http://studentpreneur.co/belajar-bisnis-dari-sun-tzu-bagian-2/
Belajar Bisnis Dari Sun Tzu
Andhika Dwi Pramudita
“Kenali lawan dan kenali diri sendiri. Dalam seratus perang Anda
tidak akan pernah dalam bahaya.”
Sun Tzu
Buku “The Art of War” dari Sun Tzu telah lama menjadi best
seller di dunia, terkenal di kalangan pebisnis dan manajemen. Meskipun isi
bukunya banyak membahas tentang bagaimana cara memenangkan perang di jaman
China kuno, “The Art of War” telah lama menjadi pegangan wajib para pemimpin
dunia bisnis. Apabila Anda bisa memahami buku ini, Anda akan bisa memenangkan
perang bahkan sebelum melakukannya. Sayangnya, memahami buku “The Art of War”
bukanlah hal yang mudah. Tim Studentpreneur telah bekerja keras untuk menyaring
enam nasehat terpenting dari Sun Tzu untuk memenangkan perang, termasuk perang
persaingan dalam bisnis Anda. Pada bagian pertama ini, Tim Studentpreneur akan
membahas tiga nasehat pertama dari Sun Tzu.
Taklukkan
Pasar dan Persaingan Tanpa Menghancurkannya
“Memenangkan seratus kemenangan dalam seratus peperangan
bukanlah kemampuan sempurna. Berhasil membuat musuh menyerah sebelum berperang
adalah kemampuan yang sempurna.” – Sun Tzu
Seringkali dalam industri yang persaingannya sangat ketat,
bisnis yang terlibat di dalamnya saling membunuh dan menghancurkan industri itu
sendiri. Kita lihat saja industri penerbangan murah yang akhirnya memaksa
penyedia jasa penerbangan untuk menekan harga dan satu-persatu bisnis
penerbangan pun jatuh. Industri penerbangan kita sempat turun sebelum akhirnya
mulai bangkit akhir-akhir ini. Kasus yang sama terjadi di industri komunikasi.
Perang tarif dan bonus dari operator menyebabkan dari banyak sekali operator di
Indonesia, hampir semuanya kolaps dan hanya beberapa yang mampu bertahan.
Cara terbaik untuk memenangkan pasar saat ini adalah yang tidak
membuat pesaing merasa tersaingi dan tidak merusak pasar. Contoh paling
gemilang ditunjukkan oleh Amazon yang merevolusi industri penjualan buku, dan
bahkan menciptakan pasar baru dengan meluncurkan Kindle dan menjual e-Book
sebagai sumber penghasilan utamanya. Netflix yang mampu membuat kita membayar
lebih murah untuk menonton film tanpa menghancurkan pasar film juga merupakan
contoh bagus dari menaklukkan pasar dan mengalahkan pesaing tanpa
menghancurkannya.
Hindari Kekuatan dan Serang Kelemahan
“Tentara itu seperti air, bagi air yang mengalir biasanya
menghindari ketinggian dan menuju ke dataran yang lebih rendah, tentara harus
menghindari kekuatan dan menyerang kelemahan.” – Sun Tzu
Banyak Startup baru yang berjatuhan karena nekat menyerang
bagian terkuat dari pesaing yang ada. Persaingan terang-terangan hanya akan
membuat pesaing sadar dan menyerang baik dengan kuat. Daripada bersaing dalam
bisnis dan area yang dikuasai pesaing, lebih baik bagi startup untuk mencoba
bersaing di daerah yang tidak terlalu dipedulikan oleh pesaing. Contoh dari
luar negeri adalah Wallmart, salah satu toko retail terbesar di dunia, justru
memulai bisnisnya di kota-kota kecil yang tidak dipedulikan oleh toko retail
besar waktu itu. Perlahan, Wallmart mengalahkan pesaing lokal yang kecil dan
menjadi besar, cukup besar untuk masuk ke kota besar dan mengalahkan retailer
besar. Seandainya Wallmart langsung berperang dengan retail besar, bisa jadi
modal mereka langsung habis dan kalah.
