Jokowi Jualan Buku
Oleh Johan Wahyudi
Berbincang tentang calon gubernur ini memang tiada habisnya. Tidak hanya disebabkan sikapnya yang njawani, tetapi juga tentang kesederhanaannya. Hidup sebagai pengusaha yang bergelimang harta serta jabatannya sebagai Walikota Solo tidak lantas membuatnya sombong. Justru kekayaannya diumbar seraya berbagi kepada masyarakat awam yang memerlukannya. Sejak menjadi Walikota Solo, konon beliau belum pernah mengambil dan atau menggunakan gajinya. Dengar-dengar, gajinya diserahkan kepada panti asuhan atau lembaga sosial. Benar-benar beliau adalah suri tauladan yang baik.
Setelah menghentakkan dunia Pilkada DKI melalui kemenangannya pada putaran pertama, kini Jokowi sering menjadi bulan-bulanan media. Bukan bulan-bulanan karena keburukannya, melainkan beragam prestasi yang diraihnya. Sikapnya yang sangat ramah kepada awak media benar-benar mengena di hati para kuli berita. Nyaris kita belum menemukan berita-berita buruk tentangnya. Jika toh diberitakan buruk, sontak berita lain meng-counter attack secara otomatis. Maka, praktis beliau dikenal sebagai Calon Gubernur DKI yang diidam-idamkan khalayak.
Dengan baju khas kotak-kotaknya, Jokowi berusaha membangun image. Ketika ditanya tentang kesederhanaan tentang baju kotak-kotak, Jokowi berujar ringan, “Saya ingin mengembangkan Usaha Kecil Menengah (UKM) melalui kegiatan ekonomi bidang konveksi. Berapa banyak orang akan tertolong dengan pengembangan baju kotak-kotak. Sejak penyedia bahan, pendesain, penjahit, dan penjual, semua akan diuntungkan.” Dan itu terbukti. Baju kotak-kotaknya begitu membumi di seantero nusantara. Dalam waktu sekejab, berkioli-koli baju kotak-kotak terdistribusi ke seluruh penjuru nusantara. Luar biasa….!!!
Berhasil membangun image melalui baju kotak-kotak, Jokowi membangun image baru melalui boneka. Berpasangan dengan Ahok, boneka pasangan Calon Gubernur DKI ini laris manis di pasaran. Menurut kabar yang tersiar, Jokowi-Ahok terpaksa berjualan boneka karena pasangan itu tak mampu mencukupi pembiayaan kampanyenya. Dengan berjualan boneka, pasangan itu berharap meraih keuntungan untuk menyuplai biaya. Dan itu pun terbukti lagi. Semua pihak yang mendukung terciptanya boneka meraup keuntungan. Lagi-lagi UKM diuntungkan.
Tak hanya baju kotak-kotak dan boneka, kini Jokowi berjualan buku. Malam ini, saya mendapat link dari Kompas.com bahwa kiprah perjalanan Jokowi dibukukan. Judul bukunya sederhana, Jokowi (Politik Tanpa Pencitraan). Buku ini ditulis oleh Ajianto Dwi Nugroho. Mari kita simak sinopsis singkat buku tersebut.
Sudah saatnya kita meninggalkan politik yang penuh pencitraan dan poling survei bayaran yang membuat transisi demokrasi kita menjadi mahal serta dibajak oleh para elite instan dengan politik uang. Politik adalah seni memperebutkan dan berbagi kekuasaan untuk kepentingan publik. Wajar bila kita mendapatkan pemimpin yang menjalankan politik dengan sehat, hemat, dan bermartabat. Politisi yang baik dipilih karena prestasi dan reputasinya yang jujur serta bersih, bukan politisi yang mendapatkan jabatan publik dengan cara membeli suara.
Jokowi adalah salah satu politisi yang tampil apa adanya. Modalnya adalah prestasi dan reputasi yang diakui oleh banyak kalangan. Dia mempunyaipolitical brand yang unik dan tiada banding. Setiap orang sesungguhnya memiliki keunikan pribadi dan karakter yang khas masing-masing sehingga setiap orang, baik politisi maupun bukan, sejatinya dapat membangun political brand-nya sendiri tanpa dipoles oleh pencitraan yang palsu. Buku ini menjadi penting dibaca oleh setiap orang yang ingin menjadi dirinya sendiri dengan menyimak sosok Jokowi.
Bergidik saya membaca resensi buku tersebut. Bahkan, saya semakin dibuat kagum karena buku ini mendapat endorsement dari tiga tokoh dari profesi yang berbeda. Perhatikan endorsemen mereka berikut ini.
Jokowi mempunyai karakter mau mendengarkan apa yang dikehendaki masyarakat, dan yang terpenting dia mau melaksanakan dengan serius apa yang dikehendaki masyarakat itu. Pemimpin seperti itulah yang dibutuhkan oleh DKI Jakarta .”
— Jusuf Kalla, Mantan Wakil Presiden RI
“Buku ini menjelaskan mengapa Jokowi menjadi magnet bagi banyak orang untuk mendukungnya, yaitu kepemimpinan. Jokowi mempunyai kepemimpinan yang bisa dipercaya, jujur, dan bersih. Dan yang lebih penting, semua itu sudah dibuktikan dan diakui di tingkat nasional serta internasional.”
— Mooryati Sudibyo, Pengusaha
“Sekarang ini memilih manusia baik untuk setara dalam berkawan saja sulit, apalagi memilih pemimpin. Jokowi adalah salah satu orang yang membuat saya punya harapan. Barangkali sedikit berlebihan, tapi itu lebih baik daripada pesimistis dan putus asa.”
