut memengaruhi perumusan kebijakan atau pengambilan keputusan atas masalah tertentu.
Editorial dan Berita (News)
Berita menceritakan peristiwa yang faktual dan aktual untuk memungkinkan masyarakat memperoleh informasi mengenai kehidupannya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Beberapa faktor yang menjadi nilai dalam berita antara lain adalah ketepatan waktu (timeliness), kedekatan (proximity), keanehan (oddities), nama membuat berita (prominence), konsekuensi (consequences) dan human interest.
Berita berurusan dengan pandangan objektif, sementara editorial berurusan dengan pandangan subjektif. Editorial dapat membangkitkan opini publik yang mendukung atau menentang suatu isu.
Editorial dan Features
Features adalah artikel jurnalistik kreatif yang menginformasikan, menjelaskan, menganalisis, menafsirkan, dan mengekspos suatu masalah. Tulisan editorial adalah penelitian yang berorientasi, hal yang sama juga berlaku untuk features. Meskipun begitu, terdapat titik perpisahan antara features dan editorial. Kebanyakan features membawa bylines, artinya nama penulis akan dicantumkan dalam tulisan tersebut. Hal ini berbeda dari editorial yang tidak membawa bylines.
Features dapat disertai dengan ilustrasi gambar. Sebaliknya dalam kebanyakan kasus, editorial tidak digambarkan (ilustrasi fotografi). Features biasanya hasil dari upaya individu, sementara editorial adalah hasil dari upaya kelompok, yaitu dewan editorial.
Editorial dan Kolom
Editorial adalah artikel atau esai jurnalistik yang kritis dan rasional yang bersifat menginformasikan, mendidik dan menghibur pembaca pada masalah sosial-politik dan ekonomi. Sedangkan sebuah kolom merupakan sebuah artikel yang membawa kepribadian, gaya, dan identitas pribadi penulis. Kolom sebagai sebuah artikel, pada khususnya subjek atau oleh seorang penulis tertentu, secara teratur muncul di koran atau majalah.
Editorial dan kolom memiliki kemiripan yang mencolok dalam gaya dan substansi terutama urusan kolom publik. Namun, editorial masih memiliki rasa kelembagaan, sementara kolom memiliki rasa pribadi. Dalam menulis editorial, kata “kita” atau nama surat kabar atau majalah sering digunakan sebagai pengesahan dari kepedulian perusahaan sementara “saya” yang digunakan dalam kolom untuk menampilkan daya tarik pribadi.
Sumber:
Ate, Andrew Asan. 2008. Editorial Writing. Nigeria: National Open University of Nigeria.
Smith, Dianne. Editorial Writing (Compilation).
Weintraut, Alan. Writing an Editorial.
 






