RAHASIA MEMBUKA MATA BATIN
Sebenarnya indera ke enam atau dalam bahasa gaulnya di sebut “The Sixth Sense”, adalah kemampuan seseorang untuk menangkap sinyal-sinyal ghaib ataupun hal-hal yang belum terjadi. Sinyal-sinyal ini dapat berupa apa saja, bisa berupa wangsit,bisikan ghaib,penglihatan, atau bahkan pertanda melalui mimpi.
Indera ke 6 sering di identikkan dengan kemampuan untuk melihat makhluk halus, padahal sebenarnya fungsi dari indra ke 6 sendiri jauh melebihi hanya sekedar melihat makhluk halus. Karena kemampuan melihat makhluk halus hanya merupakan bagian / percabangan dari kemampuan indra ke 6 itu sendiri. Seperti intuisi, namun jauh lebih tajam. Apabila intuisi merupakan suatu hasil pengalaman, indera ke 6 tidak mengenal adanya pengalaman.
Bagi anda yang ingin menegtahui cara membuka mata batin atau juga cara membuka mata ketiga,berikut ini sedikit pengalaman pribadi yang bisa saya sampaikan disini.
Cara membuka indra ke enam atau mata bathin adalah :
Cara-cara pembukaan (MATA PEJAMKAN)
1. Usahakan agar Duduk tegak dan bersila (bisa juga duduk dibangku)
2. Posisi tangan diletakan terbuka diatas lutut.
3. Pusatkan diri pada dada sebelah kiri di 1jari dibawah puting susu (maaf).
4. Pusatkan diri pada mata ketiga yg terletak diantara kedua alis.
5. tersenyum sejenak dan niat
2. Posisi tangan diletakan terbuka diatas lutut.
3. Pusatkan diri pada dada sebelah kiri di 1jari dibawah puting susu (maaf).
4. Pusatkan diri pada mata ketiga yg terletak diantara kedua alis.
5. tersenyum sejenak dan niat
· ” Saya siap menerima pembukaan mata bhatin dan mata ketiga saya”
· ” Ya Allah hamba mohon dibukakan mata bathin dan mata ketiga saya”.
· ” Ya Allah aktifkan dan buka seluruh energiku dengan seijinMU Ya Allah”.
5. Nikmati sensasinya.
6. Proses memakan waktu 15 menit. Bila sdh 15 mnt langsung meditasi 10 menit juga dan proses selesai.
7. isi daftar testmonialnya dan jelaskan apa yg dirasakan.
6. Proses memakan waktu 15 menit. Bila sdh 15 mnt langsung meditasi 10 menit juga dan proses selesai.
7. isi daftar testmonialnya dan jelaskan apa yg dirasakan.
Cara meditasi setelah pembukaan (10 menit):
- satukan kedua telapak tangan didepan dada dan niat :
· “Selaraskan mata bathin dan mata ketiga saya dan energi yang ada didalam tubuh saya”.
- Rasakan energi mengalir dikedua telapak tangan dan menyebar diseluruh tubuh
catatan :
1. Jangan lupa berdoa sebelum pembukaan.
2. Niat dan iklas.
3. Wajib mengisi sensasi yg dirasakan sesuai listnya
4. Bagi yg langsung melihat ghoib mohon info kesaya. nanti saya buat tombol ON OFFnya.
5. Pada saat merasakan pada mata bathin yakni dibawah puting( maaf) susu sebelah kiri tidak perlu terlalu lama. dan setelah itu pusatkan di ajna (diantara kedua alis) untuk pembukaan mata ketiga. Setelah itu cukup merasakan sensas.
2. Niat dan iklas.
3. Wajib mengisi sensasi yg dirasakan sesuai listnya
4. Bagi yg langsung melihat ghoib mohon info kesaya. nanti saya buat tombol ON OFFnya.
5. Pada saat merasakan pada mata bathin yakni dibawah puting( maaf) susu sebelah kiri tidak perlu terlalu lama. dan setelah itu pusatkan di ajna (diantara kedua alis) untuk pembukaan mata ketiga. Setelah itu cukup merasakan sensas.
Perbedaan budaya antara Timur dan Barat membuat munculnya perbedaan persepsi tentang indra ke 6 ini. Budaya barat yang lebih mengedepankan hal-hal yang bersifat rasional berpendapat bahwa indera ke 6 ini lebih di kategorikan sebagai suatu kemampuan yang merupakan salah satu percabangan dari kekuatan pikiran bawah sadar manusia yang belum banyak di gali.
Sedangkan budaya timur, budaya yang tidak asing lagi dengan hal-hal yang bersifat Irasional atau ghaib, membuat indra ke 6 ini mendapatkan kedudukan “istimewa” pada diri seseorang. Merupakan suatu karomah yang luar biasa yang hanya di miliki oleh orang-orang tertentu.
semua yang mungkin ingin mengaktifkan kemampuan indra ke 6 secara sempurna, berikut ini saya paparkan beberapa tips pengaktifan indra ke 6.
Cara membuka Mata Batin / Indra ke 6 (enam)
Manusia pada umumnya tidak dapat melihat alam Gaib / Alam metafisik.karena mata mereka tidak terlalu kuat,hal ini dapat di bantu dengan membuat mata batin orang tersebut yang letaknya kira kira 1 cm diatas pertemuan kedua alis.
Cara Membangkitkan Indra ke 6 :
Anda dapat menvisualisasikan bentuk mata batin tersebut yang letaknya di atas pertemuan kedua alis.untuk orang yang tidak dapat melihat gaib,biasanya mata batinnya tertutup,mirif pintu lift yang terbuat dari baja hitam.buatlah gerakan seolaholah sedang membuka pintu tersebut,setelah anda anggap terbuka,anda visualisasikan sedang membuat pasak pada pintu tersebut sehingga pintu tersebut tidak menutup kembali,setelah pintu itu terbuka selanjutnya akan terdapat selaput tipis yang mirif selaput pada buah salak,visualisasikan anda sedang memotong selaput tersebut,lakukan berulan ulang minimal 5x.untuk orang yang mempunyai iman yang agak tipis,biasanya selaput tersebut cukup tebal. Setelah itu arahkan jari telunjuk dan jari tengah anda dan visualisasikan bahwa sari kedua jari tersebut keluar sinar putih.
Setelah itu lakukan hal yang sama untuk membuka mata batin yang berada di daerah dada anda,yang terletak di pertemuan / lekukan tulang rusuk anda.
Setelah itu insya Alloh anda dapat melihat alam Ghaib / alam metafisik.inga semua kegiata ini di lakukan sambil melakukan nafas Prana.
Tarik nafas sembari menarik energi lewat cakra mahkota terus menyusuri jalur tengah, turun sampai bola energi tantien.
Tahan nafas 8 hitungan diikuti dengan menekan diafragma kebawah, dimaksudkan untuk menekan energi agar masuk seluruhnya dalam tantien. Setelah 8 hitungan nafas dilepaskan pelan-pelan. Ulangi siklus ini beberapa kali, kira-kira 15 menit. Seiring siklus pernafasan, kl bisa lama menahan nafas terus ditambah 2-5 hitungan.
RAHASIA MEMPERKUAT TENAGA/DAYA BATIN
Apakah bisa tenaga batin/tenaga dalam diperkuat? Dan bagaimana cara memperkuat tenaga batin tersebut? Ya tentu saja bisa. Tenaga batin jika tidak digunakan adalah ‘tenaga biasa’ namun jika dioperasionalkan, tenaga batin mempunyai kekuatan berlipat ganda yang sulit diukur dan dinalar dengan akal sehat. Sebagai contoh, besi baja patah, ringan tubuh (levitasi), penyembuhan kilat, deteksi harta karun/benda bertuah, pengasihan, kebal senjata tajam, kebal peluru, kebal api dan lain sebagainya, hal tersebut sebagai bukti dahsyatnya efek kerja tenaga dalam.
Dan sebagaimana kita ketahui Wirid adalah salah satu aktivitas batin (berdoa) yang dilakukan secara rutin dan istiqomah, maksudnya mempertahankan aktivitas tersebut dalam suasana yang bagaimanapun walau dalam keadaan longgar atau susah, dalam bahaya ataupun selamat, dalam keadaan sibuk atau luang, dan dalam keadaan bagaimanapun.
Karena untuk dikabulkannya doa tidak ada seorangpun yang tahu, kapan doa tersebut dikabulkan dalam waktu secepat mungkin atau bahkan di tunda/lama, maka dengan mengamalkan doa secara rutin (wirid) lebih memungkinkan ia mendapatkan keajaiban-keajaiban yang tak terduga dari Allah SWT.
Dengan contoh: Anda mempunyai permasalahan yang amat rumit untuk di selesaikan pada ketika itu. Dan sebab Anda selalu mengamalkan suatu wirid/doa secara istiqomah, maka bisa jadi kesulitan itu terselesaikan pada saat itu juga, jadi karena wirid atau doa yang Anda lakukan pada masa lalu tersebut akan bisa terkabulkan pada masa sekarang.
Penjelasan diatas sesuai dengan sebuah hadits Rosullulloh yang artinya: “Sesunguhnya doa seseorang itu tidak akan lepas dari salah satu di antara tiga hal, ada kalanya di ampuni dosanya, ada kalanya di berikan kebaikan segera (di kabulkan sesuai permintaannya) ada kalanya ditunda pemberianya” (HR.Dailami)
Wirid Ilmu Batin
Karena itulah sehingga menurut kaidah para ahli hikmah atau ahli batin, wirid dapat di artikan menabung energi atau memperkuat energi. Ibarat orang menabung secara istiqomah atau rutin, baik saat longgar atau sempit maka lambat laun isi tabungan itu akan terus bertambah dan bertambah. Seseorang yang sudah mempunyai banyak tabungan, maka ia lebih mampu menyelesaikan banyak permasalahan hidup. Berbeda dengan orang yang tidak menabung secara disiplin, maka isi tabungannya tidak banyak.
Menurut para ahli hikmah, segala sesuatu yang rutin walau itu sedikit nilainya lebih baik dari pada amalan yang banyak tetapi hanya sesaat. Dan sebuah pepatah mengatakan yaitu “Bahwa selalu beristiqomah itu lebih baik dibandingkan seribu karomah (kemuliaan).” Maksud dari pepatah tersebut ialah: “Berdoa atau mengamalkan wirid pada saat manusia dalam kaadaan lapang (tidak ada kesulitan rezeki atau bahaya yang mengancam) adalah perbuatan yang amat mulia.”
Dalam hadits Rosullulloh SAW bersabda, yang artinya: “Tidak ada sesuatu yang paling mulia dalam pandangan Allah selain berdoa kepada-Nya, sedang kita dalam keadaan lapang.” (HR.Hakim)
Berdoa terus menerus selain bertujuan “menabung tenaga” juga membentuk kepribadian rendah hati, artinya seseorang itu merasa ada kekuatan lain (dari Allah SWT) sehingga ia tidak takabur dengan hasil ikhtiar yang di capainya. Namun oleh sebagian kalangan ada yang mengidentikan berdoa secara rutin itu tidak baik, mereka mengibaratkan kalau orang lain terus menerus meminta sesuatu darinya maka Ia yang dimintai akan bersifat sebel atau bosan.
Tetapi Allah Yang Maha Kaya dan Pemberi, justru merasa senang manakala ada seorang hamba yang dengan rendah hati bermohon kepada-Nya. Seorang kyai ahli hikmah berkata: “jika ada sebuah amalan wirid, maka amakanlah ijazah tersebut disetiap harimu dengan membacanya beratus-ratus kali, dan jika dirimu mempunyai hajat khusus, maka setiap ada hajat cukup di baca sekali saja”.
Seorang murid pun bertanya: “kenapa boleh jadi demikian pak kyai?”sang kyai menjawab: “Ya, karena wiridmu itu dapat diartikan menabung, sedangkan sekali bacaan wirid ketika kamu mempunyai hajat, dapat diartikan membuka kunci simpanan tabunganmu”. Konsep ini mampu untuk membangkitkan semangat kita, untuk mengamalkan suatu (atau beberapa) wirid secara istiqomah. Sehingga manakala ada hajat, kita sudah banyak tabungan yang setiap saat boleh di manfaatkan.
Ada enam langkah persiapan sebelum Anda mendalami ilmu batin. Ini penting di fahami mengingat saat ini banyak orang menganggap hal itu mudah dalam mengamalkannya:
1. Yakin. Keyakinan merupakan kunci utama ilmu ini, yaitu yakin kepada Allah yang memiliki segala ilmu, yakin pada ilmu yang mau Anda pelajari dan yakin kepada guru yang membimbing. Sebab keyakinan merupakan modal utama dan kekuatan inti batin, sehinga yakin menjadi faktor penting yang menjamin seseorang mampu atau tidak menjadi seorang ahli batin/hikmah.
2. Mantap pada niat. Kemantapan dan berkemauan keras merupakan modal dasar dalam mempelajari ilmu batin. Hampir semua ahli kebathinan mempunyai hasrat yang besar untuk menguasai ilmunya sehingga kekuatan dan keinginannya tersebut cenderung orang lain akan menganggapnya gila ilmu. Maksudnya, hari-harinya dipenuhi dengan hal-hal yang berbau supranatural. Satu hal yang Anda harus lakukan yaitu tetap dalam satu koridor “Sadar” mantap pada niat Anda.
3. Sabar dan tabah. Jika kita sudah mulai berproses (belajar ilmu batin) kesabaran dan ketabahan akan teruji. Saat itulah orang yang merasa tidak mampu pada ujian yang dihadapinya, dan ia pun ragu apakah batinnya kuat atau tidak. Banyak yang salah berpendapat “bahwa sekali saja kita belajar ilmu batin maka langsung bisa …. SALAH... Bagaimanapun ilmu batin memerlukan ketekunan, kesabaran, ketabahan menghadapi godaan dan cobaan.
4. Ikhlas. Semua amalan dari guru hendaknya di lakukan dengan ikhlas, sebab sesuatu yang di lakukan dengan ihklas akan mudah menjalani, bisa jadi dalam pengamalannya tidak ikhlas, hal tersebut akan menghalang perjalanannya dalam mempelajari ilmu batin. Atau bahkan ilmu tersebut tidak masuk sama sekali dalam manifestasinya “IKHLAS” yang lain yaitu ihklas menjalani kehidupan ini.
5. Berani. Tanpa keberanian jangan coba-coba mempelajari ilmu batin, sebab jika sudah masuk ke dunia ilmu ini sudah tentu akan mengalami peristiwa-peristiwa ghoib, pemandangan-pemandangan ghoib, suara aneh, gejala aneh, dan tidak menutup kemungkinan akan di temui makhluk-makhluk aneh/ghoib. Pastikan dan yakinkan bahwa Anda siap, berani menghadapi hal-hal tersebut.
6. Cinta. Ini juga sebahagian daripada proses belajar ilmu batin. Harus berani menerima kenyatan bahwa dunia (ilmu batin/hikmah) adalah sebagian daripada kehidupannya. Ini sudah risiko, sebab proses belajar ilmu batin memerlukan waktu yang lama, sehingga tanpa rasa cinta rasanya sukar untuk mendapatkanya.
Hati-hatilah, karena mempelajari ilmu batin harus memahami dan diamalkan sesuai RAMBU-RAMBU PERINTAH AGAMA. Apalah artinya “BERILMU” tapi akidahnya melencong dan apalah arti “SAKTI” tapi tidak memahami agama. Dan bagaimanapun orang sakti “PASTI AKAN MATI”.
RAHASIA HIDUP BERAGAMA
Suatu kali Emha Ainun Nadjib ditodong pertanyaan beruntun. “Cak Nun,” kata sang penanya, “misalnya pada waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan menghadapi tiga pilihan, yang harus dipilih salah satu: pergi ke masjid untuk shalat Jumat, mengantar pacar berenang, atau mengantar tukang becak miskin ke rumah sakit akibat tabrak lari, mana yang sampeyan pilih?“
Cak Nun menjawab lantang, “Ya nolong orang kecelakaan.”
“Tapi sampeyan kan dosa karena tidak sembahyang?” kejar si penanya.
“Ah, mosok Gusti Allah ndeso gitu,” jawab Cak Nun.
“Kalau saya memilih shalat Jumat, itu namanya mau masuk surga tidak ngajak-ngajak, ” katanya lagi. “Dan lagi belum tentu Tuhan memasukkan ke surga orang yang
memperlakukan sembahyang sebagai credit point pribadi.
Bagi kita yang menjumpai orang yang saat itu juga harus ditolong, Tuhan tidak berada di mesjid,
melainkan pada diri orang yang kecelakaan itu. Tuhan mengidentifikasikan dirinya pada sejumlah orang. Kata Tuhan: kalau engkau menolong orang sakit, Akulah yang sakit itu. Kalau engkau menegur orang yang kesepian, Akulah yang kesepian itu. Kalau engkau memberi makan orang kelaparan, Akulah yang kelaparan itu.
Seraya bertanya balik, Emha berujar, “Kira-kira Tuhan suka yang mana dari tiga orang ini. Pertama, orang yang shalat lima waktu, membaca al-quran, membangun masjid, tapi korupsi uang negara.
Kedua, orang yang tiap hari berdakwah, shalat, hapal al-quran, menganjurkan hidup sederhana, tapi dia sendiri kaya-raya, pelit, dan mengobarkan semangat permusuhan. Ketiga, orang yang tidak shalat, tidak membaca al-quran, tapi suka beramal, tidak korupsi, dan penuh kasih sayang?”
Kalau saya, ucap Cak Nun, memilih orang yang ketiga. Kalau korupsi uang negara, itu namanya membangun neraka, bukan membangun masjid. Kalau korupsi uang rakyat, itu namanya bukan membaca al-quran, tapi menginjak-injaknya. Kalau korupsi uang rakyat, itu namanya tidak sembahyang, tapi menginjak Tuhan. Sedang orang yang suka beramal, tidak korupsi, dan penuh kasih sayang, itulah orang yang sesungguhnya sembahyang dan membaca al-quran.
