Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli 29, 2012

JANGAN REMEHKAN TULISAN ANDA

JANGAN REMEHKAN TULISAN ANDA JOHAN WAHYUDI Orang berjalan yang dipercaya adalah kakinya. Orang berbicara yang dipercaya adalah mulutnya. Orang bekerja yang dipercaya adalah tangannya. Dan penulis dipercaya karena tulisannya. Saya menaruh kepercayaan yang teramat tinggi atas ungkapan-ungkapan di atas. Saya membenarkan isinya sehingga saya selalu berusaha menekankan aspek kejujuran atas segala perilaku. Jujur itu membawa ketenangan pikiran dan perasaan. Dengan kejujuran, kita tak lagi memiliki rasa takut kepada manusia lainnya meskipun mereka menjadi penguasa. Maka, penulis semestinya menjunjung tinggi kejujuran seraya menjaga kualitas tulisannya. Mengapa? Pagi tadi, saya dikejutkan oleh sebuah peristiwa. Kejadian itu bermula ketika saya akan mengantar ananda untuk berangkat ke sekolahnya. Tiba-tiba, HP-ku berbunyi sebagai tanda dering kiriman SMS. Nomor pengirim belum dikenal. Sambil menaiki motor, saya pun membuka dan membaca SMS: “ Selamat pagi, Pak Johan. Ini Wayan Mertayani dar

ILUSTRASI KHOTBAH KRISTEN

Ilustrasi Khotbah   Pencarian Khusus Index :  A   B   C   D   E   F   G   H   I   J   K   L   M   N   O   P   Q   R   S   T   U   V   W   X   Y   Z Agama Yahudi  |  Allah  |  Allah  |  Ampunan Dari  |  Anak/Pemuda  |  Anugerah  |  Atribut  |  Bapa |  Baru Lahir  |  Beban  |  Belas Kasih Daftar Isi Saat Semuanya Tidak Berarti Pakaian Baru Belas Kasih Sang Hakim Siapa Layak Masuk Surga? Air Kehidupan Semua Bisa Selamat! Anda Berarti Bagi Allah Tertipu Spam Tiga Salib Terlalu Mudah Dialah Jalan Berpura-pura Badai Segera Datang! Standar yang Salah Kesedihan Tuhan Kepedihan di Kalvari Lebih dari Kontrak Nama Yesus Hidup dengan Anugerah Bukan Supaya Jadi Baik Rekening yang Besar Perjalanan Ikan Salmon Dalam Hadirat-Nya Apakah Dia Peduli? Persamaan Misterius Badai Segera Datang! Cukup untuk Apa Saja Hanya untuk Pendosa Kasih dan Kemuliaan Siapakah "setiap Orang" Itu? Hadiah Kasih Karunia Perang Telah Usai! Sebagaimana Adanya Bersyukur dan Mengingat

MENGENAL INJIL MATIUS

Tujuan dan Survei Matius Tujuan Matius menulis Injil ini (1) untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata mengenai kehidupan Yesus, (2) untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang dinubuatkan oleh nabi PL, yang sudah lama dinantikan, dan (3) untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa (1) hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya karena Ia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis. (2) Hanya pada akhir zaman Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa. Survai Matius memperkenalkan Yesus sebagai penggenapan pengharapan Israel yang dinubuatkan. Yesus menggenapi nubuat PL dalam kelahiran-Nya ( Mat 1:22-23 ), tempat lahir ( Mat 2:5-6 ), peristiwa kembali dari Mes

FILOSOFI WAYANG: dari beberapa artikel terpilih

Enam Nilai Berharga dari Filosofi Wayang   Oleh Aditya permadi Bahwa masusia adalah mahluk yang diciptakan Tuhan dengan segala kesempurnaannya, memiliki akal dan budi. Untuk menimbang dan menentukan pilihan mana yang baik dan mana yang buruk. Tidak seperti hewan yang hanya hidup berdasarkan insting semata, tidak lebih. Sejatinya manusia diciptakan tak ada yang sia-sia, semua ada peranannya dan ada porsinya masing-masing. Juga pada suatu bangsa, ada yang memimpin dan ada yang dipimpin. Dalam hal ini seorang pemimpin mempunyai peran sebagai imam dalam suatu bangsa, mengayomi rakyatnya, mendengarkan suara rakyatnya, mensejahterahkan kehidupan rakyatnya, dsb. Tapi apa yang dilakukan para pemimpin dan pengurus bangsa ini, yang seenaknya merampas hak milik rakyatnya tanpa ia sadari bahwa Tuhan telah memberikan porsi kehidupan mahluk yang ada di alam semesta ini dengan seadil-adilnya. “Inilah bangsa kita, bangsa krisis hati dan moral. Bangsa yang tak pernah maubersyukur akan segala kekayaa