Trik Murahan Mendiskreditkan Jokowi
Untuk sementara Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) harus
diakui termasuk kategori pemimpin yang berhasil. Perubahan yang dibuat
Jokowi dan tandemnya A Hok dalam membenahi Jakarta, adalah fakta real dan
memang dirasakan rakyat Jakarta dan disaksikan rakyat negeri ini pada umumnya. Intinya
termasuk kategori yang luar biasa, apa yang telah dikerjakan Jokowi untuk
perubahan Jakarta, meskipun masih tahap awal dan lebih kurang setahun
kepemimpinan mereka. Soalnya selama puluhan tahun DKI Jakarta dipimpin
gubernur-gubernur terdahulu, tanpa ada perubahan yang berarti. Setahun
dipimpin Jokowi, ternyata hal yang tak terbayangkan dapat terwujud.
Awalnya banyak pihak yang meragukan Jokowi bisa berhasil
memimpin propinsi yang menjadi ibukota republik tersebut. Soalnya DKI Jakarta
jauh berbeda dengan propinsi lain bahkan berbeda dengan kota Solo yang pernah
dipimpin Jokowi. Di Jakarta sejak lama telah tertanam kompleksitas persoalan,
apalagi tingkat cuek masyarakat yang sangat tinggi, dan
kerasnya resistensi terkait kebijakan pemerintah selama ini.
Yang menjadi nilai plus, ternyata Jokowi mampu memimpin Jakarta
dengan gaya kepemimpinannya yang khas, yakni pendekatan langsung dengan
warga. Ternyata gaya blusukan Jokowi sebagaimana diterapkannya sewaktu jadi
Walikota Solo, juga sangat efektif diaplikasikannya ketika memimpin Jakarta.
Blusukan yang dilakukan Jokowi tak hanya melihat kondisi wilayah ataupun
sekedar mendengar keluhan warga ataupun melihat permasalahan yang ada
ditengah-tengah masyarakat, tapi juga mampu memberikan solusi atas persoalan
yang ada. Kebijakan Jokowi berhasil dijalankan, nyaris tanpa ada perlawanan
yang berarti, pelaksanaannya juga tanpa kekerasan, karena dibarengi dengan
pendekatan humanis dan adanya solusi dalam pelaksanaan kebijakan.
Berbagai aspek mengalami perubahan positif. Dan itu nyaris tak
pernah terjadi di saat gubernur-gubernur sebelumnya memimpin Jakarta. Revolusi
birokrasi berorientasipelayanan masyarakat terwujud secara nyata. Rekrutmen
pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta berdasarkan nilai profesionalisme,
dan salah satunya melalui kebijakan lelang jabatan adalah terbosan baru yang
spektakuler. Selain efektif menghindari korupsi, kolusi dan nepotisme, lelang
jabatan sangat efektif menempatkan PNS jadi pejabat yang bersih (good
governance) dan benar-benar berstatus sebagai pengayom dan pelayan masyarakat,
serta menjadi pejabat yang berpihak kepada kepentingan masyarakat, dan punya
target melakukan perubahan.
Alokasi anggaran juga dilakukan secara efektif dan mengutamakan
efesiensi. Penggunaan anggaran dilakukan secara transparan dan dapat diketahui
dan diakses oleh publik. Bantuan sosial diarahkan kepada hal-hal yang bermakna,
dan memang terarah untuk hal-hal yang bersifat sosial. Kerjasama dan komunikasi
dengan lembaga penegak hukum juga digalang terkait pengawasan penggunaan
anggaran. Hal itu dilakukan sebagai tindakan preventif untuk menghindari
penyimpangan penggunaan anggaran dan terciptanya pemerintahan yang bersih
(clean government)
Lokalisasi pedagang kaki lima di sejumlah tempat berjalan tanpa
kendala berarti dan merupakan salah satu poin keberhasilan. Diantaranya
lokalisasi pedagang kali lima di pasar Tanah Abang dan di Pasar Minggu.