Kriteria kesalehan seseorang tidak hanya diukur lewat shalatnya. Standar kesalehan seseorang tidak melulu dilihat dari banyaknya dia hadir di kebaktian atau misa. Tolok ukur kesalehan hakikatnya adalah output sosialnya: kasih sayang sosial, sikap demokratis, cinta kasih, kemesraan dengan orang lain, memberi, membantu sesama. Idealnya, orang beragama itu mesti shalat, misa, atau ikut kebaktian, tetapi juga tidak korupsi dan memiliki perilaku yang santun dan berkasih sayang.
Agama adalah akhlak. Agama adalah perilaku. Agama adalah sikap. Semua agama tentu mengajarkan kesantunan, belas kasih, dan cinta kasih sesama. Bila kita cuma puasa, shalat,
baca al-quran, pergi kebaktian, misa, datang ke pura, menurut saya, kita belum layak disebut orang yang beragama. Tetapi, bila saat bersamaan kita tidak mencuri uang negara, meyantuni fakir miskin, memberi makan anak-anak terlantar, hidup bersih, maka itulah orang beragama.
Ukuran keberagamaan seseorang sesungguhnya bukan dari kesalehan personalnya, melainkan diukur dari kesalehan sosialnya. Bukan kesalehan pribadi, tapi kesalehan sosial. Orang beragama adalah orang yang bisa menggembirakan tetangganya. Orang beragama ialah orang yang menghormati orang lain, meski beda agama. Orang yang punya solidaritas dan keprihatinan sosial pada kaum mustadh’afin (kaum tertindas). Juga tidak korupsi dan tidak mengambil yang bukan haknya. Karena itu, orang beragama mestinya memunculkan sikap dan jiwa sosial tinggi. Bukan orang-orang yang meratakan dahinya ke lantai masjid, sementara beberapa meter darinya, orang-orang miskin meronta kelaparan.
Ekstrinsik VS Intrinsik
Dalam sebuah hadis diceritakan, suatu ketika Nabi Muhammad SAW mendengar berita perihal seorang yang shalat di malam hari dan puasa di siang hari, tetapi menyakiti tetangganya dengan lisannya. Nabi Muhammad SAW menjawab singkat, “Ia di neraka.” Hadis ini memperlihatkan kepada kita bahwa ibadah ritual saja belum cukup. Ibadah ritual mesti dibarengi ibadah sosial.
Pelaksanaan ibadah ritual yang tulus harus melahirkan kepedulian pada lingkungan sosial.
Hadis di atas juga ingin mengatakan, agama jangan dipakai sebagai tameng memperoleh kedudukan dan citra baik di hadapan orang lain. Hal ini sejalan dengan definisi keberagamaan dari Gordon W Allport. Allport, psikolog, membagi dua macam cara beragama: ekstrinsik dan intrinsik.
Yang ekstrinsik memandang agama sebagai sesuatu yang dapat dimanfaatkan. Agama dimanfaatkan demikian rupa agar dia memperoleh status darinya. Ia puasa, misa, kebaktian, atau membaca kitab suci, bukan untuk meraih keberkahan Tuhan, melainkan supaya orang lain menghargai dirinya. Dia beragama demi status dan harga diri. Ajaran agama tidak menghujam ke dalam dirinya.
Yang kedua, yang intrinsik, adalah cara beragama yang memasukkan nilai-nilai agama ke dalam dirinya. Nilai dan ajaran agama terhujam jauh ke dalam jiwa penganutnya. Adanya internalisasi nilai spiritual keagamaan. Ibadah ritual bukan hanya praktik tanpa makna. Semua ibadah itu memiliki pengaruh dalam sikapnya sehari-hari. Baginya, agama adalah penghayatan batin kepada Tuhan. Cara beragama yang intrinsiklah yang mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan penuh kasih sayang.
Keberagamaan ekstrinsik, cara beragama yang tidak tulus, melahirkan egoisme. Egoisme bertanggungjawab atas kegagalan manusia mencari kebahagiaan, kata Leo Tolstoy. Kebahagiaan tidak terletak pada kesenangan diri sendiri. Kebahagiaan terletak pada kebersamaan. Sebaliknya, cara beragama yang intrinsik menciptakan kebersamaan. Karena itu, menciptakan kebahagiaan dalam diri penganutnya dan lingkungan sosialnya. Ada penghayatan terhadap pelaksanaan ritual-ritual agama.
Cara beragama yang ekstrinsik menjadikan agama sebagai alat politis dan ekonomis. Sebuah sikap beragama yang memunculkan sikap hipokrit; kemunafikan. Syaikh Al Ghazali dan Sayid Quthb pernah berkata, kita ribut tentang bid’ah dalam shalat dan haji, tetapi dengan tenang melakukan bid’ah dalam urusan ekonomi dan politik. Kita puasa tetapi dengan tenang melakukan korupsi. Juga kekerasan, pencurian, dan penindasan.
Indonesia, sebuah negeri yang katanya agamis, merupakan negara penuh pertikaian. Majalah Newsweek edisi 9 Juli 2001 mencatat, Indonesia dengan 17.000 pulau ini menyimpan 1.000 titik api yang sewaktu-waktu siap menyala. Bila tidak dikelola, dengan mudah beralih menjadi bentuk kekerasan yang memakan korban. Peringatan Newsweek lima tahun lalu itu, rupanya mulai memperlihatkan kebenaran. Poso, Maluku, Papua Barat, Aceh menjadi contohnya. Ironis.
Jalaluddin Rakhmat, dalam Islam Alternatif , menulis betapa banyak umat Islam disibukkan dengan urusan ibadah mahdhah (ritual), tetapi mengabaikan kemiskinan, kebodohan, penyakit, kelaparan, kesengsaraan, dan kesulitan hidup yang diderita saudara-saudara mereka. Betapa banyak orang kaya Islam yang dengan khusuk meratakan dahinya di atas sajadah, sementara di sekitarnya tubuh-tubuh layu digerogoti penyakit dan kekurangan gizi.
Kita kerap melihat jutaan uang dihabiskan untuk upacara-upacara keagamaan, di saat ribuan anak di sudut-sudut negeri ini tidak dapat melanjutkan sekolah. Jutaan uang dihamburkan untuk membangun rumah ibadah yang megah, di saat ribuan orang tua masih harus menanggung beban mencari sesuap nasi. Jutaan uang dipakai untuk naik haji berulang kali, di saat ribuan orang sakit menggelepar menunggu maut karena tidak dapat membayar biaya rumah sakit. Secara ekstrinsik mereka beragama, tetapi secara intrinsik tidak beragama. [ed.AYS]
Rahasia Olah Kanuragan dan Tenaga Dalam
1. Olah Raga dan Olah Fisik Kanuragan.
Olah raga, olah fisik dan olah gerak adalah tingkatan yang paling dasar. Yang bersifat kesaktian, tujuan latihannya adalah untuk kekuatan, kelincahan dan kecepatan gerak, ketrampilan (teknik beladiri) dan prestasi, kesehatan dan kebugaran. Biasanya juga ada teknik pernafasan dalam masing-masing gerakan, tetapi teknik pernafasan itu hanyalah bagian dari olah raga atau olah fisik tersebut. Misalnya dalam gerakan-gerakan karate atau jurus-jurus pencak silat, biasanya juga ada teknik pernafasan yang diajarkan dalam melakukan gerak / jurus tersebut, teknik pernafasan itu adalah bagian dari gerakan / jurus tersebut, bukan khusus untuk melatih olah nafas. Jenis kekuatan yang dihasilkan dalam olah raga dan olah fisik kanuragan adalah kekuatan fisik / kanuragan atau ada juga yang menyebutnya tenaga dasar, yaitu kekuatan fisik kanuragan yang dilambari dengan olah nafas tertentu dan kekuatannya menyatu dengan fisik.
Cakra energi tubuh yang bekerja biasanya adalah dominan cakra-cakra yang berada di dada saja.
Ilmu Kanuragan adalah satu kesatuan ilmu olah fisik dan gerak, termasuk yang dilambari dengan ilmu gaib dan ilmu khodam, olah nafas dan olah batin untuk kanuragan.
2. Olah Nafas dan Tenaga Dalam.
Secara umum pengertian tenaga dalam adalah suatu bentuk energi yang dihasilkan oleh tubuh manusia, bersumber dari cakra-cakra energi tubuh manusia, ada juga yang menyebutnya sebagai daya gaib. Secara umum energi tenaga dalam ini dibangkitkan dan diolah dengan cara olah nafas tenaga dalam, walaupun ada juga pengolahan cakra-cakra energi dengan cara lain selain olah nafas.
Jenis energi tenaga dalam yang dihasilkan dalam olah nafas tenaga dalam dibagi menjadi 2 jenis:
1. Tenaga Dalam (Kanuragan)
Bila olah nafas ini merupakan satu bagian dengan olah kanuragan, maka jenis kekuatan yang dihasilkan adalah apa yang disebut sebagai tenaga dalam atau tenaga dalam kanuragan, biasanya ditujukan untuk membangun kekuatan tubuh, kecepatan gerak, kekuatan menahan pukulan, kekuatan pukulan untuk mematahkan kayu, besi, batu, dsb. Pukulan yang dilambari dengan tenaga dalam kekuatannya bisa mencapai ratusan kali lipat bila dibandingkan dengan hanya menggunakan kekuatan fisik semata. Jenis tenaga dalam untuk kekuatan ini seringkali disebut sebagai tenaga keras atau tenaga dasar.
Olah raga, olah fisik dan olah gerak adalah tingkatan yang paling dasar. Yang bersifat kesaktian, tujuan latihannya adalah untuk kekuatan, kelincahan dan kecepatan gerak, ketrampilan (teknik beladiri) dan prestasi, kesehatan dan kebugaran. Biasanya juga ada teknik pernafasan dalam masing-masing gerakan, tetapi teknik pernafasan itu hanyalah bagian dari olah raga atau olah fisik tersebut. Misalnya dalam gerakan-gerakan karate atau jurus-jurus pencak silat, biasanya juga ada teknik pernafasan yang diajarkan dalam melakukan gerak / jurus tersebut, teknik pernafasan itu adalah bagian dari gerakan / jurus tersebut, bukan khusus untuk melatih olah nafas. Jenis kekuatan yang dihasilkan dalam olah raga dan olah fisik kanuragan adalah kekuatan fisik / kanuragan atau ada juga yang menyebutnya tenaga dasar, yaitu kekuatan fisik kanuragan yang dilambari dengan olah nafas tertentu dan kekuatannya menyatu dengan fisik.
Cakra energi tubuh yang bekerja biasanya adalah dominan cakra-cakra yang berada di dada saja.
Ilmu Kanuragan adalah satu kesatuan ilmu olah fisik dan gerak, termasuk yang dilambari dengan ilmu gaib dan ilmu khodam, olah nafas dan olah batin untuk kanuragan.
2. Olah Nafas dan Tenaga Dalam.
Secara umum pengertian tenaga dalam adalah suatu bentuk energi yang dihasilkan oleh tubuh manusia, bersumber dari cakra-cakra energi tubuh manusia, ada juga yang menyebutnya sebagai daya gaib. Secara umum energi tenaga dalam ini dibangkitkan dan diolah dengan cara olah nafas tenaga dalam, walaupun ada juga pengolahan cakra-cakra energi dengan cara lain selain olah nafas.
Jenis energi tenaga dalam yang dihasilkan dalam olah nafas tenaga dalam dibagi menjadi 2 jenis:
1. Tenaga Dalam (Kanuragan)
Bila olah nafas ini merupakan satu bagian dengan olah kanuragan, maka jenis kekuatan yang dihasilkan adalah apa yang disebut sebagai tenaga dalam atau tenaga dalam kanuragan, biasanya ditujukan untuk membangun kekuatan tubuh, kecepatan gerak, kekuatan menahan pukulan, kekuatan pukulan untuk mematahkan kayu, besi, batu, dsb. Pukulan yang dilambari dengan tenaga dalam kekuatannya bisa mencapai ratusan kali lipat bila dibandingkan dengan hanya menggunakan kekuatan fisik semata. Jenis tenaga dalam untuk kekuatan ini seringkali disebut sebagai tenaga keras atau tenaga dasar.
Cakra energi yang bekerja adalah cakra-cakra tubuh yang berada di pusar sampai ke dada, tetapi penekanan utamanya biasanya adalah pada cakra di dada. Pelatihannya harus dilakukan secara hati-hati dan bertahap, jangan dilakukan dengan memforsir tenaga, karena dapat menimbulkan efek samping berupa pembengkakan jantung atau radang hati / liver, terutama pada orang-orang yang baru ikut pelatihannya.
Kebanyakan dalam prakteknya tenaga dalam ini digunakan untuk kekuatan / ketahanan tubuh dan kekuatan untuk menghancurkan, seperti untuk menghancurkan / mematahkan benda keras seperti besi, kayu dan batu, bukan hanya untuk menyerang manusia lain.
Olah nafas untuk tenaga dalam biasanya ditujukan untuk membangun kekuatan kanuragan, bukan untuk secara khusus membuka dan mengolah cakra-cakra energi tubuh. Energi / kekuatan tenaga dalam biasanya hanya mengalir di dalam tubuh orang yang bersangkutan, tidak memancar keluar tubuh. Tetapi energi ini bisa juga dialirkan keluar tubuh dengan cara merambatkan energinya kepada objek tertentu (harus ada persentuhan langsung antara fisik seseorang dengan objek sasaran atau melalui suatu benda perantara).
Pada tingkatan yang tinggi, penguasaan tenaga dalam yang tinggi, tenaga dalam ini dapat juga digunakan untuk menyerang dengan cara energinya dirambatkan, dengan cara menepuk atau menyentuhkan tangan atau bagian tubuh lain kepada lawannya, tidak dipukulkan, dan dapat dibentuk menjadi energi untuk melumpuhkan, merusak organ tubuh bagian dalam, meremukkan tulang dan daging, membuat kaku tak dapat bergerak, dsb, hanya dengan bersentuhan saja atau bersentuhan dengan benda perantara.
2. Tenaga Dalam Murni
Bila olah nafas yang dilakukan adalah olah pernafasan murni, yang pengolahan pernafasannya dilakukan secara khusus dan tidak menjadi bagian dari olah gerak kanuragan, maka kekuatan energi yang dihasilkan adalah apa yang disebut sebagai tenaga dalam murni. Dalam olah nafas ini juga ada gerakan, tetapi gerakan ini khusus merupakan bagian dari olah nafas, bukan bagian dari olah fisik / kanuragan. Cakra energi yang digerakkan terutama adalah cakra-cakra yang berada di bawah pusar (pernafasan perut bawah). Walaupun teknik gerakannya juga melingkupi cakra di bawah pusar sampai ke kepala, tetapi hasil pengembangan energi cakra di leher dan di kepala hanya sedikit saja bila dibangun dengan olah nafas.
Olah nafas untuk tenaga dalam murni biasanya ditujukan bukan untuk secara langsung membangun kekuatan kanuragan, tetapi biasanya secara khusus ditujukan untuk membuka dan mengolah cakra-cakra energi tubuh, atau untuk kemudian dikonversi untuk menambah kekuatan tenaga dalam. Jenis tenaga dalam ini seringkali disebut sebagai tenaga lembut. Energi / kekuatan tenaga dalam murni tidak hanya mengalir di dalam tubuh orang yang bersangkutan, tetapi juga memancar keluar tubuh. Energi ini bisa memancar / dialirkan keluar tubuh kepada objek tertentu pada jarak tertentu dari tubuh, sehingga tidak harus ada persentuhan langsung antara fisik seseorang dengan objek sasaran dan tidak memerlukan suatu benda perantara. Karena sifatnya yang bisa memancar keluar tubuh, maka kekuatan energinya bisa digunakan untuk pukulan jarak jauh, pengisian dan transfer energi, pagaran energi atau pengobatan jarak jauh.
Berbeda dengan energi tenaga dalam kanuragan yang menyatu dengan tubuh manusia dan hanya dapat disalurkan keluar tubuh dengan cara dirambatkan, energi tenaga dalam murni dapat memancar keluar tubuh, bahkan bisa digunakan untuk mengobati orang secara jarak jauh dengan energinya atau bahkan memukul / mementalkan orang lain dari jarak jauh.
Tenaga dalam murni ini biasanya digunakan untuk vitalitas, kesehatan diri dan pengobatan. Bisa juga untuk membangun pagaran energi untuk melindungi diri dari serangan mahluk halus dan orang jahat. Energi ini juga dapat digunakan untuk keperluan gaib, misalnya untuk mengusir, memukul atau menangkap mahluk halus tertentu yang mengganggu. Namun mahluk halus yang terpengaruh oleh jenis energi ini biasanya terbatas pada jenis mahluk halus kelas bawah saja, biasanya mahluk halus kelas atas tidak terpengaruh oleh energi ini.
Tenaga dalam murni dihasilkan oleh cakra-cakra tubuh di bawah pusar, yaitu cakra-cakra di antara pusar dan tulang ekor. Cakra-cakra tersebut adalah cakra-cakra energi dasar manusia dan cadangan energi yang tersedia untuk diolah besar sekali sampai sering disebut lautan energi dan jauh lebih banyak dibandingkan yang bisa dihasilkan dalam olah tenaga dalam kanuragan.
Karakteristik Energi Tenaga Dalam
Pada jaman dulu, pengolahan tenaga dalam murni dilakukan setelah seseorang matang / mahir dengan permainan jurus dan olah kanuragan. Pengolahan tenaga dalam murni dengan cara olah nafas dan meditasi dilakukan sebagai tahapan selanjutnya untuk meningkatkan kekuatan dan kesaktian kanuragan atau untuk menambah kekuatan tenaga dalam (tenaga dalam murni yang dihasilkan dikombinasikan / digabungkan dengan tenaga dalam kanuragan yang sudah dimiliki, sehingga kesaktian kanuragannya menjadi bertambah tinggi).
