Langsung ke konten utama

Ida Arimurti: Kisah Konglomerat yang Ditolak dan Segerobak Bunga dari Pengemar Fanatik

Ida Arimurti: Kisah Konglomerat yang Ditolak dan Segerobak Bunga dari Pengemar Fanatik


Kita berusaha, Allah berkehendak. Pepatah itu sepertinya persis sekali dengan perjalanan hidup seorang Ida Arimurti. Siapa yang tidak mengenal wanita cantik kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 17 Desember  ini. Penyiar radio dan televisi, MC,dubber, dan belakangan berkecimpung dalam dunia wirausaha.
Kompasianers, kiprahnya di dunia radio tak sengaja dilakukan. Kisahnya terjadi saat Ida masih berseragam putih abu-abu alias SMU (dulu Sekolah Menengah Atas, SMA) di SMU 30, Rawasari, Jakarta Pusat. Temannya ingin menjadi penyiar radio Amigos. Saat mengantar temannya ke radio yang bermarkas di jalan Wijaya itu, penyiar Amigos, Leo Kresnapaty, justru menawari Ida untuk menjadi penyiar.

Begitu aku coba, eh, malah aku yang diterima,” katanya mengingat pada 1982, ketika pertama kali memulai siaran di Amigos. “Meski temanku nggak diterima, ia nggak marah. Justru ia malah bangga aku kemudian jadi penyiar kondang,” tambah wanita ini sambil tertawa.


Di Amigos, Ida berjumpa dengan Bens Leo, pria yang belakangan dikenal sebagai pengamat musik terkenal di tanah air. Di radio ini, ia belajar banyak, baik itu teknik siaran maupun suara. Harap maklum, pada saat masuk, ilmu radionya nol besar. Namun, tekad yang kuat, membuat dirinya langsung menjadi penyiar yang dinantikan oleh banyak pendengar.

Kompasianers, dua tahun bersiaran di Amigos, Ida ‘dibajak’ ke Radio Prambors. Di radio yang dahulu bermarkas di jalan Borobudur 4, Jakarta Pusat ini, namanya menjulang. Bak bintang film atau sinetron sekarang ini, Ida pun menjadi idola. Kepopulerannya ini membuat TVRI yang dahulu cuma satu-satunya televisi di Indonesia, merekrutnya menjadi penyiar di programa 2 TVRI Jakarta dan penyiar TVRI Nasional.

Alhamdulillah. Semua itu  aku syukuri. Niat aku bekerja itu adalah bekarya, bukan karena rutinitas saja, tetapi harus punya prestasi, sehingga perusahaan bisa melihatku sebagai aset.”

Saat di Prambors pada 1984, Ida dibayar Rp 5.000 per jam. Dalam seminggu, ia bersiaran selama 4 sampai 6 jam. Jadi, honornya sebulan sekitar Rp 500 ribuan. Zaman itu, angka itu cukup besar untuk honor seorang penyiar. Menurutnya, setiap tahun honornya terus dinaikkan. Tak heran, dalam 2 tahun siaran, ia bisa membeli Starlet seharga 25 juta perak dan mencicil rumah di Jatibening, Bekasi.

Kata perusahaan, aku termasuk penyiar termahal,” ungkapnya tanpa bermaksud menyombongkan diri. Sebab, faktanya, nama Ida memiliki nilai jual di radio. Rating program radio yang ada namanya, selalu menjulang. Sampai ketika pindah ke Group Delta, ia selalu bersiaran di jam primetime. Maklum, banyak agency yang pasang iklan di program acara dimana penyiarnya Ida Arimurti. “Makanya jangan heran, aku selalu dapat bonus besar,” akunya sambil tertawa lagi.

Kompasianers, bukan dari siaran saja honor yang didapat Ida. Tentu Anda tahu, pekerjaan sampingan jadi penyiar adalah menjadi MC. Tentu Anda tahu, 1 hari dalam setahun ada 365 hari. Namun dalam setahun, ia pernah mendapatkan job MC sebanyak 400 kali. Bayangkan jika siangnya ia  diundang perusahaan A, lalu malamnya diundang perusahaan B. Belum termasuk honor yang didapat dari menjual suaranya dengan menjadi dubber.



