MENGENAL DOA TAIZE
Dalam pandangan umum, doa dan nyanyian sering dibedakan. Berdoa berarti berurusan dengan kata-kata, sedangkan bernyanyi itu bergulat dengan musik dan rangkaian nada tertentu. Namun Ibadat atau Doa Taize tidaklah demikian.
Doa Taizé telah melahirkan bentuk musik ibadah yang unik dengan mencerminkan sifat meditatif. Musik Taizé menekankan ungkapan-ungkapan sederhana, biasanya kalimat-kalimat pendek dari Mazmur atau bagian-bagian lain dari Kitab Suci yang diulang-ulang dan kadang juga dinyanyikan dalam bentuk kanon. Melalui lagu kita mencari dan memperoleh suasana sakral, hening, khidmat, menyentuh hati dan meditatif yang melahirkan doa itu sendiri!
Komunitas Taizé ini didirikan oleh Bruder Roger pada tahun 1940 pada masa Perang Dunia II ketika usianya baru 25 tahun. Semboyannya adalah: “Cintailah, dan ungkapkanlah cinta itu dengan hidupmu.” Komunitas Taize ini terletak dekat Måcon, Perancis sekitar 390 km di tenggara Paris. Banyak orang dari berbagai golongan dan umur, terutama para orang muda dari seluruh dunia berkunjung ke Taizé setiap harinya untuk bergabung dalam kehidupan komunitas ini.
Komunitas Taizé ini menekankan perlunya semua orang Kristen itu bersatu di dalam perdamaian, kasih dan rekonsiliatif sebagai bentuk gereja yang ekumenis, maksudnya komunitas yang bergabung dengan gerakan yg bertujuan menyatukan atau menghimpun kembali gereja-gereja sedunia dan menyatukan segenap umat Kristiani (Kristen Katolik, Kristen Ortodox dan Kristen Protestan). Komunitas di kota Taizé ini terdiri lebih dari 100 orang laki-laki dari berbagai bangsa dan gereja. Kehidupan di dalam komunitas itu terpusat pada doa dan meditasi kristiani serta pelayanan sebagai pancaran cinta Allah pada manusia.
Bruder Roger, sang pendiri Taizé, adalah anak ke-9 dari Keluarga Karl Ulrich Schütz, seorang pendeta Kristen Protestan dari Bachs, Zürich di Swiss dengan istrinya, Amélie Henriette Schütz-Marsauche, seorang perempuan Protestan Prancis dari Bourgogne. Selama tiga tahun Roger belajar teologi reformasi di Strasbourg dan Lausane, Swiss. Bruder Roger dianugerahi penghargaan yang luar biasa oleh UNESCO untuk pendidikan perdamaian pada tahun 1988 dan ia menulis banyak buku tentang doa dan refleksi. Ia meminta orang-orang kristiani agar percaya dan menyerahkan diri mereka kepada komunitas gereja-gereja mereka dan kepada umat manusia demi terwujudnya perdamaian bersama di dunia dalam wadah kritiani yang diwartakan Yesus Kristus yang satu dan yang sama bagi seluruh gereja. Pada tahun 1974, diadakan sebuah persidangan di Taizé dan sejak itu, Br. Roger menyatakan bahwa Paus adalah “Pastor Universal” dari semua orang Kristen.
Bruder Roger dibunuh pada tanggal 16 Agustus 2005 oleh seorang perempuan Rumania yang tampaknya mengalami gangguan jiwa, menusuknya beberapa kali pada waktu doa malam. Bruder Alois, seorang imam Katolik Roma dari Jerman, dipilih untuk menggantikan Bruder Roger.memimpin komunitas ini. Bruder Alois ini pernah berkata: “Keagungan Allah Bapa memancar dalam doa kita. Dalam Roh Kudus-Nya, Allah datang dan tinggal didalam diri kita. Dalam Firman dan dalam sakramen-sakramen-Nya, Kristus memberikan dirinya untuk penebusan kita. Sebagai imbalannya, kita dapat menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.”
Meskipun berasal dari Eropa Barat, komunitas ini berusaha menyambut orang-orang dan tradisi-tradisi dari semua penjuru dunia. Internasionalisme ini diwujudkan melalui musik dan doa-doa dengan nyanyian-nyanyian yang dibawakan dalam berbagai bahasa dan mencakup kidung (chant) dan ikon dari tradisi gereja Ortodoks Timur
Komunitas ini juga menyelenggarakan pertemuan-pertemuan Tahun Baru, yang biasanya berlangsung di sebuah kota besar di dunia, dari 28 Desember hingga 1 Januari. Setiap tahun puluhan ribu orang dewasa muda berusia 17-30 tahun ikut berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan ini, dan mereka diterima oleh gereja-gereja dan keluarga-keluarga di kota tuan rumah, penyelenggara pertemuan ini.
Di pusat Taizé, semangat mencintai gereja secara ekumenis sangat menonjol. Itulah sebabnya komunitas itu tidak pernah ingin menciptakan sebuah “gerakan” atau organisasi yang terpusat pada dirinya sendiri, melainkan mengutus orang-orang muda itu kembali ke kelompok-kelompok pemuda di gereja-gereja mereka, ke jemaat-jemaat mereka, atau komunitas mereka, untuk melanjutkan “ziarah penuh cinta dan kepercayaan bagi seluruh umat manusia” bersama banyak orang lainnya. Di banyak tempat di seluruh dunia, doa-doa ekumenis yang menggunakan musik dari Taizé ini diselenggarakan oleh berbagai aliran gereja dari berbagai golongan dan umur. Kali ini doa-doa itu sangat beraneka ragam dan dipadukan dalam cara-cara yang tepat ke dalam kehidupan Gereja lokal.
Kita umat Paroki SP. Maria Sapta Kedukaan, Pandu juga mempunyai waktu dan tempat untuk melaksanakan doa Taizé ini. Kita semua diundang untuk bersama-sama seluruh umat kritiani sedunia berdoa untuk keutuhan umat kristiani dan perdamaian serta kesejahteraan dunia. Doa Taize diadakan setiap hari Minggu ketiga jam 19.00 atau setelah misa hari Minggu Malam. Tempat di rumah Jl. Pandu 27, di rumah yang dahulu dipakai sebagai pastoran pada masa pembangunan gedung baru.
(F. de P. Mammouth KAMDP,OSC)
Komentar
Posting Komentar