Dalam olah nafas untuk kanuragan sebenarnya juga dihasilkan tenaga dalam murni. Namun biasanya tenaga dalam murni yang dihasilkan sudah habis dikonversi menjadi tenaga dalam untuk kanuragan. Bila seseorang dapat memadukan kekuatan tenaga dalam kanuragan dengan tenaga dalam murni, maka kekuatan yang dihasilkannya akan luar biasa, tetapi itu berarti orang tersebut harus melatih ke 2 jenis olah pernafasan ini.
Olah tenaga dalam kanuragan bisa dipelajari misalnya melalui perguruan silat Merpati Putih.
Olah tenaga dalam murni bisa dipelajari misalnya melalui perguruan pernafasan Panca Daya dan Satria Nusantara.
Ada beberapa perguruan tenaga dalam yang mengolah kedua jenis pernafasan ini. Dalam latihannya mereka mengolah pernafasan murni, tetapi dalam penerapannya juga dilakukan seperti penggunaan tenaga dalam kanuragan, seperti untuk ketahanan tubuh, kekuatan pukulan mematahkan besi, dsb. Ada juga perguruan tenaga dalam yang mengolah kedua jenis pernafasan ini yang dikombinasikan dengan ilmu gaib untuk kesaktian. Biasanya hasilnya lebih kuat dibandingkan pelatihan yang tidak menggunakan amalan gaib, tetapi seringkali kekuatan asli tenaga dalam orang yang bersangkutan tidak seberapa, yang lebih kuat adalah sugesti amalan gaibnya.
Masing-masing jenis tenaga dalam, yaitu tenaga dalam kanuragan dan tenaga dalam murni, mempunyai sifat sendiri-sendiri dan jenis penggunaannya juga sendiri-sendiri.
Penggunaan tenaga dalam kanuragan biasanya untuk kekuatan, kekerasan dan kesaktian kanuragan, sehingga seringkali disebut tenaga keras. Misalnya, dengan memusatkan kekuatan di tangan, tenaga dalam kanuragan digunakan untuk memecahkan batu, mematahkan kayu atau besi. Tetapi tenaga dalam kanuragan juga dapat digunakan untuk melatih meringankan tubuh atau untuk kecepatan gerak. Pada tingkatan yang tinggi seseorang juga dapat membunuh atau melumpuhkan orang lain hanya dengan menyentuhnya (merambatkan energinya untuk membunuh atau melumpuhkan).
Pengolahan tenaga dalam murni biasanya ditujukan untuk mengoptimalkan potensi energi yang dihasilkan oleh tubuh, yaitu dengan membuka cakra-cakra energi di seluruh tubuh dan mengolah energi yang dihasilkan oleh masing-masing cakra tersebut. Jenis tenaga dalam ini seringkali disebut sebagai tenaga lembut, karena sifatnya yang bisa dibentuk menjadi berbagai macam tujuan penggunaan energi sesuai tingkat penguasaan penggunanya.
Seseorang yang mahir dalam penguasaan tenaga dalam murni akan memiliki kelebihan dalam pemanfaatannya dibandingkan dengan pemanfaatan tenaga dalam kanuragan. Selain bisa juga dikonsentrasikan untuk menjadi tenaga keras, yaitu untuk melakukan perbuatan-perbuatan seperti dalam penggunaan tenaga dalam kanuragan, bisa juga dikonsentrasikan untuk dijadikan pukulan lembut (pukulan yang menyerang bagian dalam tubuh lawan). Sifat-sifat dasar tenaga dalam murni yang memancar keluar tubuh juga dapat digunakan untuk membuat pagaran energi, sehingga tidak dapat diserang oleh orang lain dengan tenaga dalam kanuragan, juga dapat digunakan untuk melakukan pukulan jarak jauh.
Seseorang yang mahir dalam penguasaan tenaga dalam murni juga dapat mengkonsentrasikan energinya untuk diubah menjadi tenaga dingin atau panas.
Tenaga dingin dapat digunakan untuk pukulan dingin yang membekukan jantung, peredaran darah dan sistem saraf, atau membekukan tenaga dalam lawan, atau dijadikan pagaran energi yang dapat membekukan peredaran darah dan tenaga dalam lawan yang menyentuhnya.
Tenaga panas dapat dijadikan pukulan panas atau pagaran energi yang dirasakan panas oleh orang lain (braja geni). Dengan pukulan panas, objek yang dipukul dapat pecah berantakan dan gosong. Biasanya dilatih dengan memukul pohon pisang. Pohon pisang yang dipukul, keesokan harinya akan mati layu dan tampak ada bagian yang gosong terkena pukulan. Tetapi jenis pukulan ini akan terbatas manfaatnya bila lawannya memiliki kekebalan (ilmu kebal atau jimat kebal) atau perisai pagaran energi yang kuat.
Pada tingkatan yang lebih tinggi, pukulan panas dapat dikonsentrasikan menjadi ilmu pukulan braja musti. ilmu pukulan braja musti adalah juga jenis pukulan panas, tetapi ditujukan untuk menyerang bagian dalam tubuh lawan. Sebuah objek yang dipukul dengan ilmu pukulan ini mungkin tetap utuh bagian luarnya, tetapi hancur dan gosong terbakar bagian dalamnya. Tergantung pada tingkatan penggunanya, dengan ilmu ini pagaran atau kekebalan lawan akan dapat ditembus dan objek sasaran yang dipukul dapat kelihatan utuh bagian luarnya, tetapi hancur dan gosong bagian dalamnya. Ilmu pukulan ini dilatih dengan memukul buah kelapa utuh. Tanda keberhasilannya adalah bila setelah dipukul dengan pukulan braja musti ini, buah kelapanya bisa pecah atau bisa juga tetap utuh, bagian luarnya tidak gosong tetapi bagian dalamnya yang gosong. Itulah bedanya ilmu braja musti dengan braja geni.
Semua penggunaan tenaga dalam kanuragan dan tenaga dalam murni akan menjadi berlipat-lipat kekuatannya bila dilambari dengan ajian-ajian kesaktian atau amalan ilmu gaib dan ilmu khodam.
3. Hawa Murni
Khusus untuk cakra energi tubuh yang berada di ujung tulang belakang (tulang ekor), secara alami energi yang dihasilkannya adalah apa yang disebut hawa murni. Hawa murni adalah pemicu munculnya tenaga dalam murni dan tenaga dalam kanuragan. Hawa murni terkait erat dengan aktivitas sukma manusia, menjadi penunjang energi kehidupan tubuh manusia.
Seringkali orang tidak dapat membedakan istilah tenaga dalam murni dengan hawa murni, sehingga sering disebut sama, padahal berbeda. Cakra energi sebagai sumber tenaganya pun berbeda. Tenaga dalam murni dihasilkan oleh cakra-cakra tubuh di antara pusar dan tulang ekor. Itulah yang dihasilkan dalam olah nafas tenaga dalam yang penekanannya pada pernafasan perut bagian bawah. Sedangkan hawa murni dihasilkan oleh tulang belakang (sumsum tulang belakang) dan mengalir keluar melalui ujung tulang belakang (tulang ekor) atau melalui saluran di pangkal tengkorak (tulang leher bagian atas) menuju ke otak. Biasanya hawa murni dikembangkan dengan cara meditasi, seperti dalam meditasi pembangkitan energi kundalini.
Secara alami energi hawa murni ini mengalir keluar ketika seseorang menguap (seperti menguap mengantuk). Energi hawa murni keluar dari tulang punggung mengalir ke atas, melewati tulang leher dan pangkal tengkorak menuju ke otak. Kemudian energi ini merangsang saraf-saraf / cakra-cakra di leher dan kepala, otot-otot dan urat saraf mengejang dan manusia menguap. Jika hawa murni mengalir keluar melalui ujung tulang ekor dan merangsang cakra-cakra di sekitar bawah perut, maka yang mengejang adalah otot-otot di bagian kaki dan perut. Atau bila yang mengejang adalah otot-otot di perut, tangan dan dada, maka hawa murni itu mengalir keluar dan merangsang cakra-cakra di sekitar dada.
Bila seseorang kehabisan tenaga dalam murni atau tenaga dalam kanuragan, maka hawa murni ini akan bergerak untuk mengisi kekosongan energi. Atau bila seseorang kehabisan daya tenaga untuk bertahan hidup, misalnya dalam kondisi kedinginan yang parah, maka energi ini akan mengalir dengan sendirinya untuk memberikan kehangatan (kecuali bila orang tersebut berusaha melawan hawa dingin tersebut, maka aliran energi ini akan terhambat dan akibatnya orang tersebut akan menggigil kedinginan). Begitu juga yang terjadi pada orang-orang yang kelelahan, energi ini akan mengalir dengan sendirinya untuk memulihkan tenaga.
Bila anda menggigil kedinginan, berarti energi dan kekuatan tubuh anda dalam kondisi tidak mampu melawan hawa dingin yang anda alami. Cobalah untuk menenangkan batin anda. Sambil menahan dan menekan nafas di perut bagian bawah, cobalah untuk mengiklaskan bahwa anda memang harus mengalami kedinginan, mudah-mudahan kemudian akan ada aliran-aliran energi (hawa murni) yang kemudian membuat anda tidak menggigil lagi. Anda masih tetap kedinginan, tetapi anda tidak menggigil lagi. Setelah tidak menggigil lagi, teruskan menahan nafas dan tekan di perut bagian bawah, cobalah dengan beberapa gerakan tangan sambil tetap menekan nafas, anda alirkan energi ke seluruh tubuh supaya tubuh anda tidak kedinginan lagi, tujuannya adalah untuk membangkitkan dan menyalurkan hawa hangat yang berasal dari energi cakra di ujung tulang belakang, pusar dan dada.
Begitu juga bila anda kehujanan. Bila memang anda harus basah kehujanan, maka cobalah mengiklaskan bahwa anda memang harus basah kehujanan. Sesudah itu mandilah dengan air hangat. Biasanya tubuh anda akan tetap sehat dan hangat. Lain halnya bila anda basah kehujanan tetapi anda tidak iklas basah kehujanan, biasanya anda kemudian akan mengalami sakit masuk angin, demam atau flu.
Saat seseorang tidur dalam cuaca dingin (atau tinggal di dataran tinggi), secara alami hawa murni akan bekerja menghangatkan tubuhnya. Itulah sebabnya orang yang tidur dalam cuaca yang dingin, setelah bangun tidur tubuhnya akan terasa lebih hangat dan lebih segar (kecuali bila orang tersebut kedinginan). Orang yang tinggal di tempat yang bersuhu dingin biasanya memiliki vitalitas tubuh yang lebih baik dibandingkan orang yang tinggal di cuaca yang panas.
Hawa murni menjadi penunjang energi kehidupan tubuh manusia. Energinya mengisi energi kehidupan organ-organ, pembuluh darah, urat saraf dan semua sel-sel tubuh manusia dan menunjang proses metabolisme tubuh. Aktivitas energi hawa murni terkait erat dengan roh / sukma manusia. Karena itu orang yang sedang merogoh sukma tidak boleh terlalu lama sukmanya berada di luar tubuh manusia. Jangan sampai kemudian ketika sukmanya kembali, tubuhnya telah mati. Begitu juga terjadi pada orang yang pingsan tak sadarkan diri, atau sedang koma, aktivitas energi hawa murni ini akan melemah. Aktivitas energi hawa murni ini akan kuat pada orang-orang yang hidupnya bersemangat, sehingga tubuhnya lebih segar berenergi tidak cepat lelah dan lebih tahan terhadap penyakit.
Itulah pentingnya menumbuhkan sugesti positif kesembuhan pada orang yang sedang sakit, supaya tubuhnya tetap menghasilkan energi positif untuk menunjang kesembuhannya, energi positif yang mengisi sel-sel tubuhnya untuk kelangsungan metabolismenya membangun sel-sel tubuh yang sehat dan menyingkirkan energi negatif penyakitnya.
Kadangkala terjadi keajaiban, seseorang yang berniat untuk datang berobat kepada seorang dokter atau 'orang pinter' dan merasa yakin oleh orang tersebut sakitnya pasti sembuh, maka sekalipun belum bertemu dengan dokter atau 'orang pinter' tersebut, tetapi orang tersebut sudah merasa tubuhnya telah sehat, sudah merasa ringan, rasa sakitnya sudah hilang atau berkurang. Terjadi demikian karena sukmanya mengsugesti kesembuhan, menyingkirkan energi negatif penyakit dalam dirinya. Sekalipun kemudian orang tersebut tidak jadi bertemu dengan dokter atau 'orang pinter' tersebut, tetapi sakitnya akan berangsur-angsur sembuh dengan sendirinya, atau sekalipun masih sakit, tetapi sakitnya tidak bertambah parah. Kejadian di atas terjadi pada orang-orang yang mengsugesti dirinya bahwa sakit-penyakitnya pasti sembuh oleh dokter atau 'orang pinter' tersebut.
Berbeda halnya pada orang-orang yang mengsugesti dirinya bahwa sakitnya hanya akan sembuh setelah bertemu dengan dokter atau 'orang pinter' tersebut, sugesti kesembuhannya hanya akan terjadi setelah bertemu dengan dokter atau 'orang pinter' tersebut. Jika kemudian orang tersebut tidak jadi bertemu dengan dokter atau 'orang pinter' tersebut, maka sakitnya tidak akan berangsur-angsur sembuh dengan sendirinya, mungkin juga sakitnya akan bertambah parah. Begitu juga akan terjadi pada orang-orang yang pasrah kepada dokternya, sakitnya akan lama sembuhnya, apalagi kalau tidak percaya pada dokternya, atau merasa tidak ada orang yang dapat menolongnya.
Begitu juga akan terjadi pada orang-orang yang merasa hanya akan sembuh setelah meminum obat-obatan dari dokternya, sakitnya akan lama sembuhnya, seringkali juga sakitnya tidak sembuh-sembuh walaupun obat-obatan sudah habis diminum semua.
Si sakit sendiri harus bersikap positif. Jangan bersugesti negatif, jangan menganggap sakitnya tidak ada yang bisa menyembuhkan, atau menganggap dokter atau 'orang pinter' yang sedang mengobatinya tidak akan mampu menyembuhkannya. Dengan bersikap begitu dia membangun energi negatif di dalam dirinya, melemahkan semangat juang tubuhnya untuk sembuh dan melemahkan energi penyembuhan dalam dirinya. Atau sekalipun dia sudah sembuh dari sakitnya, dia akan tetap merasa masih sakit, tidak merasa sudah sembuh, tidak tahu bahwa sakitnya sudah sembuh oleh dokter atau 'orang pinter' tersebut, dan pasti juga tidak akan berterima kasih, apalagi bersyukur.
Karakteristik dan Kegaiban Energi
Ilmu tenaga dalam dapat juga dikatakan sejenis dengan ilmu gaib. Dikatakan demikian karena energinya tidak tampak mata dan secara akal pikiran awam tidak mungkin manusia dengan kekuatannya sendiri dapat mematahkan kayu, besi, memecahkan batu dsb. Lebih keras mana, kayu, batu dan besi dengan tangan manusia ? Seharusnyalah tangan manusia itu yang remuk. Tetapi ternyata tidaklah demikian kejadiannya. Malahan kayu atau besinya yang patah. Batunya yang remuk. Juga mereka yang mengolah tenaga dalam murni dapat mementalkan orang lain. Banyak orang yang berpendapat itu hanyalah tipuan. Mungkin ada juga orang yang memang berniat menipu. Tapi sebaiknya kita coba dulu ikut pelatihannya, barulah nanti kita dapat dengan valid memberikan pendapat apakah kejadian itu benar atau hanyalah tipuan belaka. (Ada juga sejenis ilmu gaib yang mementalkan orang atau mengendalikan gerakan tubuh orang lain, biasa disebut Ilmu Kontak).
Sebenarnya tenaga dalam, tenaga dalam murni dan hawa murni dihasilkan oleh semua cakra di tubuh manusia, tetapi yang terkait dengan keilmuan tenaga dalam, yang disebutkan hanyalah energi yang dihasilkan oleh cakra-cakra tertentu saja yang menjadi obyek pelatihan tenaga dalam.
Hawa murni, tenaga dalam dan tenaga dalam murni bersumber dari tubuh manusia itu sendiri yang dalam kehidupan sehari-hari tidak muncul, atau bahkan tidak disadari keberadaannya. Ini juga adalah suatu kegaiban, kegaiban yang berasal dari dalam diri manusia sendiri. Kegaiban (daya gaib - potensi diri) ini baru akan terbentuk menjadi sesuatu yang berarti setelah diolah secara khusus, misalnya dibangun dengan olah pernafasan.
Energi yang dihasilkan tubuh manusia dengan sebutan hawa murni, tenaga dalam, tenaga dalam murni, tenaga dasar, kundalini, prana, dsb, adalah kegaiban dari dalam diri manusia, berupa kekuatan energi yang besar sekali, yang dihasilkan oleh cakra-cakra energi di tubuh manusia. Cakra-cakra energi di tubuh manusia adalah pusat-pusat saraf, yang bila diolah secara khusus dapat membangkitkan kekuatan energi yang luar biasa dalam kehidupan manusia. Ada banyak sekali cakra-cakra energi di tubuh manusia, tetapi yang diolah dalam pengolahan energi biasanya adalah cakra-cakra energi yang utama saja sesuai tujuan pengolahannya. Energi tersebut masing-masing memiliki sifat sendiri-sendiri sesuai namanya masing-masing, karena dibangkitkan dan diolah dengan cara yang berbeda-beda.