Contoh lokal yang bagus adalah Grup Media Jawa Pos. Semua orang
tahu pasar terbesar untuk media adalah Jakarta, namun sudah ada Kompas yang
Berjaya di sana. Daripada memaksa bersaing di Jakarta, Jawa Pos memulai dari
Surabaya dan Jawa Timur, perlahan melakukan pengembangan ke semua daerah kecil
di Indonesia. Jawa Pos kini telah mempunyai kantor berita di hampir semua kota
kecil di Indonesia, mengalahkan Kompas di hampir semua daerah Indonesia,
kecuali Jakarta. Meskipun tidak terlalu bersaing di pasar terbesar, gabungan
penguasaan pasar-pasar kecil Jawa Pos mampu membuat mereka menjadi sebesar
(kalau tidak lebih besar) dari Grup Kompas.
Kenali Lawan dan Kenali Diri Sendiri
“Kenali lawan dan kenali diri sendiri. Dalam seratus perang Anda
tidak akan pernah dalam bahaya.” – Sun Tzu
Bagian ini merupakan salah satu perkataan Sun Tzu yang paling
terkenal. Ilustrasi detailnya juga diucapkan oleh Sun Tzu. Kalau Anda mengenali
diri sendiri namun tidak mengenali lawan, ada peluang Anda menang ada peluang
Anda kalah. Kalau tidak mengenali diri sendiri dan tidak mengenali lawan, sudah
pasti Anda kalah. Kalau tidak ingin kalah, Anda harus mengenali diri sendiri
dan mengenali lawan. Dalam istilah bisnis modern, hal ini disebut dengan
“Business Intelligence”. Ini adalah salah satu rahasia kenapa startup yang
berhasil mampu menggulingkan bisnis besar. Masa awal facebook mereka
benar-benar mempelajari tentang mySpace dan menciptakan social networks yang
jauh lebih keren dari pendahulunya.
Contoh menarik lainnya yang ingin Saya jadikan contoh adalah
keberhasilan Jose Mourinho menjadi juara Liga Champions ketika bersama Inter
Milan. Kunci utama keberhasilan Inter Milan ketika itu adalah mengalahkan
Barcelona di semifinal, yang ketika itu dianggap sebagai tim dari planet lain
saking kuatnya. Kekuatan utama dari Inter Milan adalah lini pertahanan,
sedangkan kekuatan utama dari Barcelona adalah lini penyerangan yang
mengandalkan trio Xavi, Iniesta, dan Messi. Selama dua pertemuan, Mourinho
tidak malu menerapkan strategi parkir bus di depan gawang dan menugaskan Javier
Zanetti dan Thiago Motta, dua pemain Inter paling kuat dalam bertahan, untuk
menjaga Lionel Messi secara khusus. Meskipun di laga kedua Thiago Motta terkena
kartu merah, strategi tersebut berhasil mematikan Lionel Messi. Praktis, sejak
saat itu, strategi anti-Barcelona telah lahir, dengan kemampuan Jose Mourinho
mengenali kelemahan permainan Barcelona dan menerapkan strategi khusus untuk menyerang
kelemahan tersebut.
Masih ada 3 strategi inti Sun Tzu lagi untuk dibahas di bagian
kedua. Stay tune ya guys. Mengenai 3 strategi pertama, bagaimana pendapat Anda?
Kemarin kita telah membahas tentang tiga strategi pertama yang
diberikan oleh Sun Tzu dalam bukunya “The Art of War”. Meskipun membahas
tentang strategi perang, buku “The Art of War” telah lama menjadi pegangan
wajib para pemimpin bisnis besar di dunia. Persaingan dalam dunia bisnis sudah
seperti peperangan, harus ditaklukkan seperti kita menaklukkan perang. Tim
Studentpreneur telah menyiapkan tiga strategi terakhir untuk melengkapi enam
strategi utama yang ada dalam “The Art of War” dan bisa digunakan untuk
memenangkan persaingan dalam bisnis Anda.
ecepatan
Adalah Segalanya
“Kecepatan adalah inti
dari perang. Ambil keuntungan dari ketidaksiapan musuh. Pergi dengan rute yang
tidak terduga dan serang musuh yang tidak siap tanpa aba-aba.” – Sun Tzu
Dalam bisnis, seperti
dalam perang, kecepatan adalah segalanya. Bagi Sobat Studentpreneur yang pernah
belajar bisnis di sekolah, pasti sangat memahami bahwa produk yang pertamakali
ada di pasar akan mendapatkan keuntungan daripada produk pengikutnya. Pastikan
Anda masuk pasar lebih cepat dari pesaing Anda, dan kalau perlu, menciptakan
kategori baru. Industri farmasi biasanya sangat memahami jargon ini. Bagi
pabrik obat, menemukan paten obat pertamakali akan memberi mereka keuntungan
yang sangat besar.