Bagi Ida, siaran radio ibarat darah nadi. Saking cintanya, waktu 24 jam tidaklah cukup untuk melakukan untuk radio. Memang, wanita ini begitu total ketika bersiaran. Resep itulah yang membuatnya cukup dikenal sampai saat ini. Totalitas itu pula yang menjadikan karirnya terus melesat, dari penyiar Prambors (1984-1994), Female (1994-2002), dan kemudian pada 2004 dipercaya menjadi Direktur Woman Radio.

Dengan jabatan sebagai Direktur, praktis penghasilannya berlipat-lipat dibanding menjadi penyiar. Namun, posisi tinggi di Female tersebut jelas merupakan konsekuensi logis yang memang sudah seharusnya ia dapatkan, mengingat kerja keras dan komitmennya selama ini di radio.

 “Alhamdulillah, aku membangun radio ini (Woman Radio-pen) mulai dari nol sampai kemudian cukup dikenal orang.”

Kompasianers, disiplin, tepat waktu, dan bertanggung jawab adalah resep sukses seorang Ida Arimurti agar bisa sukses di dunia radio dan tentu saja di profesi lain. “Dalam dunia radio, sedetik itu berharga. Jadi kalo kita tidak disiplin dan tepat waktu, sulit untuk berhasil,” jelas wanita yang sempat membawakan program TRAX (TVRI) bersama Erwin Parengkuan, dimana saat itu bersaing dengan program musik Rocket(RCTI) yang dibawakan oleh Jeffry Woworuntu dan Gladys Suwandi.

Tambah Ida, jadi penyiar itu tidak boleh setengah-setengah. Maksudnya, jangan sekadar suka siaran, tetapi harus melakukan sesuatu yang berbeda. “Jangan cuma datang, lalu siaran. Namun kita harus tahu detail tentang profesi kita dan belajar mengenai dunia penyiaran, termasuk manajemen. Dengan begitu, wawasan kita luas.”
Resep lain dari seorang penyiar, jelas tahu tentang dunia musik dan punya sense of humor alias selera humor. Mengenai selera humor ini, menurut Ida sangat penting. Sebab, ketika kita menginterview narasumber dan kita tidak punya selera humor, otomatis wawancara tersebut akan kering dan tidak cair. Hal itu jelas akan membosankan pendengar, pun pada diri narasumber itu.

Kerja keras Ida tentu ada konsekuensi lain yang dipertaruhkan, apa lagi kalo bukan masalah berkeluarga. Ia sadar, bahwa ia terlambat menikah. Padahal ia bukan tidak suka menikah tepat waktu atau ia termasuk wanita pilih-pilih pasangan. “Soalnya kalo ada cowok yang dekat sama aku bawanya ngajak kawin terus,” akunya. Salah satu pria yang dekat dengannya dan mengajak kawin adalah seorang pengusaha kaya dan termasuk konglomerat pribumi tersohor di tanah air.

Dulu aku memang lugu, nggak neko-neko gitu. Pacaran baik-baik. Nggak pernah ciuman. Eh, begitu diajakin serius, malah kabur. Aneh nggak sih?

Kompasianers, suara Ida yang lembut dan seksi, membuat pendengar selalu klepek-klepek. Saat di Prambors, ia selalu mendapatkan 3 surat per hari, dan paling banyak 10 surat. Isi surat itu rata-rata selain memuji suaranya, suka gaya siarannya, kelanjutan cerita Catatan Si Boy, Dairy, juga pertanyaan-pertanyaan yang ‘menjurus-jurus’ tentang masalah pribadi. “Ya, kebanyakan surat cinta gitu, deh.

Tak seperti kebanyakan idola pada fans-nya, Ida termasuk orang yang rajin membalas semua surat yang dikirimkan kepadanya. Hebatnya, surat-surat itu ditulis tangannya sendiri, bukan balasan surat yang berasal dari satu surat yang di-foto copy (baca: diperbanyak dengan cara foto copy). Ia pun menyisihkan ektra uang untuk membeli perangko jika ada penggemarnya yang tidak menyertakan perangko balasan.
Soal perangko, no problem. Kan memang aku budgetkan.”