Walaupun cakra-cakra energi tubuh belum pernah dibuka dan energinya belum pernah dibangkitkan / diolah, tetapi sebenarnya cakra-cakra tersebut tidak benar-benar tertutup, energinya tetap mengalir keluar sesuai kebutuhan dalam keseharian manusia, tetapi dengan telah terbukanya cakra-cakra energi tersebut energinya dapat lebih lancar mengalir.
Dalam hal ini ada perbedaan sifat dan perilaku dari cakra-cakra energi yang telah terbuka. Jika cakra-cakra itu terbuka dengan sendirinya, misalnya dengan mengikuti pelatihan olah pernafasan tenaga dalam, selanjutnya cakra-cakra itu akan bergerak secara otomatis membuka atau menutup aliran energi sesuai kegiatan si manusia. Jika tidak sedang digunakan, maka bukaan cakra-cakra itu akan mengecil dengan sendirinya menyetabilkan aliran energi.
Jika cakra-cakra itu tidak terbuka dengan sendirinya, misalnya dibuka oleh orang lain atau dibuka sendiri dengan memaksakan memasukkan energi dari luar (misalnya dengan cara meditasi pembukaan cakra dan pembangkitan energi kundalini), cakra-cakra itu lebih kaku, tidak akan bergerak secara otomatis membuka atau menutup aliran energi sesuai kegiatan si manusia. Jika si manusia belum bisa "mem-filter" (menyaring) aliran energi, dengan telah terbukanya cakra-cakra tersebut justru akan memudahkan menyerap energi-energi yang negatif atau memudahkan energi-energi lain yang tidak jelas juntrungannya untuk masuk ke dalam tubuh manusia.
Seseorang yang ingin memiliki kemampuan tertentu yang terkait dengan pembukaan cakra-cakra energi tersebut harus datang ke tempat-tempat membuka dan mengolah cakra yang sesuai dengan tujuan niatnya, karena masing-masing cakra tubuh harus dibuka dan diolah dengan cara / sugesti sendiri-sendiri sesuai masing-masing tujuannya.
- Untuk pengolahan energi, maka sugesti membuka dan mengolahnya haruslah untuk tujuan pengolahan energi.
- Untuk melihat gaib, maka sugesti membuka dan mengolahnya haruslah untuk kemampuan melihat gaib.
- Untuk olah spiritual, maka sugesti membuka dan mengolahnya haruslah untuk olah spiritual.
Orang-orang yang ikut pelatihan tenaga dalam di dalam perguruan tenaga dalam, biasanya cakra-cakra energinya telah terbuka (walaupun pembukaan cakranya tidak maksimal karena biasanya tidak secara khusus dibuka) dan energinya juga telah dibangkitkan dan diolah, sehingga sering disebut telah memiliki tenaga dalam. Tetapi walaupun cakra-cakra tubuhnya telah terbuka, termasuk cakra-cakra di leher, di dahi atau yang di ubun-ubun, tidak berarti mereka langsung bisa melihat alam gaib dan bisa melihat sosok-sosok mahluk gaib.
Kemampuan melihat gaib tidak begitu saja secara otomatis terjadi pada orang-orang yang telah terbuka cakra energi mata ketiganya, misalnya yang dibuka dengan olah tenaga dalam / prana atau kundalini. Cakra-cakra energi tubuh yang dibuka untuk tujuan pengolahan energi tubuh tidak langsung berhubungan dengan alam gaib dan kegaiban. Untuk keperluan melihat gaib, maka cakra-cakra tersebut harus dibuka khusus untuk tujuan kegaiban, bukan untuk tujuan pengolahan energi tubuh.
Kepekaan dan kekuatan rasa dan batin adalah dasar dari kebatinan dan kekuatan batin / spiritual. Kekuatan yang dibangun dalam olah rasa dan olah batin adalah kekuatan rasa dan kekuatan batin (bersifat gaib), dihasilkan oleh cakra tubuh di bagian dada. Tetapi pembukaan cakra energi di dada tidak ditujukan untuk yang bersifat gaib, biasanya untuk tujuan kanuragan, begitu juga dengan pengolahannya. Untuk tujuan kebatinan dan kegaiban, cakra energi di dada tidak diolah dengan teknik pernafasan, tetapi dengan cara olah rasa dan kebatinan, karena berhubungan dengan kegaiban sukma manusia, dan kekuatan rasa dan batin yang terjadi adalah berasal dari kekuatan sukmanya ditambah energi dari cakra tubuhnya, jadi tidak semata-mata hanya energi tubuh dari cakra tersebut.
Dalam proses pembelajaran meditasi kundalini diajarkan cara membuka cakra-cakra tubuh, dari cakra yang paling dasar sampai cakra mahkota. Tujuan utama pembukaan cakra-cakra tersebut adalah untuk mengolah energi yang dihasilkan oleh cakra-cakra tersebut untuk dapat digunakan untuk kesehatan dan vitalitas, juga untuk menambah kekuatan tenaga dalam, kesaktian gaib dan olah spiritual. Pembukaan cakra-cakra tersebut tidak dikhususkan untuk melihat gaib, dan dengan telah terbukanya cakra mahkota tidak berarti seseorang langsung dapat melihat gaib, atau mengetahui seluk-beluk alam dunia spiritual, karena pengetahuan spiritual harus dipelajari sendiri berdasarkan proses “pencarian spiritual”, tetapi dengan telah terbukanya cakra-cakra tersebut akan mempermudah usaha pembelajaran seseorang.
Di banyak tempat, umumnya energi-energi tersebut dibangkitkan dan diolah dengan cara olah pernafasan, karena berhubungan dengan olah kanuragan dan kesaktian / kekuatan. Tetapi di India, kundalini biasanya dihasilkan dengan cara meditasi (olah pikiran / sugesti) dan yoga untuk menarik / menggerakkan urat saraf. Cara-cara meditasi juga banyak dilakukan di Indonesia, terutama disertai dengan bacaan amalan, zikir dan wirid.
Cara-cara di atas masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Yang terlebih harus diperhatikan adalah faktor resiko dari cara apapun yang dilakukan, dan setelah energi tersebut terbangkitkan, harus dapat dikendalikan dengan semestinya.
Energi yang dibangkitkan dengan cara olah pernafasan biasanya dapat dikendalikan dengan relatif lebih mudah, karena proses latihannya memang ditujukan untuk membangun dan mengendalikan energi. Seandainya pun terjadi kesalahan dalam proses latihannya, penyembuhannya relatif lebih mudah dibanding olah energi dengan cara selain olah pernafasan. Tetapi secara fisik ada juga resikonya. Terlalu memforsir pernafasan dada dapat menyebabkan pembengkakan jantung dan radang hati / liver, terutama untuk yang baru ikut pelatihannya (pemula), tetapi bisa juga terjadi pada yang sudah senior, yang menggebu-gebu hasratnya akan kesaktian kanuragan. Pernafasan perut bawah juga dapat menyebabkan usus turun atau perut kendor.
Pembangkitan energi dengan cara rutin membaca amalan, zikir dan wirid, biasanya akan juga membentuk batin yang kuat. Dengan cara ini juga bisa ditingkatkan menjadi ilmu gaib dan ilmu khodam (walaupun seringkali tidak disengaja dan tidak diketahui terjadinya). Tetapi cara ini juga mempunyai efek samping, yaitu dapat menyebabkan kepala terasa penuh / penat karena terjadi pemusatan energi di kepala dan bagian tubuh lain kekurangan energi (yang dapat berujung pada lemah atau sakit organ tubuh bagian dalam). Efek samping lainnya adalah secara psikologis, yaitu dapat meninggikan rasa ego manusia, ke-aku-an dan cinta diri, yang bisa mengarah pada pemikiran merasa dirinya paling benar, paling tahu, paling ..... , dsb. Biasanya orang itu sendiri tidak menyadarinya, orang lain yang menilai. Resiko lainnya adalah jika ada sesosok gaib berwatak jelek yang datang menjadi khodamnya, seringkali menyebabkan kemampuan ilmunya bagus, tetapi berpengaruh negatif terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan rumah tangganya.
Dengan metode meditasi kundalini, manusia membangkitkan energi, mengatur dan menggerakkan energi tubuhnya dengan batin / pikiran (bermain sugesti). Orang yang tekun mengikuti pelatihan ini biasanya secara psikologis akan lebih tenang berpikirnya dan lebih kalem sikap perilakunya. Tetapi energi yang dibangkitkan dengan cara olah pikiran / sugesti / meditasi akan lebih sulit untuk dikendalikan, karena orang tersebut sejak awal tidak diajar untuk mengendalikan alam bawah sadar.
Pada saat kita tidur, tidak sadar, ditambah suasana alam bawah sadar yang diluar kontrol kita (alam mimpi), membuat energi tersebut dapat bergerak sendiri, mengikuti suasana alam bawah sadar, bergerak liar mencari jalan sendiri. Energinya dapat bergerak sesuai jalur, dapat juga berbalik arus, dapat juga saling bertabrakan, atau menumpuk di satu tempat. Energi yang seharusnya terpusat di cakranya masing-masing, dapat berpindah dan menumpuk di kepala (menyebabkan kepala penat, otak sakit dan panas serasa terbakar), masuk ke jalur yang salah di tulang belakang (menyebabkan rasa terbakar dan sakit di tulang belakang dan dapat menyebabkan kelumpuhan), dsb.
Dalam kondisi normal, dengan metode meditasi manusia mengatur dan menggerakkan energi tubuhnya. Tetapi ketika kondisi abnormal itu terjadi, manusia sudah tidak dapat berpikir normal, tidak bisa mengendalikan energi dan rasa sakit yang dialaminya. Resiko yang dialami manusia bukan hanya secara fisik, tetapi jiwanya juga dapat terganggu. Termasuk bila energi tersebut membuka cakra-cakra / simpul saraf yang berhubungan dengan kemampuan melihat gaib, sedangkan si manusia tersebut secara psikologis belum siap untuk melihat gaib.
Banyak orang tertarik belajar pembangkitan energi karena adanya harapan yang ditawarkan dalam program pelatihannya. Keinginan segera mencapai hasil seringkali menyebabkan orang mengabaikan tahapan prosesnya dengan benar. Banyak orang merasa yakin bahwa dia sudah siap memperoleh pelajaran yang tinggi tanpa dengan sabar dan tekun belajar melalui tahapan urutan tingkat dasar dan pembentukan psikologis. Kurang bijaksana kalau seseorang mengira bahwa ia sanggup menghadapi kekuatan yang mungkin timbul dalam dirinya, sedangkan dia sendiri belum mengetahui resikonya.
Hendaknya orang jangan mencoba membangkitkan kundalini tanpa bimbingan seorang guru yang benar mengerti persoalannya, karena bahaya yang ditimbulkan akibat pembangkitan yang salah sangat serius. Bahaya itu bukan hanya yang murni bersifat fisik, tetapi juga batin/ jiwa. Kita dapat temukan banyak tulisan atau ajaran melalui buku atau artikel, mengenai pembangkitan kundalini dengan cepat tanpa memperhatikan aspek lain yang sebenarnya sangat menentukan, yaitu pembentukan / kesiapan psikologis dan spiritual. Tanpa itu pembangkitan kundalini akan berubah menjadi petaka bagi pelakunya. Apalagi dilakukan tanpa bimbingan guru sejati yang mengajarkan tahap demi tahap proses pembelajarannya. Ditambah lagi penulisnya tidak menguasai pengetahuannya dengan benar, hanya meramu teknik dari berbagai ajaran dan buku. Inilah yang kemudian menyebabkan berbagai sindrom kundalini. (Berbagai penjelasan mengenai resiko dalam pembangkitan kundalini dapat dicari di internet dengan tema kundalini syndrome ).
Untuk orang-orang yang mengalami kejadian sindrom kundalini bisa dicoba penyembuhannya dengan mengikuti pelatihan olah pernafasan tenaga dalam murni, untuk menyelaraskan kembali energi-energi tubuhnya.
Pada masa sekarang, metode meditasi dan bacaan mantra / amalan dibuat sesederhana mungkin sesuai kebutuhan manusia pada jaman sekarang, sehingga tidak banyak yang menyadari bahwa tahapan meditasi dan bacaan amalan sebenarnya dulu pada saat manusia hidup di jaman kesaktian, merupakan pelajaran tingkat tinggi, bukan untuk orang yang baru belajar. Orang yang telah menekuni dan melewati masa-masa pelatihan olah kanuragan, untuk tingkatan selanjutnya akan mulai banyak melakukan laku prihatin, tirakat, puasa, semedi, meditasi dan tapa brata, untuk memperdalam dan meningkatkan kekuatan keilmuannya.
Karena itu Penulis tidak dapat mengerti mengapa seseorang yang merasa memiliki suatu keilmuan, kemudian dengan mudahnya memberikan kursus program ilmu tingkat tinggi tanpa seseorang harus melalui tahap dasar terlebih dahulu dan melalui pembentukan psikologis dan budi pekerti terlebih dahulu, sehingga kemudian banyak muncul orang-orang yang menyombongkan keilmuannya, menjual keilmuannya, dan banyak keilmuan yang menjadi bahan kesombongan dan bahkan menjadi alat kejahatan. Ditambah lagi adanya efek-efek negatif dan sindrom-sindrom yang mungkin gurunya sendiri pun tidak mampu menyembuhkannya.
Keilmuan dari negeri Cina (dan yang berlatar belakang agama Budha) dapat dijadikan contoh keilmuan pengolahan tenaga dalam dengan cara olah pernafasan dan meditasi, dan keilmuan dari negeri India dapat dijadikan contoh keilmuan pengolahan tenaga dalam dengan cara meditasi dan tapa brata.
Tips Untuk Penggunaan Tenaga Dalam Murni
Masing-masing jenis keilmuan di atas semuanya bagus sesuai karakteristik dan tujuannya masing-masing dan tidak ada satu pun yang dapat sempurna menggantikan yang lain, tergantung tingkat penguasaan dan kemahiran para pelakunya, jadi tidak perlu diunggul-unggulkan mana yang lebih bagus. Dan kalau kita mempelajari salah satunya, sebaiknya fokus sesuai ilmunya masing-masing. Jangan dibanding-bandingkan atau dicampurkan dengan yang lain, nanti ilmunya malah ngambang, tidak mendalam. Tetapi kalau sudah menguasai bidang keilmuannya dan mengerti intisarinya, antar sifat keilmuan dapat dikombinasikan, sehingga hasilnya akan lebih baik daripada bila hanya sendiri-sendiri, keilmuan yang satu akan melengkapi / menambah kekuatan ilmu yang lain (bukan saling menggantikan).
Latihan olah nafas segitiga adalah teknik dasar dan umum untuk membangkitkan dan menghimpun tenaga dalam. Gerakan-gerakan dalam olah pernafasan murni juga bertujuan untuk membuka cakra-cakra tubuh. Hasil pembukaan cakra tubuh dan energi yang dihasilkannya sesuai dengan cara dan tujuan latihannya. Jadi tidak semuanya berhubungan dengan gaib. Olah pernafasan murni yang menghasilkan energi tenaga dalam murni baik sekali untuk kehidupan sehari-hari.
Kelemahan metode pelatihan tenaga dalam murni adalah pada gerakan latihannya yang seperti senam pernafasan dan membosankan, dan kurangnya pembelajaran pemahaman dan teknik penguasaan energi dan kurangnya pengetahuan dalam penggunaannya menyebabkan pelatihan energi ini seringkali dianggap tidak penting dan tidak menarik untuk ditekuni.
Pada jaman dulu pelatihan tenaga dalam murni merupakan pelajaran tingkat lanjut setelah seseorang menguasai / mahir dengan olah jurus / gerak dan tenaga dalam kanuragan, ditekuni selain dengan olah nafas, juga dengan laku puasa, meditasi dan tapa brata. Pelatihan tenaga dalam murni digunakan untuk menambah kekuatan tenaga dalam kanuragan (dan melipatgandakannya), untuk menciptakan aji-aji kesaktian dan untuk mengatasi / menangkal serangan tenaga dalam kanuragan. Karena itu mereka menguasai betul penggunaan tenaga dalam murni.
Tulisan mengenai sejarah tenaga dalam murni dan kritik terhadap praktek perguruan tenaga dalam murni di Indonesia dapat dibaca di : http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_tenaga_dalam.
Selain yang sudah dituliskan di atas, energi tenaga dalam murni akan bermanfaat sekali kalau kita bisa mengerti dan menghayati sifat-sifat energi, yang bukan hanya bermanfaat untuk kesehatan, transfer energi atau membuat mental orang.
Bagi orang-orang yang sudah menekuni pelatihan tenaga dalam murni sebaiknya dicoba melatih sugesti untuk membentuk tenaga dalam murninya menjadi lebih keras dan padat / tajam. Diumpamakan yang sebelumnya tenaga dalam murninya hanya mengalir memancar keluar seperti hembusan angin, sekarang dilatih / disugesti menjadi lebih keras / padat, diibaratkan seperti air, lebih padat bertekanan. Dengan demikian kondisinya akan menjadi lebih berkualitas dan akan lebih kuat tekanan energinya, lebih padat dan tidak mudah ditembus lawan jika dijadikan pagaran energi, lebih kuat energinya ketika digunakan menyerang / mendorong mementalkan orang, dan lebih tajam energinya ketika digunakan "menembak" atau menusuk atau menembus pagaran gaib, dsb.
Bila tenaga dalam murni ini ingin digunakan untuk berinteraksi dengan sosok-sosok mahluk halus, untuk "bermain" di dunia alam gaib, maka selain melatih energinya supaya menjadi besar dan padat / tajam, diperlukan pengetahuan tersendiri mengenai sifat-sifat energi mahluk halus untuk membentuk energinya supaya dapat selaras dengan "frekwensi" energi mahluk halus.
