3 Tipikal Pecandu Bicara Politik
Jaman sekarang ini siapa yang tidak hobi ngomong politik.? Banyak media yang bisa menyalurkan hasrat bicara politik rakyat. Media sosial yang paling sering digunakan. Yang pro pemerintah, apalagi yang kontra, semua bicara. Demikian juga yang pro atau kontra dengan dewan rakyat. Semua hal dibahas. Sampai ke politik yang berbau gosip sekalipun.
Tapi dibalik kegiatan bicara politik itu, tentu ada motifnya. Tidak semua mereka yang bicara politik punya motif sama. Mengharapkan perubahan bangsa misalnya. Saya yakin "banget" tidak semua hasrat bicara itu tujuannya demi perubahan.
1. GEMES POLITIK
Itu istilah yang saya buat untuk mereka yang hobi sekali bicara politik karena gemes. Ya gemes. Kebanyakan dari kaum ini adalah rakyat oposisi nya pemerintah. Baca berita Jokowi bikin keliru sedikit saja, bisa share berkali-kali ke semua akun medsos yang dia punya. Demikian pula dengan komentar yang dia buat. Cenderung provokatif. Pokoknya menyalurkan hasrat gemes nya. Ini tidak salah sebenarnya. Semua rakyat punya hak bicara. Salahnya baru dapat dilihat ketika di luar dunia maya, mereka ini hanyalah rakyat biasa. Tidak berbuat apa-apa. Tidak ada aksi nyata buat bangsa. Walaupun hanya kepada lingkungan terdekatnya. Cuma "galak" di internet.
2. SOK-KEREN POLITIK
Kaum no. 2 ini sama hipokritnya dengan kaum pertama. Hanya bicara politik biar dibilang melek politik, lalu merasa diri keren. Rajin mencari tahu semua hal-hal politik yang sedang hangat terjadi. Lalu ikut nimbrung perbincangan2 di medsos. Ada yang salah? Tidak. Kesalahan baru akan terlihat ketika ternyata niatnya hanya sekedar bicara. Dalam hati sebenarnya dia bilang "bodo amat". Hari-harinya biasa saja. Tidak ada kesulitan yang berarti dalam hidupnya yang disebabkan oleh kekacauan sistem negara. Sehingga dibalik bicara politik itu sebenarnya tidak ada sama sekali gemes politik apalagi prihatin.
Ketika dia melihat manusia gerobak (yang sering mengangkut anak2 mereka di dalam gerobak itu demi mencari gelas plastik bekas untuk dijual) di depan matanya, dalam hatinya dia bilang "untung gw gak kaya gitu". Padahal seharusnya dia berkata "kasian" lalu sedikit memberikan uang sekedar buat makan mereka dalam perjalanan, sebagai aksi nyata.
3. PRIHATIN POLITIK
kaum ke-3 ini adalah yang sebaik-baiknya kaum. Karena dibalik bicara politik mereka, memang ada rasa prihatin dan membuat mereka beraksi di dunia nyata, minimal di lingkungan terdekatnya. Di internet rajin bicara menyebarkan idealisme2 politiknya, di lingkungan dia rajin mewujudkan idealisme2 nya tersebut. Seimbang. Inilah yang semestinya dilakukan, oleh mereka yang hobi bicara politik.
Sebab apa yang kita bicarakan, mesti pula kita wujudkan. Tak perlu jauh-jauh jika ingin merubah negara yang katanya sedang merosot ini. Tak perlu susah-susah jika memang merasa prihatin dengan rakyat miskin yang katanya akan makin bertambah akibat Dollar tembus 13.300 an. Cukup bantu saja mereka yang butuh bantuan yang ada disekeliling kita. Yang terlihat oleh mata kita, yang terdengar pedihnya oleh telinga kita. Karena mereka rakyat bangsa ini juga. Gak ada bedanya dengan kepedihan rakyat yang sering kita baca di media massa.
Manakah yang menjadi tipe anda...
Komentar
Posting Komentar