Relokasi pedagang kaki lima di sejumlah pasar lainnya juga kini dalam tahap
penanganan. Lihat saja, di seputaran jalan Pasar Tanah Abang yang puluhan tahun
terlihat menjamur ratusan pedagang kaki lima dan tak mampu ditertibkan dan
direlokasi oleh gubernur-gubernur terdahulu, akhirnya tak tampak lagi dibawah
kepemimpinan Jokowi.
Trotoar jalan diseputaran Pasar Tanah Abang kini bersih dari
pedagang kaki lima yang seluruhnya berhasil direlokasi ke Blok G pasar Tanah
Abang. Multi manfaat yang diraih yakni ratusan kios di Blok G Pasar Tanah Abang
yang lama tak berisi akhirnya diisi oleh pedagang. Tak ada lagi pedagang
kaki lima di kawasan pasar Tanah Abang. Lalu sejumlah kawasan di Tanah abang
yang selama ini menjadi biang kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas pun tak
terlihat lagi. Serta praktek pungli yang dilakukan preman terhadap pedagang
kaki lima yang sudah berlangsung puluhan tahun tak terjadi lagi seiring
berhasilnya relokasi padagang kaki.
Tak hanya sebatas itu Jokowi juga mampu memberikan solusi ketika
PKL yang telah dipindahkan ke Bok G Pasar Tanah Abang, mengeluh karena sepinya
pembeli. Rencana pemindahan pintu keluar Stasiun Kereta Api Tanah Abang kedepan
Gedung Blok G Pasar Tanah Abang, dianggap merupakan solusi jitu dan disetujui
PKL maupun pihak PT Kereta Api Indonesia. Tak hanya itu rencana panambahan
jembatan yang menghubungkan semua Blok di Pasar Tanah Abang, dan pembuatan
tangga eskalator juga telah menjadi rencana matang untuk meramaikan Gedung Blok
G Pasar Tanah Abang.
Tak bisa dibantah relokasi PKL disejumlah tempat adalah perubahan
nyata dan tak dipungkiri sebagai sebuah keberhasilan, kendati masih banyak lagi
PKL yang rencananya akan direlokasi . Faktanyua itu tak terjadi dimasa
kepemimpinan gubernur-gubernur DKI sebelumnya. Malah sebagian besar pedagang di
Pasar Tanah Abang memberikan apresiasi dan mengakui hanya Jokowi satu-satunya
Gubernur DKI yang bisa merombak Tanah Abang.
Keberhasilan yang tak kalah penting dan juga tak pernah terjadi
dimasa kepemimpinan gubernur sebelumnya adalah program normalisasi sejumlah waduk
dan kali yang ada di jakarta. Salah satunya keberhasilan normalisasi Waduk
Pluit yang memang nyataterjadi. Sejumlah waduk lain yang sedang dalam proses
normalisasi diperkirakan juga berhasil dilakukan Jokowi. Pendekatan dan solusi
menjadi senjata ampuh Jokowi membuat normalisasi Waduk Pluit berjalan lancer.
Warga yang bermukim di bantaran Waduk Pluit berhasil dieksoduskan Jokowi ke
Rusunawa dengan baik tanpa ada protes yang berarti, sehingga pelebaran dan
pengerukan Waduk Pluit dengan tujuan juga mengantisipasi banjir dapat berjalan
dengan lancar. Dan wajah kawasan Waduk Pluit berubah total dari kondisi kumuh
menjadi asri, dan di pinggiran Waduk Pluit telah tersulap menjadi jalur hijau.
Pelayanan kesehatan bagi masyarakat melalui Kartu Jakarta Sehat
berhasil membuat sejumlah rumah sakit termasuk rumah sakit swasta, ikut
berpartisipasi membuka pintu pelayanan bagi masyarakat miskin. Begitu juga
Kartu Pintar yang diberikan kepada pelajar yang kurang mampu, membantu warga
miskin mendapat pendidikan yang layak. Banyak lagi program dan kebijakan Jokowi
yang terkatagori berhasil. Dan itu berjalan dalam waktu setahun
kepemimpinannya. Awal kepemimpinan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta yang
menampakkan hasil nyata dan berhasil merubah wajah Jakarta, tentu memberi rasa
optimis bagi masyarakat khusunya masyarakat Jakarta bahwa program yang masih
dan akan dijalankan Jokowi selanjutnya akan berjalan dengan baik.