Untuk berinteraksi dengan roh-roh atau mahluk halus seharusnya yang digunakan adalah kekuatan energi yang bersifat roh / sukma, yaitu kekuatan energi dari kebatinan atau spiritual, bukan kekuatan energi tenaga dalam yang bersifat fisik manusia. Tetapi jika diinginkan menggunakan kekuatan tenaga dalam yang sudah dimiliki untuk berinteraksi dengan roh-roh halus bisa juga dilakukan, hanya saja kita perlu memodifikasinya sedikit supaya energinya dapat berinteraksi dengan energi mahluk halus.
Untuk menjelaskan hal ini Penulis menggunakan istilah "frekwensi" energi. Masing-masing frekwensi energi tenaga dalam murni mempunyai kecocokan dengan situasi tertentu.
- Frekwensi energi tenaga dalam murni yang rendah cocok digunakan untuk menyatukan energinya dengan tubuh manusia untuk digunakan mengobati, untuk kekuatan tubuh dan kekuatan pukulan dan dalam kekuatan tertentu energinya bisa dipadatkan menjadi seperti ilmu lembu sekilan atau untuk kekebalan tubuh, atau untuk mementalkan orang lain atau untuk mementalkan serangan tenaga dalam kanuragan.
- Frekwensi energi mahluk halus lebih tinggi daripada frekwensi tenaga dalam murni yang biasa kita latih. Semakin tinggi kekuatan gaib mahluk halus, frekwensinya juga semakin tinggi dan semakin sulit dideteksi. Karena itu untuk keperluan berinteraksi dengan mahluk halus, maka frekwensi tenaga dalam murni ini harus dilatih secara khusus supaya frekwensinya menjadi lebih tinggi dan bisa sejalan dengan frekwensi energi mahluk halus, dilakukan dengan cara menerapkan olah rasa untuk bisa merasakan keberadaan energi mahluk halus dan untuk menyesuaikan frekwensinya dengan frekwensi energi mahluk halus dari yang tingkatannya rendah sampai yang kelas atas. Caranya bisa dilakukan seperti dalam tulisan : Olah Rasa & Kebatinan.
- Secara alami frekwensi energi dari kekuatan kebatinan dan spiritual yang adalah kekuatan sukma manusia sudah sesuai dengan frekwensi energi mahluk halus, sehingga bisa digunakan untuk peka rasa suasana gaib, mendeteksi, berinteraksi atau untuk menyerang mahluk halus dari yang kelasnya rendah sampai yang kelas atas. Dengan demikian akan lebih baik bila pelatihan frekwensi tenaga dalam murni ini dapat disatukan menjadi kekuatan kebatinan dan spiritual (dengan olah kebatinan), menyatu menjadi kekuatan sukma, supaya bisa sesuai frekwensinya dengan frekwensi energi mahluk halus.
- Setelah dapat menyesuaikan frekwensi energinya dengan frekwensi energi mahluk halus, dapat merasakan persentuhan energinya dengan "energi-energi" lain, maka energi tenaga dalam ini selain dilatih frekwensinya, juga dilatih supaya besar, keras dan tajam pancarannya untuk bisa digunakan mendorong, menarik, mementalkan atau perbuatan lain yang sifatnya menundukkan atau menyerang mahluk halus atau untuk membuat pagaran gaib, atau untuk mengobati seseorang dari gangguan gaib seperti pelet, guna-guna, ketempelan gaib, kesambet dan teluh / santet.
Tergantung besarnya kekuatan energi dan penghayatan penguasaan masing-masing orang, energi tenaga dalam murni (sifat lembut energi) dapat dibentuk / dikondisikan :
Olah nafas untuk tenaga dalam biasanya ditujukan untuk membangun kekuatan kanuragan, bukan untuk secara khusus membuka dan mengolah cakra-cakra energi tubuh. Energi / kekuatan tenaga dalam biasanya hanya mengalir di dalam tubuh orang yang bersangkutan, tidak memancar keluar tubuh. Tetapi energi ini bisa juga dialirkan keluar tubuh dengan cara merambatkan energinya kepada objek tertentu (harus ada persentuhan langsung antara fisik seseorang dengan objek sasaran atau melalui suatu benda perantara).
Pada tingkatan yang tinggi, penguasaan tenaga dalam yang tinggi, tenaga dalam ini dapat juga digunakan untuk menyerang dengan cara energinya dirambatkan, dengan cara menepuk atau menyentuhkan tangan atau bagian tubuh lain kepada lawannya, tidak dipukulkan, dan dapat dibentuk menjadi energi untuk melumpuhkan, merusak organ tubuh bagian dalam, meremukkan tulang dan daging, membuat kaku tak dapat bergerak, dsb, hanya dengan bersentuhan saja atau bersentuhan dengan benda perantara.
2. Tenaga Dalam Murni
Bila olah nafas yang dilakukan adalah olah pernafasan murni, yang pengolahan pernafasannya dilakukan secara khusus dan tidak menjadi bagian dari olah gerak kanuragan, maka kekuatan energi yang dihasilkan adalah apa yang disebut sebagai tenaga dalam murni. Dalam olah nafas ini juga ada gerakan, tetapi gerakan ini khusus merupakan bagian dari olah nafas, bukan bagian dari olah fisik / kanuragan. Cakra energi yang digerakkan terutama adalah cakra-cakra yang berada di bawah pusar (pernafasan perut bawah). Walaupun teknik gerakannya juga melingkupi cakra di bawah pusar sampai ke kepala, tetapi hasil pengembangan energi cakra di leher dan di kepala hanya sedikit saja bila dibangun dengan olah nafas.
Olah nafas untuk tenaga dalam murni biasanya ditujukan bukan untuk secara langsung membangun kekuatan kanuragan, tetapi biasanya secara khusus ditujukan untuk membuka dan mengolah cakra-cakra energi tubuh, atau untuk kemudian dikonversi untuk menambah kekuatan tenaga dalam. Jenis tenaga dalam ini seringkali disebut sebagai tenaga lembut. Energi / kekuatan tenaga dalam murni tidak hanya mengalir di dalam tubuh orang yang bersangkutan, tetapi juga memancar keluar tubuh. Energi ini bisa memancar / dialirkan keluar tubuh kepada objek tertentu pada jarak tertentu dari tubuh, sehingga tidak harus ada persentuhan langsung antara fisik seseorang dengan objek sasaran dan tidak memerlukan suatu benda perantara. Karena sifatnya yang bisa memancar keluar tubuh, maka kekuatan energinya bisa digunakan untuk pukulan jarak jauh, pengisian dan transfer energi, pagaran energi atau pengobatan jarak jauh.
Berbeda dengan energi tenaga dalam kanuragan yang menyatu dengan tubuh manusia dan hanya dapat disalurkan keluar tubuh dengan cara dirambatkan, energi tenaga dalam murni dapat memancar keluar tubuh, bahkan bisa digunakan untuk mengobati orang secara jarak jauh dengan energinya atau bahkan memukul / mementalkan orang lain dari jarak jauh.
Tenaga dalam murni ini biasanya digunakan untuk vitalitas, kesehatan diri dan pengobatan. Bisa juga untuk membangun pagaran energi untuk melindungi diri dari serangan mahluk halus dan orang jahat. Energi ini juga dapat digunakan untuk keperluan gaib, misalnya untuk mengusir, memukul atau menangkap mahluk halus tertentu yang mengganggu. Namun mahluk halus yang terpengaruh oleh jenis energi ini biasanya terbatas pada jenis mahluk halus kelas bawah saja, biasanya mahluk halus kelas atas tidak terpengaruh oleh energi ini.
Tenaga dalam murni dihasilkan oleh cakra-cakra tubuh di bawah pusar, yaitu cakra-cakra di antara pusar dan tulang ekor. Cakra-cakra tersebut adalah cakra-cakra energi dasar manusia dan cadangan energi yang tersedia untuk diolah besar sekali sampai sering disebut lautan energi dan jauh lebih banyak dibandingkan yang bisa dihasilkan dalam olah tenaga dalam kanuragan.
Karakteristik Energi Tenaga Dalam
Pada jaman dulu, pengolahan tenaga dalam murni dilakukan setelah seseorang matang / mahir dengan permainan jurus dan olah kanuragan. Pengolahan tenaga dalam murni dengan cara olah nafas dan meditasi dilakukan sebagai tahapan selanjutnya untuk meningkatkan kekuatan dan kesaktian kanuragan atau untuk menambah kekuatan tenaga dalam (tenaga dalam murni yang dihasilkan dikombinasikan / digabungkan dengan tenaga dalam kanuragan yang sudah dimiliki, sehingga kesaktian kanuragannya menjadi bertambah tinggi).
Dalam olah nafas untuk kanuragan sebenarnya juga dihasilkan tenaga dalam murni. Namun biasanya tenaga dalam murni yang dihasilkan sudah habis dikonversi menjadi tenaga dalam untuk kanuragan. Bila seseorang dapat memadukan kekuatan tenaga dalam kanuragan dengan tenaga dalam murni, maka kekuatan yang dihasilkannya akan luar biasa, tetapi itu berarti orang tersebut harus melatih ke 2 jenis olah pernafasan ini.
Olah tenaga dalam kanuragan bisa dipelajari misalnya melalui perguruan silat Merpati Putih.
Olah tenaga dalam murni bisa dipelajari misalnya melalui perguruan pernafasan Panca Daya dan Satria Nusantara.
Ada beberapa perguruan tenaga dalam yang mengolah kedua jenis pernafasan ini. Dalam latihannya mereka mengolah pernafasan murni, tetapi dalam penerapannya juga dilakukan seperti penggunaan tenaga dalam kanuragan, seperti untuk ketahanan tubuh, kekuatan pukulan mematahkan besi, dsb. Ada juga perguruan tenaga dalam yang mengolah kedua jenis pernafasan ini yang dikombinasikan dengan ilmu gaib untuk kesaktian. Biasanya hasilnya lebih kuat dibandingkan pelatihan yang tidak menggunakan amalan gaib, tetapi seringkali kekuatan asli tenaga dalam orang yang bersangkutan tidak seberapa, yang lebih kuat adalah sugesti amalan gaibnya.
Masing-masing jenis tenaga dalam, yaitu tenaga dalam kanuragan dan tenaga dalam murni, mempunyai sifat sendiri-sendiri dan jenis penggunaannya juga sendiri-sendiri.
Penggunaan tenaga dalam kanuragan biasanya untuk kekuatan, kekerasan dan kesaktian kanuragan, sehingga seringkali disebut tenaga keras. Misalnya, dengan memusatkan kekuatan di tangan, tenaga dalam kanuragan digunakan untuk memecahkan batu, mematahkan kayu atau besi. Tetapi tenaga dalam kanuragan juga dapat digunakan untuk melatih meringankan tubuh atau untuk kecepatan gerak. Pada tingkatan yang tinggi seseorang juga dapat membunuh atau melumpuhkan orang lain hanya dengan menyentuhnya (merambatkan energinya untuk membunuh atau melumpuhkan).
Pengolahan tenaga dalam murni biasanya ditujukan untuk mengoptimalkan potensi energi yang dihasilkan oleh tubuh, yaitu dengan membuka cakra-cakra energi di seluruh tubuh dan mengolah energi yang dihasilkan oleh masing-masing cakra tersebut. Jenis tenaga dalam ini seringkali disebut sebagai tenaga lembut, karena sifatnya yang bisa dibentuk menjadi berbagai macam tujuan penggunaan energi sesuai tingkat penguasaan penggunanya.
Seseorang yang mahir dalam penguasaan tenaga dalam murni akan memiliki kelebihan dalam pemanfaatannya dibandingkan dengan pemanfaatan tenaga dalam kanuragan. Selain bisa juga dikonsentrasikan untuk menjadi tenaga keras, yaitu untuk melakukan perbuatan-perbuatan seperti dalam penggunaan tenaga dalam kanuragan, bisa juga dikonsentrasikan untuk dijadikan pukulan lembut (pukulan yang menyerang bagian dalam tubuh lawan). Sifat-sifat dasar tenaga dalam murni yang memancar keluar tubuh juga dapat digunakan untuk membuat pagaran energi, sehingga tidak dapat diserang oleh orang lain dengan tenaga dalam kanuragan, juga dapat digunakan untuk melakukan pukulan jarak jauh.
Seseorang yang mahir dalam penguasaan tenaga dalam murni juga dapat mengkonsentrasikan energinya untuk diubah menjadi tenaga dingin atau panas.
Tenaga dingin dapat digunakan untuk pukulan dingin yang membekukan jantung, peredaran darah dan sistem saraf, atau membekukan tenaga dalam lawan, atau dijadikan pagaran energi yang dapat membekukan peredaran darah dan tenaga dalam lawan yang menyentuhnya.
Tenaga panas dapat dijadikan pukulan panas atau pagaran energi yang dirasakan panas oleh orang lain (braja geni). Dengan pukulan panas, objek yang dipukul dapat pecah berantakan dan gosong. Biasanya dilatih dengan memukul pohon pisang. Pohon pisang yang dipukul, keesokan harinya akan mati layu dan tampak ada bagian yang gosong terkena pukulan. Tetapi jenis pukulan ini akan terbatas manfaatnya bila lawannya memiliki kekebalan (ilmu kebal atau jimat kebal) atau perisai pagaran energi yang kuat.
Pada tingkatan yang lebih tinggi, pukulan panas dapat dikonsentrasikan menjadi ilmu pukulan braja musti. ilmu pukulan braja musti adalah juga jenis pukulan panas, tetapi ditujukan untuk menyerang bagian dalam tubuh lawan. Sebuah objek yang dipukul dengan ilmu pukulan ini mungkin tetap utuh bagian luarnya, tetapi hancur dan gosong terbakar bagian dalamnya. Tergantung pada tingkatan penggunanya, dengan ilmu ini pagaran atau kekebalan lawan akan dapat ditembus dan objek sasaran yang dipukul dapat kelihatan utuh bagian luarnya, tetapi hancur dan gosong bagian dalamnya. Ilmu pukulan ini dilatih dengan memukul buah kelapa utuh. Tanda keberhasilannya adalah bila setelah dipukul dengan pukulan braja musti ini, buah kelapanya bisa pecah atau bisa juga tetap utuh, bagian luarnya tidak gosong tetapi bagian dalamnya yang gosong. Itulah bedanya ilmu braja musti dengan braja geni.
Semua penggunaan tenaga dalam kanuragan dan tenaga dalam murni akan menjadi berlipat-lipat kekuatannya bila dilambari dengan ajian-ajian kesaktian atau amalan ilmu gaib dan ilmu khodam.
3. Hawa Murni
Khusus untuk cakra energi tubuh yang berada di ujung tulang belakang (tulang ekor), secara alami energi yang dihasilkannya adalah apa yang disebut hawa murni. Hawa murni adalah pemicu munculnya tenaga dalam murni dan tenaga dalam kanuragan. Hawa murni terkait erat dengan aktivitas sukma manusia, menjadi penunjang energi kehidupan tubuh manusia.
Seringkali orang tidak dapat membedakan istilah tenaga dalam murni dengan hawa murni, sehingga sering disebut sama, padahal berbeda. Cakra energi sebagai sumber tenaganya pun berbeda. Tenaga dalam murni dihasilkan oleh cakra-cakra tubuh di antara pusar dan tulang ekor. Itulah yang dihasilkan dalam olah nafas tenaga dalam yang penekanannya pada pernafasan perut bagian bawah. Sedangkan hawa murni dihasilkan oleh tulang belakang (sumsum tulang belakang) dan mengalir keluar melalui ujung tulang belakang (tulang ekor) atau melalui saluran di pangkal tengkorak (tulang leher bagian atas) menuju ke otak. Biasanya hawa murni dikembangkan dengan cara meditasi, seperti dalam meditasi pembangkitan energi kundalini.
Secara alami energi hawa murni ini mengalir keluar ketika seseorang menguap (seperti menguap mengantuk). Energi hawa murni keluar dari tulang punggung mengalir ke atas, melewati tulang leher dan pangkal tengkorak menuju ke otak. Kemudian energi ini merangsang saraf-saraf / cakra-cakra di leher dan kepala, otot-otot dan urat saraf mengejang dan manusia menguap. Jika hawa murni mengalir keluar melalui ujung tulang ekor dan merangsang cakra-cakra di sekitar bawah perut, maka yang mengejang adalah otot-otot di bagian kaki dan perut. Atau bila yang mengejang adalah otot-otot di perut, tangan dan dada, maka hawa murni itu mengalir keluar dan merangsang cakra-cakra di sekitar dada.
Bila seseorang kehabisan tenaga dalam murni atau tenaga dalam kanuragan, maka hawa murni ini akan bergerak untuk mengisi kekosongan energi. Atau bila seseorang kehabisan daya tenaga untuk bertahan hidup, misalnya dalam kondisi kedinginan yang parah, maka energi ini akan mengalir dengan sendirinya untuk memberikan kehangatan (kecuali bila orang tersebut berusaha melawan hawa dingin tersebut, maka aliran energi ini akan terhambat dan akibatnya orang tersebut akan menggigil kedinginan). Begitu juga yang terjadi pada orang-orang yang kelelahan, energi ini akan mengalir dengan sendirinya untuk memulihkan tenaga.
Bila anda menggigil kedinginan, berarti energi dan kekuatan tubuh anda dalam kondisi tidak mampu melawan hawa dingin yang anda alami. Cobalah untuk menenangkan batin anda. Sambil menahan dan menekan nafas di perut bagian bawah, cobalah untuk mengiklaskan bahwa anda memang harus mengalami kedinginan, mudah-mudahan kemudian akan ada aliran-aliran energi (hawa murni) yang kemudian membuat anda tidak menggigil lagi. Anda masih tetap kedinginan, tetapi anda tidak menggigil lagi. Setelah tidak menggigil lagi, teruskan menahan nafas dan tekan di perut bagian bawah, cobalah dengan beberapa gerakan tangan sambil tetap menekan nafas, anda alirkan energi ke seluruh tubuh supaya tubuh anda tidak kedinginan lagi, tujuannya adalah untuk membangkitkan dan menyalurkan hawa hangat yang berasal dari energi cakra di ujung tulang belakang, pusar dan dada.