Begitu banyak pendengar yang menjadi penggemar fanatik. Tak cuma konglomerat itu. Ada seorang pengemar yang membuat dirinya ketakutan, dimana ia selalu mengirimkan faks setiap hari. Penggemar fanatik ini mulai tergila-gila dengan Ida saat masih bersiaran di Prambors sampai ketika pindah di Delta FM.

Selain mengirim faks, penggemar fanatik ini sempat mengirimkan diary yang seluruh halamannya sudah ditulis penuh olehnya. Isi dairy itu tentang imajinasinya tentang Ida, mulai saat ia kenalan, pacaran, married, dan punya dua anak. Bahkan, ia berimajinasi pada saat bercinta.

Pernah orang ini ngikutin aku sampai ke mal. Sampai di eskalator, ia berdiri di sampingku sambil memegang tangangku. Ia mengatakan benar-benar jatuh cinta sama aku,” kenangnya saat masih bersiaran di Female, dimana kantornya di Plaza Bintaro, Tanggerang. “Saking panik, aku berusaha untuk menghindar dan lari.”

Ida mengerti, pengemar fanatik seperti itu tidak bisa diperlakukan kasar. Sebab, hal itu justru akan membahayakan dirinya. Makanya, jika terpaksa bertemu, ia harus bersikap bagi. Begitu ada kesempatan, ia coba menghindar. Percaya tak percaya, saking tahu Ida adalah ‘aset’ bagi perusahaan, pimpinan Prambors sempat menggaji seorang satpam untuk selalu mengawal kemana pun Ida pergi.
Kalo nggak salah, nama satpamnya pak Sardi.”

Kompasianers, penggemar fanatik yang sehari-hari bekerja sebagai PNS di Departemen Keuangan ini hampir setiap hari ke markas Prambors. Makanya, setiap kali habis siaran, Ida selalu dikawal pak Sardi keluar lewat jalan belakang. “Wah, kayak main petak umpet gitu, deh.”

Suatu kali, penggemar fanatik ini mengirimkan bunga pada saat Ida ulang tahun.  Jika bunganya cuma setangkai barangkali biasa. Namun yang terjadi, ia mengirimkan bunga segerobak, sebanyak usia Ida pada saat itu. Hebatnya, bunga-bunga itu komplit dikirim dengan menggunakan pot-potnya.

Pernah pula ia kirim bunga ke hotel saat aku jadi MC. Awalnya aku bingung dibilangi resepsionis ada yang kirim bunga. Eh, ternyata pengemar fanatikku itu yang kirim. Aku bingung dari mana dia tahu aku lagi jadi MC di hotel ini. Ternyata aku sempat keceplosan ngomong, nanti malam bakal jadi MC di hotel itu,” jelas wanita yang sempat menjadi tokoh Ina di acara Catatan Si Boy saat di Prambors ini.

Masih banyak kisah penggemar yang mebuat Ida ‘ketakutan’. Pernah ia dimarah-marahi oleh seorang wanita, gara-gara suaminya menyimpan foto Ida di dalam dompet. Wanita itu bertanya tentang hubungan Ida dengan suaminya itu. Tentu Ida cuma senyam-senyum, karena suami si wanita itu adalah penggemar fanatik Ida.

Entah dapat dari majalah mana, fotoku digunting dan dimasukkan dalam dompet. Yang bikin marah si istri, karena fotonya yang ada di dalam dompet itu diperlihatkan,” papar Ida yang juga sempat mendapatkan ‘teror’ melalui telepon ini. “Saat ini, aku dan wanita ini berkawan di FB. Namun, ia masih nggak habis pikir, suaminya masih tergila-gila dengan aku dan selalu membandingkan dia dengan aku.