Editorial Berperan Kuat Membentuk Opini Publik


Mega Latu




Editorial merupakan tulisan yang mengungkapkan pendapat atau suara dari perusahaan atau organisasi media surat kabar atau majalah mengenai beberapa pokok permasalahan (persoalan) yang aktual, faktual, fenomenal, ataupun kontroversial yang berkembang di masyarakat dari aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, olah raga bahkan hingga entertainment dengan mengekspresikan opini atau pendapat dari sebuah perusahaan/instansi/organisasi media tertentu. Opini tersebut kemudian dapat menjadi suatu reaksi terhadap masyarakat atas berita-berita, kejadian, atau isu-isu terjadi yang telah disajikan, dimana hanya ditulis untuk mendapat pemahaman pembaca, sehingga pembaca dapat mengambil keputusan mengenai isu, peristiwa, atau permasalahan yang dibahas.
Berbicara mengenai editorial, menurut KBBI online editorial adalah ; mengenai atau berhubungan dengan editor/pengeditan (pekerjaan); artikel dari surat kabar/majalah yang mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar (majalah) tersebut, mengenai beberapa pokok masalah ; tajuk rencana.
Editorial juga dapat berisikan argumen untuk mendukung suatu kebijakan, tindakan, atau ide, dimana dapat menjadi argumen yang logis, kritis, evaluatif dan interpretatif yang disusun sedemikian rupa untuk menginformasikan, mendidik, menghibur dan mempengaruhi pembaca untuk menanggapi ide, peristiwa, kebijakan atau tindakan yang berdasarkan fakta yang ada dengan menunjukkan penalaran yang diberikan surat kabar.
Editorial dapat dibedakan atas tiga jenis, berdasarkan isinya ; Pertama, editorial yang menjelaskan (explain). Editorial ini sering digunakan untuk menjelaskan cara media menutupi subyek/topik yang sensitif atau kontroversional dan untuk menjelaskan situas-situasi baru yang berlangsung di seputar media tersebut. Kedua, editorial yang mengkritik (evaluate). Editorial ini menghadirkan kritik terhadap tindakan, keputusan, maupun situasi yang sifatnya membangun sembari menyediakan solusi bagi masalah yang diidentifikasi, dengan tujuan mendorong pembaca untuk melihat masalah, bukan solusinya. Ketiga, editorial yang persuasif (persuade). Model ini bertujuan untuk menyoroti solusi, bukan masalah. Umumnya, pembaca (institusi, organisasi tertentu (pemerintah)) akan didorong untuk mengambil tindakan spesifik yang nyata terhadap suatu masalah.
Karena editorial merupakan suara dari lembaga, perusahaan, instansi, atau organisasi media, maka editorial tidak ditulis dengan mencantumkan nama penulisnya, seperti halnya menulis berita atau feature. Idealnya sebelum melakukan penulisan editorial, sebaiknya segenap insan media terlebih dahulu mengadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang berkompeten, untuk menentukan pilihan dan keputusan bersama terhadap suatu permasalahan krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan pemerintahan untuk dijadikan sebuah tulisan, karena editorial merupakan tulisan yang berdasarkan dari pemikiran kolektif dari segenap awak media.
Secara tekhnik penulisan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis sebuah editorial antara lain ; (1) pengantar, isi, dan kesimpulan, (2) penjelasan yang objektif mengenai isu, peristiwa, dan permasalahan tertentu, (3) sudut pandang berita ditulis dengan akurat, (4) editorial yang baik mengangkat isu/berita/peristiwa, bukan personalitas, (5) tidak menyebutkan nama panggilan/julukan, (6) memberikan solusi alternatif kepada masalah/isu yang sedang diangkat, (7) memberikan kritik yang membangun, sekaligus memberikan solusi. (8) memberikan kesimpulan yang padat, jelas dan singkat.
Oleh sebab itu untuk melakukan penulisan editorial yang baik dan profesional, penulis harus memperhatikan prinsip-prinsip dari penulisan editorial, diantaranya penulis harus mengerti bahwa editorial merupakan pandangan sebuah lembaga/perusahaan/institusi bukan pandangan pribadi, sehingga penulis harus memahami secara benar karakter, visi dan misi media yang bersangkutan. Selain itu penulis juga harus memahami bahwa editorial harus mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan sebaiknya menghindari pemaparan yang bersifat menggurui dan menganggap pembaca tidak memahami isu yang terjadi.
Kemudian, topik, arah, dan permasalahan yang akan diangkat harus dibicarakan secra kolektif dengan tim redaksi. Selain itu, juga jangan menjadikan editorial hanya sekadar penghias atau pelengkap halaman saja, namun berusaha dapat menyajikan pendapat/pemaparan tentang berita/isu yang sedang hangat, menggunakan pemakaian kalimat yang ringkas, padat, jelas, lugas, dan langsung ke pokok persoalan, tidak bertele-tele dan berputar-putar, sehingga tulisan tersebut dapat menarik minat pembaca.
Hal tersebut pada hakikatnya, editorial merupakan sebuah analisa singkat yang diperlukan pengerjaan yang serius berupa argumentasi yang valid dan solid, sehingga memperkaya refrensi-refrensi yang lengkap dan representatif sangat diperlukan dalam penulisan editorial. Space yang tersedia juga terbatas, oleh karena itu penulis harus menghindari penulisan latar belakang permasalahan secara berlebihan, serta yang paling terpenting pemaparan editorial harus berpijak pada kebenaran.
Dari semua penjelasan yang telah terpapar sudah jelas terlihat bahwa editorial memiliki peran dan fungsi pembentuk opini publik yang kuat di media massa. Hal tersebut tentu saja dapat terealisasi, karena media massa berfungsi sebagai salah satu kekuatan terkemuka dalam pembentukan opini publik. Selama interpretasi masyarakat tetap menganggap editorial dan tulisan opini itu penting, maka editorial tersebut juga akan tetap memiliki eksistensinya di tengah masyarakat dan dapat terus menjadi relevan di segala usia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RINGKASAN CERITA ANOMAN DUTA (SANG UTUSAN )