Contoh yang bagus
adalah Apple yang terus menerus meluncurkan produk baru, inovatif, dan pertama
di pasaran. Kita lihat bagaimana iPod, iPhone, dan iPad merevolusi kehidupan
manusia tanpa memberi kesempatan bagi pesaing utama Apple seperti Microsoft dan
Google untuk menciptakan produk yang sama. Ketika pesaing berhasil mencapai
level teknologi yang sama, Apple sudah naik ke tingkatan berikutnya.
Bekerjasama
Dengan Pihak Lain dan Mengatur Strategi Demi Keuntungan
“Mereka yang jago
dalam perang membawa lawan ke peperangan, bukan sebaliknya.” – Sun Tzu
Bekerjasama dan
beraliansi dengan perusahaan lain akan memberi Anda kemampuan baru dan akses ke
pasar dengan lebih cepat. Contoh menarik di Amerika adalah liga American
Football (seperti rugby, bukan sepakbola yang kita kenal) NFL mengajak AFL
(American Football League) untuk bergabung, menciptakan liga yang lebih besar,
dan puncaknya adalah acara Super Bowl. Di Amerika, Super Bowl adalah acara yang
paling banyak ditonton dan memiliki harga iklan yang paling mahal.
Menguasai paten yang
vital, dan brand yang kuat dalam beberapa bidang akan memberi keuntungan yang
besar. Contoh Apple yang dikenal sebagai “raja paten”, membuat pesaingnya di
industri smartphone dan tablet menjadi kesulitan untuk berkembang. Contoh
lainnya adalah Google dengan search engine-nya. Bahkan “Googling” telah menjadi
kata resmi untuk menggambarkan mencari sesuatu di internet. Entah kita memakai
Bing atau Yahoo sebagai search engine-nya, istilah yang dipakai akan tetap
“Googling”, bukan “Binging” atau “Yahooing”.
Kembangkan
Karakter Pemimpin yang Kuat
“Ketika seorang
pemimpin memperlakukan orang dengan kebajikan, keadilan, dan kebenaran, serta
percaya pada mereka, maka pasukan akan bersatu dalam pikiran, dan akan bahagia
melayani pemimpinnya.” – Sun Tzu
Bagi para pemimpin
yang ingin menerapkan strategi Sun Tzu dan berhasil dalam bisnis, tidak hanya
dibutuhkan kecerdasan, tapi juga karakter. Kecerdasan tanpa karakter yang kuat
akan membuat Anda dibenci. Dengan gabungan antara kecerdasan dan karakter yang
kuat, pemimpin akan dihormati oleh anak buahnya dan membuat mereka bekerja
lebih keras. Contoh pemimpin bisnis dunia yang Saya sukai adalah masa awal Bill
Gates di Microsoft. Bill Gates terkenal sangat paranoid terhadap persaingan.
Hal tersebut membuat karyawan awal Microsoft ikut paranoid, membuat mereka
bekerja sangat keras, terus berinovasi, dan mengalahkan pesaing mereka,
meskipun mereka sudah berada di atas sekalipun.
Contoh lokal yang Saya
sukai adalah Dahlan Iskan. Dengan prinsip sederhana “kerja, kerja, kerja”,
Dahlan Iskan mampu menanamkan semangat kerja keras pada pekerja BUMN. Semangat
bekerja dan semangat melayani di kalangan BUMN membuat perusahaan Negara
tersebut berkembang dengan sangat pesar. Puncaknya, untuk pertama kalinya
Indonesia mempunyai perusahaan yang masuk ke daftar perusahaan terbesar di
dunia. Pertamina yang merupakan bagian dari BUMN mampu masuk 500 besar, sangat
baik dalam menerapkan karakter Dahlan Iskan, bekerja keras.
Nah Sobat
Studentpreneur, bagaimana menurut Anda tentang prinsip-prinsip Sun Tzu dalam
bisnis ini? Ataukah Anda mempunyai prinsip Sun Tzu lainnya yang juga berguna
dalam bisnis?
Adhika
Dwi Pramudita
Komentar
Posting Komentar