Harus diakui bahwa masih banyak perkerjaan berat yang dihadapi
Jokowi untuk perubahan Jakarta secara menyeluruh. Masih banyak pasar yang akan
direvitalisasi, masih banyak pedagang kaki lima yang akan direlokasi dan masih
banyak kali yang akan dinormalisasi, begitu juga persoalan kemacetan yang perlu
dibenahi dan diatasi. Meskipun sejumlah perubahan yang dilakukan Jokowi
mendapat segelintir perlawanan, namun pada umumnya publik menilai sangat
positif dan memberikan apresiasi atas apa yang telah diperbuat Jokowi untuk
Jakarta, dalam hitungan satu tahun kepemimpinannya. Penilaian positif itu tak
hanya karena sejumlah perubahan drastis dan signifikan yang dibuat Jokowi untuk
Jakarta, juga karena keyakinan masyarakat terhadap sosok Jokowi sebagai
pemimpin yang benar-benar punya vested tulus membuat perubahan dan berpihak
membela kepentingan rakyat, serta diyakini sebagai pemimpin yang bersih.
Sangat panjang, jika dirinci satu per satu apa saja perubahan yang
telah dilakukan Jokowi di DKI Jakarta. Pastinya perubahan itu memang nyata
terjadi, dan Jokowi tampaknya tetap konsisten melakukan perubahan selanjutnya
secara bertahap. Pun demikian dibalik sejumlah keberhasilan Jokowi, segelintir
kalangan tanpa rasa malu tetap tak mengakui keberhasilan Jokowi memimpin
Jakarta. Malah terkesan disengaja mencari celah untuk mendiskreditkan Jokowi.
Banyaknya desakan dan besarnya gelombang dukungan kepada Jokowi
untuk jadi Calon Presiden pada Pemilihan Presiden tahun 2014, tentu
menjadi salah satu sebab pendiskreditkan Jokowi, apalagi Jokowi berada ditempat
teratas dihampir seluruh survey Capres yang dilakukan sejumlah lembaga survei.
Maka Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melalui Sekjennya Tjahjo
Kumolo angkat bicara. Menurut Tjahjo, PDIP menduga kuat ada Tim Khusus yang
dibentuk pesaing-pesaing Jokowi untuk memperburuk citra Jokowi. Tim khusu
tersebut sengaja datang ke Solo untuk mencari informasi. Tjahjo mengaku
mendapat informasi ada upaya mengumpulkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Pemko Solo hanya untuk mencari keburukan Jokowi saat menjadi Walikota Solo.
Selain itu ada tim yang yagn bergerak kepada pemilik media untuk mengurangi
forsi pemberitaan mengenai Jokowi.
Belakangan ini yang paling getol mendiskreditkan Jokowi adalah
politisi-politisi dari Partai Demokrat yang merupakan partai penguasa saat ini.
Ruhut Sitompul adalah satu diantara politisi Partai Demokrat yang paling ngotot
menganggap Jokowi belum berhasil memimpin Jakarta. Anehnya dasar penilaiannya
terkesan dicari-cari dan malah tanpa argumen. Namun tampaknya publik takkan
terpengaruh dan kenyataannya memang tak terpengaruh dengan pendapat Ruhut,
soalnya penilaian Ruhut merupakan penilaian yang irrasional karena dia menilai
dengan otak kirinya. Ditambah lagi publik tahu Ruhut adalah politisi yang
memang suka asal cuap, dan kerap mendiskreditkan pemimpin ataupun politisi yang
bukan berasal dari Partai Demokrat.