RINGKASAN CERITA ANOMAN DUTA (SANG UTUSAN ) Prabu Dasamuka menyerahkan Dewi Sinta yang diculiknya, di bawah pengawasan Dewi Trijata di Taman Argasoka, kemenakannya. Sementara Regawa alias Rama terus mencari istrinya yang hilang. Ia sudah mendapat petunjuk dari Jatayu bahwa Sinta diculik raja Alengka bernama Prabu Dasamuka. Perjalan Rama ke Alengka disertai Laksamana, adiknya, dan Prabu Sugriwa serta seluruh bala tentara Kerajaan Guwakiskenda. Setelah membangun perkemahan di daerah Mangliawan, Ramawijaya mengutus Anoman untuk menjadi duta, menemui Dewi Sinta di Keraton Alengka. Hal ini membuat iri Anggada, sehingga terjadi perkelahian dengan Anoman. Rama kemudian menyadarkan Anggada, bahwa nanti akan ada tugas penting lainnya bagi Anggada. Perjalanan Anoman ke Alengka ternyata penuh hambatan. Mulanya ia berjumpa dengan Dewi Sayempraba, salah seorang istri Prabu Dasamuka. Anoman dirayu, dan diberi hidangan buah-buahan beracun. Akibatnya Anoman menjadi buta. Untunglah ia ditol

DOWNLOAD KUMPULAN MP3 GENDING JAWA DAN LAGU JAWA

 Download Kumpulan MP3 Gending Jawa dan Lagu Jawa DOWNLOAD KUMPULAN MP3 GENDING JAWA DAN LAGU JAWA MP3 GENDHING JAWA http://piwulangjawi.blogspot.com/p/mp3-gending-jawi.html GENDHING-GENDHING JAWA DALAM FORMAT MP3  DIPERSILAHKAN KEPADA STRISNO BUDAYA JAWA UNTUK MENGUNDUH ANEKA GENDHING JAWA KLASIK I : 001.  BENDRONGAN – PUCUNG RUBUH – GANDRUNG MANIS – DANDANGGULA BANJET – ASMARADANA JAKALOLA.mp3 002.  BW. GAMBUH LGM. LELO LEDHUNG – LDR. SARAYUDA – LAGU ONDHE-ONDHE Pl. Br.mp3 003.  BW. LEBDAJIWA – KUTUT MANGGUNG Pl. Br.mp3 004.  BW. MUSTIKENGRAT – GENDHING CANDRA -LDR. SRI HASCARYA – LDR. WESMASTER Sl.9.mp3 005.  BW. SEKAR AGENG SUDIRAWARNA – UDAN BASUKI – LIPUSARI – GAMBUH Sl. Mny.mp3 006.  BW. SUDIRAWARNA – GENDHING WIDASARI – LDR. LIPUR SARI Sl. Mny.mp3 007.  GENDHING BANDILORI – LDR. ELING-ELING – KTW. PRANA ASMARA – SLEPEG MAWA PALARAN Pl. Br.mp3 008.  GENDHING BONANG SLEBRAK PL.5.mp3 009.  GENDHING BUDHENG-BUDHENG – LDR. SARAYUDA Pl.6.mp3 010.  GENDHING