Saling
Menyindir Soal Agama Itu Memuakkan
Katedrarajawen
Tidak di sana, tidak di sini. Tidak di dalam rumah-rumah ibadah.
Tidak di dunia maya. Tidak juga di Kompasiana. Selalu saja ada kasus
sindir-menyindir soal agama. Entah apa maunya. Entah apa tujuannya.
Apakah merasa hebat bisa saling menyindir keburukan soal agama
lain? Apakah akan menjadikan agama kita tambah agung dengan bisa
menyindir agama orang lain?
Apapun agama kita dengan tindakan-tindakan menyindir, merendahkan,
dan menghinakan agama lain. Hal itu justru akan mempertontonkan kepada dunia
tentang kebodohan kita dalam beragama. Tentang ketidak-mengertian kita dalam
hal agama yang kita anut.
Menunjukkan kualitas pribadi kita sebagai umat beragama ada di
level berapa. Orang-orang yang benar-benar beragama, tidak mungkin akan
melontarkan caci-maki dan menghina agama lain. Tidak akan pernah.
Yang lebih menyedihkan lagi, apa yang kita lakukan justru
merendahkan agama kita sendiri. Apakah kita bangga dan merasa hebat? Memalukan!
Apakah para nabi ada mengajarkan umatnya untuk saling bermusuhan
dan berperang? Ada mengajarkan kita untuk saling membenci dengan orang yang
berbeda agama?
Sekarang pun atas nama agama masih terjadi peperangan. Senjatanya
adalah kata-kata. Medianya di dunia maya. Kebencian semakin membara. Lupa akan
keagungan ajaran agamanya.
Saling menyindir dan hina. Saling menyalahkan dan ujung-ujung
saling menuduh sebagai pihak yang memulai. Sebenarnya sama saja bila kebencian
dan ketidak-senangan berdiam di dada.
Boleh saja kepintaran kita setinggi langit dan merasa mumpuni
dalam ilmu agama. Tetapi masih ada keinginan untuk menghina selain agama yang
kita anut. Maaf, kalau dikatakan masih sebagai manusia bebal. Bukankah agama
itu untuk menjadikan kita tercerahkan?
Ada yang tersinggung? Syukurlah. Artinya masih ada kesadaran. Ada
yang marah? Silahkan perdalam lagi ilmu agama. Ada yang mau caci-maki?. Tolong
tertawakan diri sendiri terlebih dahulu.
Komentar
Posting Komentar