Begitu juga bila anda kehujanan. Bila memang anda harus basah kehujanan, maka cobalah mengiklaskan bahwa anda memang harus basah kehujanan. Sesudah itu mandilah dengan air hangat. Biasanya tubuh anda akan tetap sehat dan hangat. Lain halnya bila anda basah kehujanan tetapi anda tidak iklas basah kehujanan, biasanya anda kemudian akan mengalami sakit masuk angin, demam atau flu.
Saat seseorang tidur dalam cuaca dingin (atau tinggal di dataran tinggi), secara alami hawa murni akan bekerja menghangatkan tubuhnya. Itulah sebabnya orang yang tidur dalam cuaca yang dingin, setelah bangun tidur tubuhnya akan terasa lebih hangat dan lebih segar (kecuali bila orang tersebut kedinginan). Orang yang tinggal di tempat yang bersuhu dingin biasanya memiliki vitalitas tubuh yang lebih baik dibandingkan orang yang tinggal di cuaca yang panas.
Hawa murni menjadi penunjang energi kehidupan tubuh manusia. Energinya mengisi energi kehidupan organ-organ, pembuluh darah, urat saraf dan semua sel-sel tubuh manusia dan menunjang proses metabolisme tubuh. Aktivitas energi hawa murni terkait erat dengan roh / sukma manusia. Karena itu orang yang sedang merogoh sukma tidak boleh terlalu lama sukmanya berada di luar tubuh manusia. Jangan sampai kemudian ketika sukmanya kembali, tubuhnya telah mati. Begitu juga terjadi pada orang yang pingsan tak sadarkan diri, atau sedang koma, aktivitas energi hawa murni ini akan melemah. Aktivitas energi hawa murni ini akan kuat pada orang-orang yang hidupnya bersemangat, sehingga tubuhnya lebih segar berenergi tidak cepat lelah dan lebih tahan terhadap penyakit.
Itulah pentingnya menumbuhkan sugesti positif kesembuhan pada orang yang sedang sakit, supaya tubuhnya tetap menghasilkan energi positif untuk menunjang kesembuhannya, energi positif yang mengisi sel-sel tubuhnya untuk kelangsungan metabolismenya membangun sel-sel tubuh yang sehat dan menyingkirkan energi negatif penyakitnya.
Kadangkala terjadi keajaiban, seseorang yang berniat untuk datang berobat kepada seorang dokter atau 'orang pinter' dan merasa yakin oleh orang tersebut sakitnya pasti sembuh, maka sekalipun belum bertemu dengan dokter atau 'orang pinter' tersebut, tetapi orang tersebut sudah merasa tubuhnya telah sehat, sudah merasa ringan, rasa sakitnya sudah hilang atau berkurang. Terjadi demikian karena sukmanya mengsugesti kesembuhan, menyingkirkan energi negatif penyakit dalam dirinya. Sekalipun kemudian orang tersebut tidak jadi bertemu dengan dokter atau 'orang pinter' tersebut, tetapi sakitnya akan berangsur-angsur sembuh dengan sendirinya, atau sekalipun masih sakit, tetapi sakitnya tidak bertambah parah. Kejadian di atas terjadi pada orang-orang yang mengsugesti dirinya bahwa sakit-penyakitnya pasti sembuh oleh dokter atau 'orang pinter' tersebut.
Berbeda halnya pada orang-orang yang mengsugesti dirinya bahwa sakitnya hanya akan sembuh setelah bertemu dengan dokter atau 'orang pinter' tersebut, sugesti kesembuhannya hanya akan terjadi setelah bertemu dengan dokter atau 'orang pinter' tersebut. Jika kemudian orang tersebut tidak jadi bertemu dengan dokter atau 'orang pinter' tersebut, maka sakitnya tidak akan berangsur-angsur sembuh dengan sendirinya, mungkin juga sakitnya akan bertambah parah. Begitu juga akan terjadi pada orang-orang yang pasrah kepada dokternya, sakitnya akan lama sembuhnya, apalagi kalau tidak percaya pada dokternya, atau merasa tidak ada orang yang dapat menolongnya.
Begitu juga akan terjadi pada orang-orang yang merasa hanya akan sembuh setelah meminum obat-obatan dari dokternya, sakitnya akan lama sembuhnya, seringkali juga sakitnya tidak sembuh-sembuh walaupun obat-obatan sudah habis diminum semua.
Si sakit sendiri harus bersikap positif. Jangan bersugesti negatif, jangan menganggap sakitnya tidak ada yang bisa menyembuhkan, atau menganggap dokter atau 'orang pinter' yang sedang mengobatinya tidak akan mampu menyembuhkannya. Dengan bersikap begitu dia membangun energi negatif di dalam dirinya, melemahkan semangat juang tubuhnya untuk sembuh dan melemahkan energi penyembuhan dalam dirinya. Atau sekalipun dia sudah sembuh dari sakitnya, dia akan tetap merasa masih sakit, tidak merasa sudah sembuh, tidak tahu bahwa sakitnya sudah sembuh oleh dokter atau 'orang pinter' tersebut, dan pasti juga tidak akan berterima kasih, apalagi bersyukur.
Karakteristik dan Kegaiban Energi
Ilmu tenaga dalam dapat juga dikatakan sejenis dengan ilmu gaib. Dikatakan demikian karena energinya tidak tampak mata dan secara akal pikiran awam tidak mungkin manusia dengan kekuatannya sendiri dapat mematahkan kayu, besi, memecahkan batu dsb. Lebih keras mana, kayu, batu dan besi dengan tangan manusia ? Seharusnyalah tangan manusia itu yang remuk. Tetapi ternyata tidaklah demikian kejadiannya. Malahan kayu atau besinya yang patah. Batunya yang remuk. Juga mereka yang mengolah tenaga dalam murni dapat mementalkan orang lain. Banyak orang yang berpendapat itu hanyalah tipuan. Mungkin ada juga orang yang memang berniat menipu. Tapi sebaiknya kita coba dulu ikut pelatihannya, barulah nanti kita dapat dengan valid memberikan pendapat apakah kejadian itu benar atau hanyalah tipuan belaka. (Ada juga sejenis ilmu gaib yang mementalkan orang atau mengendalikan gerakan tubuh orang lain, biasa disebut Ilmu Kontak).
Sebenarnya tenaga dalam, tenaga dalam murni dan hawa murni dihasilkan oleh semua cakra di tubuh manusia, tetapi yang terkait dengan keilmuan tenaga dalam, yang disebutkan hanyalah energi yang dihasilkan oleh cakra-cakra tertentu saja yang menjadi obyek pelatihan tenaga dalam.
Hawa murni, tenaga dalam dan tenaga dalam murni bersumber dari tubuh manusia itu sendiri yang dalam kehidupan sehari-hari tidak muncul, atau bahkan tidak disadari keberadaannya. Ini juga adalah suatu kegaiban, kegaiban yang berasal dari dalam diri manusia sendiri. Kegaiban (daya gaib - potensi diri) ini baru akan terbentuk menjadi sesuatu yang berarti setelah diolah secara khusus, misalnya dibangun dengan olah pernafasan.
Energi yang dihasilkan tubuh manusia dengan sebutan hawa murni, tenaga dalam, tenaga dalam murni, tenaga dasar, kundalini, prana, dsb, adalah kegaiban dari dalam diri manusia, berupa kekuatan energi yang besar sekali, yang dihasilkan oleh cakra-cakra energi di tubuh manusia. Cakra-cakra energi di tubuh manusia adalah pusat-pusat saraf, yang bila diolah secara khusus dapat membangkitkan kekuatan energi yang luar biasa dalam kehidupan manusia. Ada banyak sekali cakra-cakra energi di tubuh manusia, tetapi yang diolah dalam pengolahan energi biasanya adalah cakra-cakra energi yang utama saja sesuai tujuan pengolahannya. Energi tersebut masing-masing memiliki sifat sendiri-sendiri sesuai namanya masing-masing, karena dibangkitkan dan diolah dengan cara yang berbeda-beda.
Walaupun cakra-cakra energi tubuh belum pernah dibuka dan energinya belum pernah dibangkitkan / diolah, tetapi sebenarnya cakra-cakra tersebut tidak benar-benar tertutup, energinya tetap mengalir keluar sesuai kebutuhan dalam keseharian manusia, tetapi dengan telah terbukanya cakra-cakra energi tersebut energinya dapat lebih lancar mengalir.
Dalam hal ini ada perbedaan sifat dan perilaku dari cakra-cakra energi yang telah terbuka. Jika cakra-cakra itu terbuka dengan sendirinya, misalnya dengan mengikuti pelatihan olah pernafasan tenaga dalam, selanjutnya cakra-cakra itu akan bergerak secara otomatis membuka atau menutup aliran energi sesuai kegiatan si manusia. Jika tidak sedang digunakan, maka bukaan cakra-cakra itu akan mengecil dengan sendirinya menyetabilkan aliran energi.
Jika cakra-cakra itu tidak terbuka dengan sendirinya, misalnya dibuka oleh orang lain atau dibuka sendiri dengan memaksakan memasukkan energi dari luar (misalnya dengan cara meditasi pembukaan cakra dan pembangkitan energi kundalini), cakra-cakra itu lebih kaku, tidak akan bergerak secara otomatis membuka atau menutup aliran energi sesuai kegiatan si manusia. Jika si manusia belum bisa "mem-filter" (menyaring) aliran energi, dengan telah terbukanya cakra-cakra tersebut justru akan memudahkan menyerap energi-energi yang negatif atau memudahkan energi-energi lain yang tidak jelas juntrungannya untuk masuk ke dalam tubuh manusia.
Seseorang yang ingin memiliki kemampuan tertentu yang terkait dengan pembukaan cakra-cakra energi tersebut harus datang ke tempat-tempat membuka dan mengolah cakra yang sesuai dengan tujuan niatnya, karena masing-masing cakra tubuh harus dibuka dan diolah dengan cara / sugesti sendiri-sendiri sesuai masing-masing tujuannya.
- Untuk pengolahan energi, maka sugesti membuka dan mengolahnya haruslah untuk tujuan pengolahan energi.
- Untuk melihat gaib, maka sugesti membuka dan mengolahnya haruslah untuk kemampuan melihat gaib.
- Untuk olah spiritual, maka sugesti membuka dan mengolahnya haruslah untuk olah spiritual.
Orang-orang yang ikut pelatihan tenaga dalam di dalam perguruan tenaga dalam, biasanya cakra-cakra energinya telah terbuka (walaupun pembukaan cakranya tidak maksimal karena biasanya tidak secara khusus dibuka) dan energinya juga telah dibangkitkan dan diolah, sehingga sering disebut telah memiliki tenaga dalam. Tetapi walaupun cakra-cakra tubuhnya telah terbuka, termasuk cakra-cakra di leher, di dahi atau yang di ubun-ubun, tidak berarti mereka langsung bisa melihat alam gaib dan bisa melihat sosok-sosok mahluk gaib.
Kemampuan melihat gaib tidak begitu saja secara otomatis terjadi pada orang-orang yang telah terbuka cakra energi mata ketiganya, misalnya yang dibuka dengan olah tenaga dalam / prana atau kundalini. Cakra-cakra energi tubuh yang dibuka untuk tujuan pengolahan energi tubuh tidak langsung berhubungan dengan alam gaib dan kegaiban. Untuk keperluan melihat gaib, maka cakra-cakra tersebut harus dibuka khusus untuk tujuan kegaiban, bukan untuk tujuan pengolahan energi tubuh.
Kepekaan dan kekuatan rasa dan batin adalah dasar dari kebatinan dan kekuatan batin / spiritual. Kekuatan yang dibangun dalam olah rasa dan olah batin adalah kekuatan rasa dan kekuatan batin (bersifat gaib), dihasilkan oleh cakra tubuh di bagian dada. Tetapi pembukaan cakra energi di dada tidak ditujukan untuk yang bersifat gaib, biasanya untuk tujuan kanuragan, begitu juga dengan pengolahannya. Untuk tujuan kebatinan dan kegaiban, cakra energi di dada tidak diolah dengan teknik pernafasan, tetapi dengan cara olah rasa dan kebatinan, karena berhubungan dengan kegaiban sukma manusia, dan kekuatan rasa dan batin yang terjadi adalah berasal dari kekuatan sukmanya ditambah energi dari cakra tubuhnya, jadi tidak semata-mata hanya energi tubuh dari cakra tersebut.
Dalam proses pembelajaran meditasi kundalini diajarkan cara membuka cakra-cakra tubuh, dari cakra yang paling dasar sampai cakra mahkota. Tujuan utama pembukaan cakra-cakra tersebut adalah untuk mengolah energi yang dihasilkan oleh cakra-cakra tersebut untuk dapat digunakan untuk kesehatan dan vitalitas, juga untuk menambah kekuatan tenaga dalam, kesaktian gaib dan olah spiritual. Pembukaan cakra-cakra tersebut tidak dikhususkan untuk melihat gaib, dan dengan telah terbukanya cakra mahkota tidak berarti seseorang langsung dapat melihat gaib, atau mengetahui seluk-beluk alam dunia spiritual, karena pengetahuan spiritual harus dipelajari sendiri berdasarkan proses “pencarian spiritual”, tetapi dengan telah terbukanya cakra-cakra tersebut akan mempermudah usaha pembelajaran seseorang.
Di banyak tempat, umumnya energi-energi tersebut dibangkitkan dan diolah dengan cara olah pernafasan, karena berhubungan dengan olah kanuragan dan kesaktian / kekuatan. Tetapi di India, kundalini biasanya dihasilkan dengan cara meditasi (olah pikiran / sugesti) dan yoga untuk menarik / menggerakkan urat saraf. Cara-cara meditasi juga banyak dilakukan di Indonesia, terutama disertai dengan bacaan amalan, zikir dan wirid.
Cara-cara di atas masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Yang terlebih harus diperhatikan adalah faktor resiko dari cara apapun yang dilakukan, dan setelah energi tersebut terbangkitkan, harus dapat dikendalikan dengan semestinya.
Energi yang dibangkitkan dengan cara olah pernafasan biasanya dapat dikendalikan dengan relatif lebih mudah, karena proses latihannya memang ditujukan untuk membangun dan mengendalikan energi. Seandainya pun terjadi kesalahan dalam proses latihannya, penyembuhannya relatif lebih mudah dibanding olah energi dengan cara selain olah pernafasan. Tetapi secara fisik ada juga resikonya. Terlalu memforsir pernafasan dada dapat menyebabkan pembengkakan jantung dan radang hati / liver, terutama untuk yang baru ikut pelatihannya (pemula), tetapi bisa juga terjadi pada yang sudah senior, yang menggebu-gebu hasratnya akan kesaktian kanuragan. Pernafasan perut bawah juga dapat menyebabkan usus turun atau perut kendor.
Pembangkitan energi dengan cara rutin membaca amalan, zikir dan wirid, biasanya akan juga membentuk batin yang kuat. Dengan cara ini juga bisa ditingkatkan menjadi ilmu gaib dan ilmu khodam (walaupun seringkali tidak disengaja dan tidak diketahui terjadinya). Tetapi cara ini juga mempunyai efek samping, yaitu dapat menyebabkan kepala terasa penuh / penat karena terjadi pemusatan energi di kepala dan bagian tubuh lain kekurangan energi (yang dapat berujung pada lemah atau sakit organ tubuh bagian dalam). Efek samping lainnya adalah secara psikologis, yaitu dapat meninggikan rasa ego manusia, ke-aku-an dan cinta diri, yang bisa mengarah pada pemikiran merasa dirinya paling benar, paling tahu, paling ..... , dsb. Biasanya orang itu sendiri tidak menyadarinya, orang lain yang menilai. Resiko lainnya adalah jika ada sesosok gaib berwatak jelek yang datang menjadi khodamnya, seringkali menyebabkan kemampuan ilmunya bagus, tetapi berpengaruh negatif terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan rumah tangganya.
Dengan metode meditasi kundalini, manusia membangkitkan energi, mengatur dan menggerakkan energi tubuhnya dengan batin / pikiran (bermain sugesti). Orang yang tekun mengikuti pelatihan ini biasanya secara psikologis akan lebih tenang berpikirnya dan lebih kalem sikap perilakunya. Tetapi energi yang dibangkitkan dengan cara olah pikiran / sugesti / meditasi akan lebih sulit untuk dikendalikan, karena orang tersebut sejak awal tidak diajar untuk mengendalikan alam bawah sadar.
Pada saat kita tidur, tidak sadar, ditambah suasana alam bawah sadar yang diluar kontrol kita (alam mimpi), membuat energi tersebut dapat bergerak sendiri, mengikuti suasana alam bawah sadar, bergerak liar mencari jalan sendiri. Energinya dapat bergerak sesuai jalur, dapat juga berbalik arus, dapat juga saling bertabrakan, atau menumpuk di satu tempat. Energi yang seharusnya terpusat di cakranya masing-masing, dapat berpindah dan menumpuk di kepala (menyebabkan kepala penat, otak sakit dan panas serasa terbakar), masuk ke jalur yang salah di tulang belakang (menyebabkan rasa terbakar dan sakit di tulang belakang dan dapat menyebabkan kelumpuhan), dsb.
Dalam kondisi normal, dengan metode meditasi manusia mengatur dan menggerakkan energi tubuhnya. Tetapi ketika kondisi abnormal itu terjadi, manusia sudah tidak dapat berpikir normal, tidak bisa mengendalikan energi dan rasa sakit yang dialaminya. Resiko yang dialami manusia bukan hanya secara fisik, tetapi jiwanya juga dapat terganggu. Termasuk bila energi tersebut membuka cakra-cakra / simpul saraf yang berhubungan dengan kemampuan melihat gaib, sedangkan si manusia tersebut secara psikologis belum siap untuk melihat gaib.
