Masa Depan Jurnalisme : Inovasi Media vs Citizen Journalism
Benedictine Dicha Saputri
Di postingan sebelumnya, kita telah membahas mengenai bagaimana perjalanan internet berkembang pada awal tahun 90-an di negara barat hingga akhirnya internet juga muncul dan terus berkembang menjadi jurnalisme online di Indonesia. Perkembangann jurnalisme online ini juga tak lupa dibarengi dengan aplikasi dan kemajuan teknologi. Lalu, bagaimana kemajuan teknologi mempengaruhi media berita? Apakah jurnalisme masih memiliki esensidengan adanya citizen journalism? Jawabannya akan kita ketahui satu per satu.
Future Journalism
Menurut Paul Bradshaw dalam Modul Kuliah tentang The Future of Journalism, terdapat tiga bagian penting dalam masa depan jurnalis yaitu the realtime web, big data, dan intelligent devices. Alat komunikasi seperti gadget atau smartphone (intelligent devices) yang kita miliki sekarang ini bisa digunakan untuk bertukar pesan bahkan dengan jumlah yang besar dengan adanya banyak aplikasi dalam smartphone (big data). Konten realtime dalam gadget tersebut langsung bisa disampaikan kepada publik.
Multitasking media ini terjadi pada media Kompas. Kompas melakukan berbagai inovasi multitasking media dengan media cetak dan surat kabar elektronik. Selain cetak dan online, Kompas TV juga hadir dalam memenuhi kebutuhan publik untuk mendapatkan berbagai informasi dan berita.
Konten dan Inovasi Media
Dalam teori komunikasi, teori jarum suntik satu arah sepertinya sudah tidak berlaku lagi. Audiens dalam mengkonsumsi konten media sekarang ini sudah kritis dan pintar dalam memilih. Audience kritis dalam membedakan mana berita yang kredibel dan mana yang tidak kredibel. Oleh karena itu, media sekarang ini perlu untuk terus melakukan inovasi dengan memberikan konten media yang baik kepada publik. Tidak hanya memikirkan rating saja tapi juga menyampaikan konten --konten informatif dan isnpiratif yang bisa mencerdaskan Bangsa.
New Media atau Kebaruan Media sekarang ini merupakan salah satu bentuk inovasi dari jurnalisme seperti yang dilakukan oleh salah satunya Kompasiana dan Kompas.
Memihak pada Kepentingan Publik
Mendengar tentang media, seharusnya media menjadi salah satu pihak yang netral dalam adanya kepentingan politik. Namun, industri media sekarang ini sangat kuat dipengaruhi oleh owner atau pemilik media itu sendiri. Pemilik media terkadang sering melakukan aksi politik aktif di dalam medianya sendiri. Hal ini jelas terlihat mana media yang berpihak pada kepentingan publik atau kepentingan politiknya. Oleh karena itu, batasan dalam media harus jelas, akankah memihak kepentingan publik atau kepentingan "yang membayar" saja agar kepentingan berita terlihat kredibel.
Hal tersebut menjadikan jurnalis ber-inovasi dan muncul lah citizen journalism(jurnalis warga) di mana tidak hanya jurnalis saja dalam melakukan "watchdog" (anjing penjaga) atau kontrol terhadap kinerja pemerintahan, melainkan warga sekarang tidak hanya mengkonsumsi media saja melainkan juga memproduksi media dengan adanya jurnalisme warga. Warga sekarang bisa mencari, mengumpulkan dan membuat informasi seperti yang dilakukan wartawan dan bisa membantu dalam mengontrol kerja pemerintahan.
Dalam menjaga esensi jurnalis sendiri, maka jurnalisme warga juga diharapkan mampu memperhatikan nilai-nilai berita yaitu magnitude(kebesaran), proximity (kedekatan), keterkenalan (prominence), kebaruan(timeliness), kepentingan (significance), kemanusiaan (human interest). Kebenaran dan kejujuran juga sangat ditekankan, yang terpenting juga memperhatikan kaidah kode etik jurnalistik agar esensi dari jurnalisme sendiri tetap ada dan tidak hilang sehingga menjadi citizen journalism pun tetap memiliki konten informasi yang kredibel dan tidak merugikan publik.
Komentar
Posting Komentar