— Hanung Bramantyo, Film Maker
Tentu saja buku ini sangat menarik untuk dibaca oleh semua kalangan. Selain isinya merupakan perjalanan hidup tokoh yang layak diteladani, buku ini disajikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Tutur kata dalam buku tersebut disusun bak kita berbincang langsung dengan Jokowi. Daya dukung buku ini pun luar biasa, yaitu pada harga karena buku ini dijual berkisar Rp 48.000 – 51.000. Sangat murah, bukan? Berikut adalah indentitas buku tersebut.
Judul Jokowi
Seri ISBN/EAN 9789792288025 / 9789792288025
Author Ajianto Dwi Nugroho
Publisher Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Publish 29 Agustus 2012
Pages 278
Weight 234 gram
Dimension (mm) 135 x 200
Tag Hukum, Sosial, Politik
Sumber informasi: sini
Fauzi Bowo Mendapatkan Penghargaan dan Gelar Kehormatan
Oleh Wiro
Fauzi Bowo calon Gubernur incumbent DKI Jakarta dalam putaran ke dua kali ini, banyak sekali cobaan yang menerpa beliau mengenai pemberitaan di media dan isu-isu yang tidak sedap di dengar sekaligus menyudutkan. Fauzi Bowo seorang yang intelektual tinggi dan berjiwa besar, isu tersebut tidak pengaruh terhadap dirinya sebagai calon Gubernur 5 tahun kedepan.
Masih banyak warga Jakarta bahkan partai politik, organisasi atau komunitas yang menilai beliau sukses dalam mengemban Pemimpin di DKI Jakarta, seperti pada awal bulan Juli 2012 Fauzi Bowo dinobatkan sebagai Bapak Pekerja DKI Jakarta oleh Komunitas Hubungan Industrial Buruh dan Pekerja, karena beliau dinilai sebagai gubernur yang sangat berjasa telah memperjuangkan hak dan kesejahteraan kaum pekerja.
Hari minggu 2 september 2012 dari sumber 1 dan 2, merupakan hari yang sangat bersejarah buat Fauzi Bowo karena pada hari yang sama beliau sekaligus mendapatkan 2 penghargaan di tempat yang berbeda, yang pertama penghargaan dari Kemendikbud yang bekerjasama dengan lembaga Helen Keller International yang didukung lembaga USAID di Denpasar Bali yaitu Anugerah Pendidikan Inklusif 2012 sebagai Gubernur atas perjuangan keras dalam membantu pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus, tetapi dalam pemberian anugrah tersebut beliau tidak bisa hadir,diwakilkan sedangkan penghargaan kedua yang diterima beliau dari Kerukunan Warga Sulawesi Selatan (KKSS) wilayah Jakarta Utara yaitu gelar kehormatan dan pemberian nama.
Diberikannya gelar kehormatan dan pemberian nama saat beliau menghadiri halal bil halal Kerukunan Warga Sulawesi Selatan (KKSS) Wilayah Jakarta Utara di Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Tanjung Priok. Diberikannya gelar kehormatan dan diberi nama Daeng Gassing yang berarti Yang Kuat dan Yang Menang.
Penandaan gelar kehormatan itu saat Calon Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo diberikan Sokko Guru atau Peci khusus gelar kehormatan dan sarung Sabbe yang dikenakan oleh dua orang Tokoh Masyarakat Sulawesi selatan.
sarung itu diartikan sebagai simbol pengikat batin. Sedangkan peci yang dikenakan Fauzi Bowo artinya tanda penghormatan bagi penerima gelar itu. Dengan pemberian aksesori itu, nama beliau menjadi Fauzi Bowo Daeng Gassing.
Kalau dikaitkan dengan nama beliau Fauzi Bowo, yakni berasal dari bahasa Arab. Fauzi artinya Kemenangan, kejayaan, kesuksesan. Kemudian Bowo artinya Karakter, kepribadian. Menurut saya dengan diberikannya nama baru untuk Fauzi Bowo sangatlah cocok, karena sejalan dengan nama dirinya yaitu Fauzi Bowo Daeng Gassing berarti“Orang yang memiliki kepribadian Kuat untuk meraih kemenangan dan Kesuksesan”.
Beliau sendiri menyambut positif pemberian gelar kehormatan ini. Dia berjanji akan terus menjaga amanah warga kehormatan tersebut.
Ketua BPW Kerukunan Warga Sulawesi Selatan (KKSS) Jakarta Utara, Ahmad Tahir Ratu mengaku lega karena kesediaan Fauzi Bowo untuk bersedia menerima gelar kehormatan tersebut dan menganggap Fauzi Bowo sebagai warga kehormatan karena sang calon gubernur incumbent itu cukup banyak berbuat untuk Republik Indonesia, khususnya Jakarta.
Daeng Gassing bermakna kuat. Ahmad menganggap Fauzi Bowo sebagai orang kuat yang memiliki keteguhan dan keimanan. Fauzi Bowo juga dinilai memiliki karisma dan tanggung jawab sehingga pantas mendapat gelar itu. “Sebagai gubernur, beliau itu punya keteguhan dan keimanan yang kuat,” katanya.Sumber
Semoga dengan pemberian gelar kehormatan dan nama Daeng Gassing yang diembannya, Fauzi Bowo bersama warga Sulawesi Selatan bisa membawa Jakarta lebih baik dan lebih maju serta sejahtera.***
Komentar
Posting Komentar