Buruh
Nasibmu Kini: 30 Ribu Buruh Jabodetabek Turun ke Jalan
Sepertinya
para buruh tak pernah mengenal kata puas apalagi putus asa untuk memperjuangkan
haknya. Walaupun sudah ada kesepakatan bahwa segala aksi akan dihentikan
sebagai langkah upaya realisasi kebijakan pemerintah menyangkut UMP. Setiap
aksi turun ke jalan, perusahaan merugi ratusan juta sampai miliaran
rupiah. Anehnya, aksi buruh selalu menggunakan pengerahan massa, swiping ke
pabrik-pabrik, justru dalam hal ini baik buruh dan pengusaha sama-sama rugi.
Inilah cermin lemahnya penegakan kebijakan dan lemahnya pengawasan pemerintah
dan “kesewenangan” para pengurus organisasi buruh dalam mengerahkan massanya,
sehingga mengganggu jalannya usaha dan ekonomi. Dampaknya sungguh tidak kecil
setiap aksi buruh dengan jumlah massa puluhan ribu itu. Termasuk para pengguna
jalan yang terganggu karena aksi buruh tersebut memacetkan jalan. Dan, ongkos
sosialnya juga tidak bisa dibilang kecil.
Apa
sebenarnya tuntutan mereka?
Setiap
aksi buruh tidak terlepas dari tuntutan kenaikan gaji, kepastian jaminan
kesehatan, perbaikan sistem tunjangan dan keperpihakan pada posisi buruh. Oke
saja, jika gaji dinaikkan dengan standar kelayakan hidup, apakah juga diiringi
dengan peningkatan kinerja dan efisiensi produksi? Ini hampir mustahil bagi
industri padat karya, apalagi kualitas SDM para buruh masih jauh di bawah
standar baik dari segi pendidikan maupun keahlian. Sangat berat bagi pengusaha
membayar mahal tapi hasil kerjanya tidak sebanding. Solusi praktis pengusaha
adalah merumahkan sebagian pekerjanya. Dalam hal ini, tentu buruh sendiri yang
dirugikan.
Seharusnya
buruh juga realistis dengan kemampuan perusahaan tempat dia bekerja. Tidak
semua perusahaan itu mampu membayar mahal karyawannya. Apalagi dengan
“mahalnya” urusan birokrasi di negara ini, belum lagi biaya-biaya siluman yang
secara signifikan memangkas pendapatan perusahaan. Harus ada keseriusan antara
tiga komponen utama dalam menyelesaikan masalah pelik perburuhan di Indonesia,
yakni buruh, pengusaha dan pemerintah. Mereka harus duduk bersama dalam
mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan bukan “membunuh” salah satu
pihak.
Perundingan
dan perumusan kesepakatan bersama ini dirasa lebih elegan dan efektif untuk
mencari titik temu. Dan, harus ada kesungguhan masing-masing pihak dalam
menuntaskan masalah ini. Hal ini bisa dilakukan melalui perwakilan asosiasi
masing-masing baik pihak buruh dan juga pengusaha. Belum tentu juga pengusaha
selalu mengejar keuntungan sebesar-besarnya dengan “memeras” keringat
pekerjanya. Tapi bukan tidak menutup kemungkinan pihak asosiasi buruh yang
terlalu “jual mahal” untuk mencapai kesepakatan.
Jika
ditanya langsung kepada buruh, belum tentu mereka semuanya sepakat dengan
cara-cara yang dilakukan oleh para pengurus asosiasi buruh, yang walaupun mereka
berkoar-koar atas nama kepentingan para buruh. Antara ironi dan simalaka jika
melihat cara buruh dalam memperjuangkan hak mereka. Harus mengerahkan massa dan
melumpuhkan ekonomi hanya untuk menyuarakan kepentingan “buruh”?
Liputan6.com melaporan bahwa akan ada aksi besar-besaran sebanyak 30 ribu buruh yang tergabung dalam
Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) melakukan aksi demonstrasi
pada pukul 10.00-17.00 WIB dimulai dari Bundaran Hotel Indonesia. Tuntutan yang disebut Jamsostum itu terdiri
dari:
1.
Menjalankan jaminan kesehatan seluruh rakyat tanpa terkecuali mulai 1 Januari
2014
2.
Menjalankan jaminan pensiun mulai 1 Juli 2015
3.
Pemberian upah layak berdasarkan 84 item komponen hidup layak (KLH).
4.
Penolakan penangguhan upah minimum.
Sekitar
30 ribu buruh itu yang ikut demo berasal dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang dan Bekasi. “Tidak jadi 50 ribu, setelah dikonfirmasi yang fix datang ada 30 ribu buruh,” ungkap dia. Seluruh
buruh akan berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia pada pukul 10.00 WIB (06/02),
kemudian para demonstran akan melakukan long march ke Istana Presiden. Aksi demonstrasi di depan Istana akan
dilaksanakan sekitar pukul 11.30-13.00 WIB, lalu ke Gedung DPR RI di Jalan
Gatot Subroto pada pukul 14.00-17.00 WIB. Tidak hanya di Jakarta, menurut Said,
aksi demonstrasi juga akan dilaksanakan di kota besar lainnya yaitu di Bandung,
Surabaya, Semarang, Batam, Medan, Aceh dan Makassar.
Komentar
Posting Komentar