Sejumlah jajaran politisi Partai Demokrat juga tak mau kalah
mendiskreditkan Jokowi. Politisi Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengambil
kesempatan memanfaatkan maraknya isu penyadapan yang dilakukan beberapa negara
terutama dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Indonesia untuk
mendiskreditkan Jokowi. Ramadhan menuduh Jokowi telah membuka celah bagi
Amerika Serikat melakukan aksi penyadapan, dikarenakan Pemprov DKI memberikan
Izin Renovasi Gedung Kedubes AS. Menurut Wasekjen partai Demorkat tersebut,
dengan pemberian izin itu, Jokowi telah memberikan lampu hijau kepada Amerika
Serikat untuk melakukan penyadapan melalui Gedung Kedubes AS. Ternyata tudingan
Ramadhan itu, juga tampaknya tak mengurangi kadar apresiasi publik terhadap
sosok Jokowi. Malah banyak kecaman ditujukan kepada Wakil Ketua
Komisi I DPR RI tersebut. Ramadhan dianggap banyak kalangan terkesan
mengada-ada, dan sengaja mendramatisir untuk menjatuhkan pamor Jokowi.
Penguasa nomor satu di Partai Demokrat yakni Susilo Bambang
Yudhoyono, juga ikut latah mendiskreditkan Jokowi. Kendati tak sekasar
anggotanya, SBY dengan kapasitasnya sebagai Presiden melemparkan tudingan
kepada Jokowi sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kemacetan yang
terjadi di Jakarta dengan dalih desentralisasi. Menurut pengakuan SBY
sebagaimana diberitakan bahwa soal macet itu terlontar, karena pertanyaan para
Perdana Menteri Negara ASEAN yang membuat SBY merasa tertusuk. Pertanyaan yang
terkait dengan keluhan para Perdana Menteri ASEAN tentang kemacetan di Ibukota
dan bagaimana solusi dari kemacetan itu. Benar atau tidak ada pertanyaan
seperti itu kepada SBY dari para Perdana Menteri ASEAN, yang pasti pernyataan
SBY tersebut sangat terkesan ingin menjatuhkan Jokowi. Atas penyataannya itu,
SBY pun jadi bulan-bulanan kritikan. SBY dianggap telah lari tanggung
jawab sebagai presiden RI.
Selain kalangan dari Partai Demokrat, politisi partai lain pun
acap mendiskreditkan Jokowi. Tapi tampaknya kritik terhadap Jokowi umumnya tak
mempengaruhi publik untuk ikut mendiskreditkan Jokowi. Umumnya masyarakat
menyikapi kritikan tersebut secara fair dan tak berimbas menjadi antipasti
terhadap Jokowi. Justru sebaliknya para pengkritik jadi sasaran kecaman.
Jokowi bukanlah sosok pemimpin yang anti kritik, namun sebagian
besar kritisi terhadap kinerja Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta yang
terlontar dari sejumlah kalangan politisi partai yang berbeda partai dengan
Jokowi, jelas tak bisa dikatakan sebagai kritik positif, karena kritik
yang dilontarkan kesannya jauh dari netralalitas dan jauh dari takaran
objektif. Indikasi kuat, kritikan yang terlontar sengaja untuk mendiskreditkan
Jokowi, yang mendapat dukungan kuat dari rakyat untuk mencapres di Pilpres
2014 mendatang.
Persoalan yang diangkat sebagai bahan kritikan pun sengaja
dicari-cari terkait kebijakan Jokowi. Untungnya, publik bisa menilai bahwa isu
yang dilontarkan para pengkritik, tidak seperti kenyataannya. Akhirnya
kritikan-kritikan itu tak berefektivitas dan tak berimbas terhadap citra Jokowi
selaku pemimpin yang dikenal merakyat. Kritikan-kritikan tersebut pun tak bisa
menjadi senjata ampuh untuk mengganjal ataupun mengganggu elektabilitas Jokowi
sebagai sosok dianggap sebagai bakal capres terkuat. Jadi tak salah jika
kritikan-kritikan dari politisi tersebut dinilai sebagai trik-trik murahan
mendiskreditkan Jokowi. Salah satu kehebatan Jokowi dalam menyikapi serangan
lawan politik yang berusaha memperburuk citranya, adalah ketenangannya dan tak
terlihat terpengaruh. Yang jelas Jokowi mengaku tak terlalu memikirkannya.
Komentar
Posting Komentar