Banyak orang tertarik belajar pembangkitan energi karena adanya harapan yang ditawarkan dalam program pelatihannya. Keinginan segera mencapai hasil seringkali menyebabkan orang mengabaikan tahapan prosesnya dengan benar. Banyak orang merasa yakin bahwa dia sudah siap memperoleh pelajaran yang tinggi tanpa dengan sabar dan tekun belajar melalui tahapan urutan tingkat dasar dan pembentukan psikologis. Kurang bijaksana kalau seseorang mengira bahwa ia sanggup menghadapi kekuatan yang mungkin timbul dalam dirinya, sedangkan dia sendiri belum mengetahui resikonya.
Hendaknya orang jangan mencoba membangkitkan kundalini tanpa bimbingan seorang guru yang benar mengerti persoalannya, karena bahaya yang ditimbulkan akibat pembangkitan yang salah sangat serius. Bahaya itu bukan hanya yang murni bersifat fisik, tetapi juga batin/ jiwa. Kita dapat temukan banyak tulisan atau ajaran melalui buku atau artikel, mengenai pembangkitan kundalini dengan cepat tanpa memperhatikan aspek lain yang sebenarnya sangat menentukan, yaitu pembentukan / kesiapan psikologis dan spiritual. Tanpa itu pembangkitan kundalini akan berubah menjadi petaka bagi pelakunya. Apalagi dilakukan tanpa bimbingan guru sejati yang mengajarkan tahap demi tahap proses pembelajarannya. Ditambah lagi penulisnya tidak menguasai pengetahuannya dengan benar, hanya meramu teknik dari berbagai ajaran dan buku. Inilah yang kemudian menyebabkan berbagai sindrom kundalini. (Berbagai penjelasan mengenai resiko dalam pembangkitan kundalini dapat dicari di internet dengan tema kundalini syndrome ).
Untuk orang-orang yang mengalami kejadian sindrom kundalini bisa dicoba penyembuhannya dengan mengikuti pelatihan olah pernafasan tenaga dalam murni, untuk menyelaraskan kembali energi-energi tubuhnya.
Pada masa sekarang, metode meditasi dan bacaan mantra / amalan dibuat sesederhana mungkin sesuai kebutuhan manusia pada jaman sekarang, sehingga tidak banyak yang menyadari bahwa tahapan meditasi dan bacaan amalan sebenarnya dulu pada saat manusia hidup di jaman kesaktian, merupakan pelajaran tingkat tinggi, bukan untuk orang yang baru belajar. Orang yang telah menekuni dan melewati masa-masa pelatihan olah kanuragan, untuk tingkatan selanjutnya akan mulai banyak melakukan laku prihatin, tirakat, puasa, semedi, meditasi dan tapa brata, untuk memperdalam dan meningkatkan kekuatan keilmuannya.
Karena itu Penulis tidak dapat mengerti mengapa seseorang yang merasa memiliki suatu keilmuan, kemudian dengan mudahnya memberikan kursus program ilmu tingkat tinggi tanpa seseorang harus melalui tahap dasar terlebih dahulu dan melalui pembentukan psikologis dan budi pekerti terlebih dahulu, sehingga kemudian banyak muncul orang-orang yang menyombongkan keilmuannya, menjual keilmuannya, dan banyak keilmuan yang menjadi bahan kesombongan dan bahkan menjadi alat kejahatan. Ditambah lagi adanya efek-efek negatif dan sindrom-sindrom yang mungkin gurunya sendiri pun tidak mampu menyembuhkannya.
Keilmuan dari negeri Cina (dan yang berlatar belakang agama Budha) dapat dijadikan contoh keilmuan pengolahan tenaga dalam dengan cara olah pernafasan dan meditasi, dan keilmuan dari negeri India dapat dijadikan contoh keilmuan pengolahan tenaga dalam dengan cara meditasi dan tapa brata.
Tips Untuk Penggunaan Tenaga Dalam Murni
Masing-masing jenis keilmuan di atas semuanya bagus sesuai karakteristik dan tujuannya masing-masing dan tidak ada satu pun yang dapat sempurna menggantikan yang lain, tergantung tingkat penguasaan dan kemahiran para pelakunya, jadi tidak perlu diunggul-unggulkan mana yang lebih bagus. Dan kalau kita mempelajari salah satunya, sebaiknya fokus sesuai ilmunya masing-masing. Jangan dibanding-bandingkan atau dicampurkan dengan yang lain, nanti ilmunya malah ngambang, tidak mendalam. Tetapi kalau sudah menguasai bidang keilmuannya dan mengerti intisarinya, antar sifat keilmuan dapat dikombinasikan, sehingga hasilnya akan lebih baik daripada bila hanya sendiri-sendiri, keilmuan yang satu akan melengkapi / menambah kekuatan ilmu yang lain (bukan saling menggantikan).
Latihan olah nafas segitiga adalah teknik dasar dan umum untuk membangkitkan dan menghimpun tenaga dalam. Gerakan-gerakan dalam olah pernafasan murni juga bertujuan untuk membuka cakra-cakra tubuh. Hasil pembukaan cakra tubuh dan energi yang dihasilkannya sesuai dengan cara dan tujuan latihannya. Jadi tidak semuanya berhubungan dengan gaib. Olah pernafasan murni yang menghasilkan energi tenaga dalam murni baik sekali untuk kehidupan sehari-hari.
Kelemahan metode pelatihan tenaga dalam murni adalah pada gerakan latihannya yang seperti senam pernafasan dan membosankan, dan kurangnya pembelajaran pemahaman dan teknik penguasaan energi dan kurangnya pengetahuan dalam penggunaannya menyebabkan pelatihan energi ini seringkali dianggap tidak penting dan tidak menarik untuk ditekuni.
Pada jaman dulu pelatihan tenaga dalam murni merupakan pelajaran tingkat lanjut setelah seseorang menguasai / mahir dengan olah jurus / gerak dan tenaga dalam kanuragan, ditekuni selain dengan olah nafas, juga dengan laku puasa, meditasi dan tapa brata. Pelatihan tenaga dalam murni digunakan untuk menambah kekuatan tenaga dalam kanuragan (dan melipatgandakannya), untuk menciptakan aji-aji kesaktian dan untuk mengatasi / menangkal serangan tenaga dalam kanuragan. Karena itu mereka menguasai betul penggunaan tenaga dalam murni.
Tulisan mengenai sejarah tenaga dalam murni dan kritik terhadap praktek perguruan tenaga dalam murni di Indonesia dapat dibaca di : http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_tenaga_dalam.
Selain yang sudah dituliskan di atas, energi tenaga dalam murni akan bermanfaat sekali kalau kita bisa mengerti dan menghayati sifat-sifat energi, yang bukan hanya bermanfaat untuk kesehatan, transfer energi atau membuat mental orang.
Bagi orang-orang yang sudah menekuni pelatihan tenaga dalam murni sebaiknya dicoba melatih sugesti untuk membentuk tenaga dalam murninya menjadi lebih keras dan padat / tajam. Diumpamakan yang sebelumnya tenaga dalam murninya hanya mengalir memancar keluar seperti hembusan angin, sekarang dilatih / disugesti menjadi lebih keras / padat, diibaratkan seperti air, lebih padat bertekanan. Dengan demikian kondisinya akan menjadi lebih berkualitas dan akan lebih kuat tekanan energinya, lebih padat dan tidak mudah ditembus lawan jika dijadikan pagaran energi, lebih kuat energinya ketika digunakan menyerang / mendorong mementalkan orang, dan lebih tajam energinya ketika digunakan "menembak" atau menusuk atau menembus pagaran gaib, dsb.
Bila tenaga dalam murni ini ingin digunakan untuk berinteraksi dengan sosok-sosok mahluk halus, untuk "bermain" di dunia alam gaib, maka selain melatih energinya supaya menjadi besar dan padat / tajam, diperlukan pengetahuan tersendiri mengenai sifat-sifat energi mahluk halus untuk membentuk energinya supaya dapat selaras dengan "frekwensi" energi mahluk halus.
Untuk berinteraksi dengan roh-roh atau mahluk halus seharusnya yang digunakan adalah kekuatan energi yang bersifat roh / sukma, yaitu kekuatan energi dari kebatinan atau spiritual, bukan kekuatan energi tenaga dalam yang bersifat fisik manusia. Tetapi jika diinginkan menggunakan kekuatan tenaga dalam yang sudah dimiliki untuk berinteraksi dengan roh-roh halus bisa juga dilakukan, hanya saja kita perlu memodifikasinya sedikit supaya energinya dapat berinteraksi dengan energi mahluk halus.
Untuk menjelaskan hal ini Penulis menggunakan istilah "frekwensi" energi. Masing-masing frekwensi energi tenaga dalam murni mempunyai kecocokan dengan situasi tertentu.
- Frekwensi energi tenaga dalam murni yang rendah cocok digunakan untuk menyatukan energinya dengan tubuh manusia untuk digunakan mengobati, untuk kekuatan tubuh dan kekuatan pukulan dan dalam kekuatan tertentu energinya bisa dipadatkan menjadi seperti ilmu lembu sekilan atau untuk kekebalan tubuh, atau untuk mementalkan orang lain atau untuk mementalkan serangan tenaga dalam kanuragan.
- Frekwensi energi mahluk halus lebih tinggi daripada frekwensi tenaga dalam murni yang biasa kita latih. Semakin tinggi kekuatan gaib mahluk halus, frekwensinya juga semakin tinggi dan semakin sulit dideteksi. Karena itu untuk keperluan berinteraksi dengan mahluk halus, maka frekwensi tenaga dalam murni ini harus dilatih secara khusus supaya frekwensinya menjadi lebih tinggi dan bisa sejalan dengan frekwensi energi mahluk halus, dilakukan dengan cara menerapkan olah rasa untuk bisa merasakan keberadaan energi mahluk halus dan untuk menyesuaikan frekwensinya dengan frekwensi energi mahluk halus dari yang tingkatannya rendah sampai yang kelas atas. Caranya bisa dilakukan seperti dalam tulisan : Olah Rasa & Kebatinan.
- Secara alami frekwensi energi dari kekuatan kebatinan dan spiritual yang adalah kekuatan sukma manusia sudah sesuai dengan frekwensi energi mahluk halus, sehingga bisa digunakan untuk peka rasa suasana gaib, mendeteksi, berinteraksi atau untuk menyerang mahluk halus dari yang kelasnya rendah sampai yang kelas atas. Dengan demikian akan lebih baik bila pelatihan frekwensi tenaga dalam murni ini dapat disatukan menjadi kekuatan kebatinan dan spiritual (dengan olah kebatinan), menyatu menjadi kekuatan sukma, supaya bisa sesuai frekwensinya dengan frekwensi energi mahluk halus.
- Setelah dapat menyesuaikan frekwensi energinya dengan frekwensi energi mahluk halus, dapat merasakan persentuhan energinya dengan "energi-energi" lain, maka energi tenaga dalam ini selain dilatih frekwensinya, juga dilatih supaya besar, keras dan tajam pancarannya untuk bisa digunakan mendorong, menarik, mementalkan atau perbuatan lain yang sifatnya menundukkan atau menyerang mahluk halus atau untuk membuat pagaran gaib, atau untuk mengobati seseorang dari gangguan gaib seperti pelet, guna-guna, ketempelan gaib, kesambet dan teluh / santet.
Tergantung besarnya kekuatan energi dan penghayatan penguasaan masing-masing orang, energi tenaga dalam murni (sifat lembut energi) dapat dibentuk / dikondisikan :
· Olah rasa untuk merasakan energi sendiri, juga untuk merasakan keberadaan "energi-energi" lain.
· Kekuatan energi bukan hanya ditentukan oleh besarnya energi, tetapi juga kepadatan dan ketajaman energinya.
· Kepadatan dan besarnya energi bisa untuk menolak mahluk halus atau menghapus ilmu gaib seseorang.
· Ketajaman energi bisa untuk menyerang mahluk halus atau menembus benteng gaib seseorang.
· Mengenal sifat-sifat fisik mahluk kecil kuman (virus, bakteri dan amuba), untuk membersihkan keberadaan mereka atau memagari tubuh supaya mereka tidak dapat masuk ke dalam tubuh sendiri atau tubuh orang lain.
· Mengenal sifat-sifat energi negatif agar kita dapat membentuk energi positif untuk membersihkan energi negatif dari sakit / penyakit dan untuk menolak / mengusir mahluk halus golongan hitam dan yang berenergi negatif.
· Mengenal sifat-sifat keras energi, energi tenaga dalam murni dapat disatukan dengan kekuatan fisik, seperti untuk mengangkat beban berat atau untuk kekuatan pukulan atau kekuatan menahan pukulan.
Misalnya, lakukan gerakan memukul dengan gerakan yang sangat lambat (slow motion). Selama melakukan itu otot tangan, perut dan dada dikeraskan. Menarik nafas, menekan dan menghembuskan nafas menyatu dengan gerakan tangan. Ketika menghembuskan nafas, lakukan seolah-olah juga mengalirkan energi pada gerakan tangan yang memukul. Setelah dilakukan beberapa kali akan dapat dirasakan kekuatan pukulan lebih ringan, cepat dan kuat.
Bila energi dipusatkan di perut, dada, punggung dan tangan, bagus untuk kekuatan pukulan dan kekuatan menahan pukulan dan untuk kekuatan tubuh.
Bila energi dipusatkan di pikiran, dapat untuk hipnotis / gendam.
Bila energi memancar dari seluruh tubuh, dapat dikondisikan untuk memancarkan pengasihan, karisma wibawa, penglaris dagangan, keteduhan, ketentraman, pagaran gaib, dsb.
Bila energi disatukan dengan energi lawan bisa untuk mengunci gerakan lawan atau untuk menghisap tenaga lawan.
Beberapa tips penggunaan tenaga dalam murni bagi yang sudah menekuninya, sbb :
Beberapa tips penggunaan tenaga dalam murni bagi yang sudah menekuninya, sbb :
1. Untuk pagaran gaib.
Pembentukan pagaran gaib dengan tenaga dalam dapat dilakukan untuk perlindungan dari serangan virus / bakteri / amuba, mahluk halus dan orang-orang yang berniat jahat.
Buatlah bola energi yang cukup besar sesuai objek yang akan diberi pagaran, untuk anda sendiri, orang lain atau untuk memagari rumah, dsb. Jadikanlah bola itu menyelubungi objek sasaran. Dengan sugesti anda, buatlah bola itu kuat / keras dindingnya dan juga penuh energi di dalamnya (tidak kosong). Konsentrasikan kekuatan bahwa bola itu akan bertahan selamanya, dan virus / bakteri yang merugikan kesehatan atau apapun / siapapun yang bersifat tidak baik dan berniat jahat atau menyerang objek akan terdorong keluar dan terpental tidak dapat menembus bola pagaran.
Untuk anda sendiri yang memiliki energi sangat besar, dengan sugesti kebatinan energi anda dapat anda padatkan hingga menjadi sejengkal tebalnya dari tubuh anda. Ini yang disebut ilmu Lembu Sekilan. Atau bahkan bisa dipadatkan lagi hingga tebalnya hanya 1 jari dari tubuh anda. Bila energi anda memang sangat besar dan padat, walaupun jarak pagarannya hanya 1 jengkal atau 1 jari dari tubuh anda, jarak itu sudah cukup aman untuk perlindungan anda, dengan catatan, energi tersebut benar-benar dipadatkan, bukan sekedar bola pagaran.
2. Membersihkan penyakit, kuman, bakteri, virus, mahluk halus, santet, guna-guna.
Untuk pengobatan membersihkan kuman, bakteri, virus, mahluk halus, santet, guna-guna dari tubuh seseorang atau rumah atau objek lainnya, lakukanlah langkah berikut. Salurkanlah energi untuk memenuhi objek yang dimaksud dan selaraskan energinya dengan energi objeknya. Kemudian konsentrasikan bahwa semua bakteri, virus dan hal-hal negatif yang ingin dibersihkan telah masuk semua dan terbungkus di dalam energi itu. Kemudian dorong / geser energi tersebut dan dibungkus menjadi bola energi. Mampatkan bola itu sampai menjadi kecil sebesar kelereng atau bola tenis. Kemudian buang bola energi itu jauh ke luar angkasa atau buang jauh ke dalam bumi.
Lakukanlah beberapa kali jika diperlukan sampai anda yakin bahwa semua yang anda ingin bersihkan sudah terhisap / terdorong semua dan sudah dibuang jauh tak akan kembali. Kemudian isikan kembali energi anda kepada objek dengan konsentrasi untuk memberikan energi yang baik untuk kesehatan dan kesembuhan.
Proses yang sama bisa dilakukan untuk sumber-sumber penyakit lain seperti sakit asam urat, kolesterol, darah tinggi karena penyempitan atau penyumbatan (kerak) di dalam pembuluh darah, penyempitan / penyumbatan pembuluh darah jantung atau otak (stroke), pengapuran, batu ginjal, batu empedu, dsb.
Pada proses terakhir penyembuhan, isikan kembali energi anda kepada objek dengan konsentrasi untuk memberikan energi yang agak panas yang baik untuk kesehatan dan kesembuhan dan untuk menambah energi metabolisme tubuhnya supaya dalam proses pembakaran tubuh tidak menyisakan sampah-sampah metabolisme. Lakukan seminggu sekali sampai sembuh dan sehat kembali.