Kisah tentang penggemar ini, menurut Ida ada yang lebih parah. Ia sempat dikejar-kejar dengan seorang perempuan yang mengaku laki-laki. Suaranya memang mirip laki-laki. Namun begitu ketemu, ternyata perempuan. “Waktu itu setiap aku ingin sesuatu, pengemar yang mengaku cowok ini selalu mengirimkan keinginanku ini ke studio.”

Kompasianers, keseksian suara Ida tidak bisa kita nikmati lagi. Pasalnya, sejak 2010, ia memutuskan untuk break bersiaran. Keputusannya ini setelah ia tidak lagi bersiaran di Delta dan fokus di program Zona Memori yang sempat ditayangkan di Metro TV. Ternyata, sejak 2011 lalu, Zona Memori pun berhenti siarannya.
Sekarang saatnya aku fokus membagi waktu untuk anak,” ujar wanita yang belakangan giat menjadi pengusaha ini.

 “Tentu ada pekerjaan selain mengurus anak. Namun yang pasti, pekerjaan yang aku lakukan ini tidak menyita waktu terlalu besar, sebagaimana dulu ketika aku di radio.”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Malam Pertama Pengantin | Goyang Karawang

Cerita Malam Pertama Pengantin | Goyang Karawang Ini ada beberapa cerita malam pertama pengantin baru , cerita dewasa ‘seks’ pernikahan sepasang pengantin baru, dimana sang mempelai wanita atau sang isteri begitu polosnya. Sehingga ketika malam pertama berlangsung sang suami harus membimbing dulu agar sang isteri paham. Namun setelah sang isteri paham, sang suami malah yang jadi kewalahan menghadapi isterinya di malam pertama tersebut. Cerita malam pertama pengantin ini seru dan menarik untuk dibaca. Mungkin ini bisa bermanfaat khususunya bagi para calon pengantin. Sebuah trik atau tips yang bisa diterapkan jika menghadapi situasi dan kondisi yang sama nantinya. Bagaimana cerita malam pertama pengantin baru ini, silahkan simak kisah selengkapnya berikut ini! Sepasang pengantin baru sedang bersiap menikmati malam pertama mereka. Pengantin perempuan berkata, “Mas, aku masih perawan dan tidak tahu apa-apa tentang seks. Maukah Mas menerangkannya lebih dulu sebelum kita melakukannya?”

DOWNLOAD KUMPULAN MP3 GENDING JAWA DAN LAGU JAWA

 Download Kumpulan MP3 Gending Jawa dan Lagu Jawa DOWNLOAD KUMPULAN MP3 GENDING JAWA DAN LAGU JAWA MP3 GENDHING JAWA http://piwulangjawi.blogspot.com/p/mp3-gending-jawi.html GENDHING-GENDHING JAWA DALAM FORMAT MP3  DIPERSILAHKAN KEPADA STRISNO BUDAYA JAWA UNTUK MENGUNDUH ANEKA GENDHING JAWA KLASIK I : 001.  BENDRONGAN – PUCUNG RUBUH – GANDRUNG MANIS – DANDANGGULA BANJET – ASMARADANA JAKALOLA.mp3 002.  BW. GAMBUH LGM. LELO LEDHUNG – LDR. SARAYUDA – LAGU ONDHE-ONDHE Pl. Br.mp3 003.  BW. LEBDAJIWA – KUTUT MANGGUNG Pl. Br.mp3 004.  BW. MUSTIKENGRAT – GENDHING CANDRA -LDR. SRI HASCARYA – LDR. WESMASTER Sl.9.mp3 005.  BW. SEKAR AGENG SUDIRAWARNA – UDAN BASUKI – LIPUSARI – GAMBUH Sl. Mny.mp3 006.  BW. SUDIRAWARNA – GENDHING WIDASARI – LDR. LIPUR SARI Sl. Mny.mp3 007.  GENDHING BANDILORI – LDR. ELING-ELING – KTW. PRANA ASMARA – SLEPEG MAWA PALARAN Pl. Br.mp3 008.  GENDHING BONANG SLEBRAK PL.5.mp3 009.  GENDHING BUDHENG-BUDHENG – LDR. SARAYUDA Pl.6.mp3 010.  GENDHING