Untuk sakit / penyakit biasa, cara penyembuhan yang sederhana adalah dengan memberikan energi positif untuk kesembuhan. Dengan tangan anda salurkan energi positif dengan cara mengkipas-kipaskan ke bagian tubuh yang sakit untuk menghilangkan energi negatif dari sakitnya sampai anda yakin energi negatifnya telah hilang dan berganti dengan energi positif dari tangan anda. Setelah itu salurkan energi positif dengan sugesti mempercepat kesembuhannya. Lakukan beberapa hari sekali sampai sakitnya sembuh.
Cara sederhana lainnya yang umum adalah dengan langsung memancarkan energi positif ke tubuh atau bagian tubuh yang sakit untuk mendorong energi-energi negatif keluar dari tubuhnya (buang ke tempat yang jauh yang aman untuk manusia lainnya).
3. Mengobati seseorang dari sakit karena kelemahan / kerusakan organ tubuh.
Ada banyak sakit-penyakit yang disebabkan oleh kelemahan / kerusakan organ tubuh, misalnya diabetes / kencing manis (kerusakan pankreas), sakit maag kronis, kerusakan ginjal, dsb. Untuk sakit-penyakit jenis ini cukup anda salurkan energi anda ke sumber sakitnya (energi yang agak panas) dan konsentrasikan bahwa energi anda itu akan tinggal lama di situ, menyatu dengan organ tubuhnya untuk menumbuhkan sel-sel yang baru menggantikan sel-sel organ tubuh yang rusak dan mengkondisikan organ tubuhnya supaya menjadi normal kembali. Lakukan seminggu sekali sampai organ tubuhnya sembuh dan sehat kembali.
4. Mengobati seseorang dari sakit karena gangguan saraf.
Ada banyak sakit-penyakit yang disebabkan oleh kelemahan / kerusakan saraf, misalnya sakit akibat stroke, pusing / vertigo dan limbung karena terganggunya saraf keseimbangan, sakit maag kembung dan gangguan nafsu makan, lemah jantung, dsb. Untuk sakit-penyakit jenis ini, selain dilakukan dengan menyalurkan energi untuk kesembuhannya, juga harus dilakukan pemijatan (reflexi) untuk mengaktifkan saraf-saraf yang terkait dan salurkan energi anda ke titik-titik pemijatan dan sumber sakitnya (energi yang agak panas) dan konsentrasikan bahwa energi anda itu akan tinggal lama di situ, menyatu dengan organ tubuhnya untuk mengkondisikan supaya menjadi normal kembali. Lakukan seminggu sekali sampai organ tubuhnya sembuh dan sehat kembali.
Cara 2 dan 3 bisa dikombinasikan untuk penyakit tumor dan kanker atau penyakit lain yang berat.
Cara-cara di atas tidak dapat dilakukan untuk sakit yang disebabkan oleh kelainan organ.
Rahasia Kekayaan yang Tiada Habis
Rahasia Kekayaan yang Tiada Habis, Inginkah Engkau memilikinya?
(Faktor pendukung untuk memiliki sikap qona’ah)
“Ketika seorang mukmin memahami nilai dunia dan hakikat kehidupan di dunia; ketika hati seorang mukmin digenangi oleh keimanan dan makrifat tentang Allah Subhanahu wa Ta'ala, nama-nama, dan sifat-sifat-Nya; maka ketika itu; dari pemahaman dan keimanan itu, akan lahirlah karakter mental yang sungguh berharga, yaitu qona’ah. Itulah sebuah harta kekayaan yang tidak ada habisnya.” Demikian yang disampaikan oleh Syaikh Abdullah bin Abdul Hamid Al Atsari dalam bukunya “Qona’ah, Kekayaan Tiada Habisnya.”
Qona’ah - merasa cukup dengan apa yang ada- sebuah kata yang mudah untuk diucapkan, namun sulit untuk dipraktikkan. Terlebih di zaman ini, dimana kita melihat begitu banyak manusia mengalami “kegilaan” terhadap dunia beserta isinya. Di zaman sekarang ini, sulit rasanya untuk mewujudkan kekayaan yang tiada habisnya ini hanya dengan nasihat singkat, “Nak, bersikaplah qona’ah; kamu akan tenang hidupnya”; atau nasihat-nasihat sejenis. Keterangan singkat yang disisipkan pada pengajian-pengajian juga belum mencukupi untuk menumbuhkan harta yang tiada habisnya ini. Hadits-hadits tentang qona’ah yang kita baca pun, (terkadang) tidak cukup membantu untuk serta merta memunculkan sifat itu pada diri kita, kecuali orang-orang yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Fondasi Sifat Qona’ah
(Faktor pendukung untuk memiliki sikap qona’ah)
“Ketika seorang mukmin memahami nilai dunia dan hakikat kehidupan di dunia; ketika hati seorang mukmin digenangi oleh keimanan dan makrifat tentang Allah Subhanahu wa Ta'ala, nama-nama, dan sifat-sifat-Nya; maka ketika itu; dari pemahaman dan keimanan itu, akan lahirlah karakter mental yang sungguh berharga, yaitu qona’ah. Itulah sebuah harta kekayaan yang tidak ada habisnya.” Demikian yang disampaikan oleh Syaikh Abdullah bin Abdul Hamid Al Atsari dalam bukunya “Qona’ah, Kekayaan Tiada Habisnya.”
Qona’ah - merasa cukup dengan apa yang ada- sebuah kata yang mudah untuk diucapkan, namun sulit untuk dipraktikkan. Terlebih di zaman ini, dimana kita melihat begitu banyak manusia mengalami “kegilaan” terhadap dunia beserta isinya. Di zaman sekarang ini, sulit rasanya untuk mewujudkan kekayaan yang tiada habisnya ini hanya dengan nasihat singkat, “Nak, bersikaplah qona’ah; kamu akan tenang hidupnya”; atau nasihat-nasihat sejenis. Keterangan singkat yang disisipkan pada pengajian-pengajian juga belum mencukupi untuk menumbuhkan harta yang tiada habisnya ini. Hadits-hadits tentang qona’ah yang kita baca pun, (terkadang) tidak cukup membantu untuk serta merta memunculkan sifat itu pada diri kita, kecuali orang-orang yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Fondasi Sifat Qona’ah
Fondasi yang utama dan pertama untuk menumbuhkan sifat ini adalah keyakinan yang benar. Keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, mengenal Allah dengan nama dan sifat-sifat-Nya berikut keagungan dan keindahan yang dikandungnya; keimanan yang mantap kepada hari akhir, keyakinan yang benar tentang takdir yang baik dan buruk; semua itu merupakan landasan utama untuk menumbuhkan sifat dan karakter mental yang sangat mahal harganya ini.
Keimanan dan pengetahuan seorang mukmin terhadap Allah beserta nama dan sifatnya; akan menjadikan dirinya merenungkan firman, perintah dan penjelasan-Nya; yang hasilnya ia akan memahami hakikat dunia, hakikat dirinya, dan hakikat qona’ah beserta manfaatnya di dunia dan di akhirat.
Keimanan kepada hari akhir akan mendorong seorang mukmin untuk memiliki sikap zuhud terhadap dunia. Pemikirannya selalu tertuju kepada hari akhir dan seluruh rangkaiannya, terutama ketika amal-amal kita dihisab. Dengan bekal ini ia paham, bahwa hidup dunia hanyalah sementara, sebagaimana yang ia pelajari dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, “Apa perluku dengan dunia? Perumpamaanku dengan dunia hanyalah ibarat pengendara ynag tidur siang sejenak di bawah naungan sebuah pohon, kemudian berangkat di sore hari dan meninggalkannya.” (HR.Ahmad dan Tirmidzi). Hal ini akan menjadikannya bersikap menerima apapun yang terjadi dengan dirinya dengan senang hati.
Keimanan terhadap takdir yang baik maupun buruk akan memberikan sikap tenang dan ridho terhadap apa yang dialami, suka maupun duka. Hatinya senantiasa lapang, ia tidak mengenal kata gundah dengan sedikitnya rizki, lemahnya daya, maupun kemiskinan yang menimpanya.
Inginkah Engkau memiliki harta itu?
Sebagaimana akhlak-akhlak mulia lainnya, sebagai karakter mental, qona’ah dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya pendidikan, lingkungan, bertambah dan berkurangnya iman, serta ketinggian dan kerendahan cita-cita
Syaikh Abdullah bin Abdul Hamid Al-Atsari menyebutkan beberapa faktor yang mendukung kita untuk memperoleh akhlak yang sangat berharga ini:
1. Ilmu agama
Ilmu agama merupakan faktor utama untuk memperoleh harta yang tidak terkira ini. Dengan ilmu, kita mengetahui hakikat, manfaat, dan bahaya jika melalaikan qona’ah. Ilmu agama menjelaskan kepada kita hakikat dunia, menyingkap rahasia-rahasianya, dan bahaya-bahaya terlalu berorientasi kepadanya. Ilmu agama akan mendorong kita untuk mencintai dan mengerahkan seluruh perhatian kita kepada kampung akhirat, kehidupan yang kekal dan abadi.
“Dan tiadalah kehidupan di dunia ini selain main-main dan sendau gurau. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu memahaminya? (Al-An’am:32)
Dengan ilmu pula kita memperoleh pengetahuan tentang Allah Azza wa ‘Ala dengan seluruh nama-Nya yang husna dan sifat-Nya yang tinggi. Kebenaran akidah: iman kepada hari akhir dan iman kepada takdir yang baik maupun buruk, yang hal itu merupakan pondasi dasar yang memiliki pengaruh sangat besar dalam mewujudkan sifat qona’ah, semuanya dapat diperoleh dengan ilmu agama.
2. Keimanan yang mantap
Ilmu yang kita miliki (insya Allah) berbuah menjadi keimanan yang mantap. Kuat lemahnya sifat qona’ah dalam menghadapi berbagai “fitnah” dunia ini, sesuai dengan tingkat kekuatan iman yang ada pada setiap kita.
3. Pemahaman yang benar tentang qodho dan qodar
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah membagi-bagi rizki dan keadaan hidup seluruh manusia sejak zaman azali.{embagian yang dilakukan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala merupakan ketetapan berdasarkan kebijaksanaan dan ilmu-Nya. Jika kita memahami bahwa ambisi, keluh kesah, dan perhatian kita terhadap dunia dan harta, tidak akan menambah rizki, (karena tidak mungkin kita bisa mengoreksi ketetapan dan qodar Allah); pemahaman seperti dapat menumbuhkan sifat qona’ah, tenang, rileks terhadap keadaan yang diterimanya, apakah kita kaya maupun miskin.
Sikap ridho seorang mukmin dalam menghadapi ketetapan qodha dan qodar Allah akan memberikan kepadanya mata yang jeli dalam melihat kondisi kehidupan dan hakikat pembagiannya. Yang menetapkan rizkinya adalah Allah, Allah juga yang telah membeda-bedakan tingkat rizki, melebihkan yang satu terhadap yang lainnya. Perbedaan ini merupakan ujian bagi kita; ujian bagi orang kaya engan kelebihannya, ujian bagi orang miskin dengan kekurangannya. Perbedaan antara orang kaya dengan orang miskin dalam rizki bukan merupakan bukti mengenai perbedaan kedudukan keduanya di dunia maupun di sisi Allah Azza wa Jalla.
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahamt Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (Az Zukhruf:32)
“Bersikaplah ridho terhadap apa yang dibagikan oleh Allah, niscaya kamu menjadi manusia yang paling kaya.” (HR.Ahmad)
4. Perjuangan Mental dan Bersabar
Sesuai dengan kebijaksanan-Nya, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberi kita nafsu yang senantiasa menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat Tuhan.(Yusuf:53). Salah satu bentuk keliaran nafsu adalah permusuhannya terhadap sikap qona’ah. Selama kita tidak melawan nafsu beserta keliarannya, ketika itu kita telah membuka pintu-pintu ambisi, ketamakan, kerakusan, kekikiran, dan keluh kesah.
“Jauhilah sifat syuhh, karena sifat syuhh telah membinasakan orang-orang sebelummu, mendorong mereka untuk menumpahkan darah mereka dan melanggar hal-hal yang diharamkan bagi mereka.” (HR.Muslim)
Imam Ibnu Rojab al Hanbali rahimahullah menjelaskan bahwa syuhh adalah ambisi besar yang mendorong pemilikinya mengambil banyak hal yang tidak halal, tidak menunaikan kewajiban terhadapnya. Substansi sifat ini adalah kerinduan diri kepada apa yang diharamkan oelh Allah serta tidak puas dengan yang telah dihalalkan oelh Alloh, baik menyangkut harta, kemaluan, atau lainnya.
Mengendalikan nafsu dan memaksanya memiliki sikap qona’ah membutuhkan kesabaran dan ketabahan dari seorang mukmin. Kesabaran di sini berkaitan dengan hal-hal yang diharamkan dan hal-hal yang meragukan; karena sifat qona’ah menuntut sikap zuhud, ridho, dan waro’. Sabar dalam ketaatan dan tidak berbuat maksiat.
5. Berdoa dan Memohon kepada Allah
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, sikap menjaga martabat, dan kekayaan.” (HR.Muslim)
Syaikh Abdurrahman Nashir As-Sa’di rahimahullah, berkata:”Ini merupakan salah satu doa yang paling luas cakupan maknanya dan paling bermanfaat. Doa ini mengandung permohonan agar dikarunia kebaikan di dunia dan akhirat. ‘Afaf (sikap menjaga martabat) dan ghina (kekayaan) mengandung arti menjaga kehormatan di hadapan sesama manusia, tidak menggantungkan diri kepada mereka dan merasa kaya dengan Alloh, rizki-Nya, sikap menerima dengan senang hati terhadap apa yang ada pada dirinya, serta diperolehnya kecukupan yang bisa menenangkan hati. Dengan semua itu, sempuralah kebahagiaan hidup di dunia dan ketenangan batin, dan itulah hayah thoyyibah (kehidupan yang baik).
6. Menjauhi Orang-Orang yang Suka Berkeluh Kesah
Teman, kawan, orang-orang di sekitar kita, sangat besar pengaruhnya pada diri kita. Siapa yang lama berkawan dengan orang-orang yang suka berkeluh kesah dan ambisius, maka akan tertimpa penyakit mereka. Hawa nafsu dan akhlak mereka akan menular kepada dirinya. Sebaliknya, berkawan dengan orang-orang sholih, senantiasa berdzikir, zuhud (sekalipun mereka adalah orang-orang kaya dan lapang), akan mendorong kita mengikuti mereka: memiliki sifat qona’ah, zuhud, menerima dengan senang hati semua rizki yang telah dibagikan oleh Allah.
Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, “Seseorang mengikuti agama kawan dekatnya, maka hendaklah setiap orang dari kalian memperhatikan siapa yang menjadi kawan dekatnya.”
7. Melihat yang “di bawah”
“Andaikata anak Adam memiliki dua lembah emas, pasti ia ingin memiliki dua lembah, dan mulutnya tidak kunjung bisa dipenuhi, kecuali dengan tanah. Dan Allah menerima taubat siapa yang bertaubat.” (HR.Bukhari-Muslim)
Manusia, memiliki watak dasar yang mendorongnya utnuk mencintai harta dan dunia. (terkadang) hal ini menjadikan kita melupakan nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Bagaimanapun keadaan yang ada pada diri kita, setiap kita pasti telah dikaruniai nikmat dari Allah yang saking banyaknya tidak mampu kita inventarisir dan hitung. Bukan hanya telah, tapi semua yang telah dan akan kita alami adalah nikmat dan karunia Allah yang terkira.
Namun, nikmat dan karunia yang telah Allah berikan secara gratis kepada kita, terkadang terabaikan. Kita merasa kurang dan kurang… kita tidak peduli dan tidak menyadari nilainya… Hal ini bisa jadi karena kita selalu melihat orang-orang yang mendapat nikmat lebih baik dari kita.
Seandainya kita melihat orang-orang yang tidak seberuntung kita, orang-orang yang ada “dibawah” kita… atau satu atau beberapa nikmat dari Allah dicabut (misal: nikmat sehat)… baru kita merasakan nikmat-nikmat itu… barulah kita merasa tenang; oleh karena itu; salah satu faktor yang mendorong tumbuhnya sifat qona'ah adalah melihat orang yang keadaannya “dibawah” kita.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, “Lihatlah kepada siapa yang lebih rendah dari kalian, jangan melihat kepada siapa yang lebih tinggi dari kalian; karena itu akan menjadikan kalian tidak menyepelekan nikmat Allah.” (HR.Bukhori)
Inilah beberapa cara untuk menumbuhkan sifat qona’ah dan menerima dengan senang hati rizki dan penghidupan yang telah dibagikan Allah kepada setiap kita.
Penutup
Pengetahuan tentang hal ini bukan semata-mata pengetahuan ilmiah naratif yang kering dari substansi pelaksanaan yang bisa membedakan antara orang yang bersikap qona’ah atau senantiasa gundah gulana dan berkeluh kesah. Terkadang kita temui, orang yang memiliki sifat qona’ah melimpah ruah tidak hafal dalil-dalil ilmiah dan prinsip-prinsip tersebut selain kandungan makna yang shohih. Dipihak lain, terkadang kita jumpai orang yang mengaku “berilmu” namun tidak memiliki sifat qona’ah sama sekali. Inilah kenyataan yang ada pada kita sekarang ini. Anda ingin menjadi yang mana, wahai Saudaraku? Semoga Allah senantiasa menghiasi diri, keluarga, dan keturunan kita; serta kaum muslimin dengan sifat qona’ah. Amiin.
--------------------------------------------------------------------------------
Referensi: Diringkas dari: “Qona’ah, Kekayaan Tiada Habisnya” :Syaikh Abdulloh bin Abdul Hamid Al Atsari dari buku: Zuhud Dunia Cinta Akhirat, Sikap Hidup Para Nabi dan Orang-Orang Sholih: Ibnu Rojab Al-Hanbali, dll. Penerbit: Al-Qowam, Solo. Halaman 87-
Komentar
Posting Komentar