Langsung ke konten utama

SURVEY&PENDAPAT TREND PERILAKU MASYARAKAT URBAN DAN GERAKAN MEMBANGUN KAMPUNG HALAMAN

SURVEY&PENDAPAT TREND PERILAKU MASYARAKAT URBAN DAN GERAKAN MEMBANGUN KAMPUNG HALAMAN



Yanti B. Sugarda

 Pecinta Gaul

Mayoritas masyarakat urban dewasa  mulai aktif berorganisasi sejak masa sekolah, mulai dari organisasi kepramukaan dan klub olahraga hingga organisasi siswa intra sekolah,  koran sekolah dan kelompok rohani. Ketika dewasa, kebanyakan dari mereka berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan  kelompok.

Tiga perempat dari masyarakat urban mengikuti pengajian atau kegiatan mesjid sebulan sekali, sementara dua pertiga tergabung dalam organisasi-organisasi komunitas tertentu dan organisasi kewanitaan dan asosiasi orang tua murid dan guru.
Kegiatan kelompok yang populer adalah arisan, sebuah kegiatan yang menguntungkan baik secara sosial maupun ekonomi dimana kelompok arisan bertemu secara rutin untuk mengobrol dan mengumpulkan sejumlah uang dari anggota yang akan diundi untuk mendapatkan pemenang berdasarkan rotasi. Tiap anggota kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk memenangkan pengundian di tiap pertemuan arisan, yang juga merupakan bentuk atau cara menabung uang. Kadang hadiahnya tidak melulu uang, namun peralatan rumah tangga yangberharga, seperti  oven microwave atau satu set televisi.


Kebiasaan Ke Mall

Cara yang lebih asik untuk menghabiskan waktu luang adalah jalan-jalan ke mall. Masyarakat urban masa kini adalah pecinta mall. Mall bukan hanya tempat untuk berbelanja, tapi juga sebagai ajang tempat bertemu dengan orang-orang dari kelas yang sama, untuk berada di tengah keramaian, tujuan jalan-jalan keluarga, tempat berbelanja dan tempat untuk makan. Untuk remaja, mall berarti nongkrong bareng bersama teman untuk ngeceng, istilah populer untuk melihat-lihat lawan jenis.
Banyak remaja mengaku bahwa lebih banyaknya kesempatan untuk dapat bertemu dengan remaja lainnya membuat mereka lebih peduli pada penampilannya. Tidak ketinggalan dengan tren terbaru adalah merupakan hal yang penting. Hal ini berlaku untuk remaja pria maupun remaja wanita.
Bagi remaja keberadaan wahana game juga merupakan bagian yang penting dari kehidupan mall. Juga keberadaan rumah makan dan kafe dimana orang bisa bertemu dan ngobrol. Yang terpenting adalah, mall memiliki 21 Cineplex yang memutar film-film layar lebar box office teranyar. Remaja mulai berkencan rata-rata pada usia 16 tahun dan bioskop merupakan tempat favorit untuk berkencan.


Kebiasaan Berbelanja

Supermarket telah menjadi sangat populer dan dikunjungi oleh tiga perempat dari keseluruhan jumlah rumah tangga kaum urban. Kepopuleran supermarket disebut disebabkan karena harga yang tidak mahal, kenyamanan, kemudahan, kerapihan dan kebersihan. Juga, dikarenakan penjualan diskon dan pemberian bonus yang kerap ditawarkan oleh pihak supermarket. Penggunaan ‘hypermarket’ juga bertumbuh, walaupun yang berbelanja di sana masih mereka yang berasal dari kelas sosial tertinggi.
Apakah uang memberikan kebahagiaan? Kelompok kelas dengan ekspenditur rumah tangga tertinggi menyatakan diri mereka bahagia, sementara kelompok dengan penghasilan lebih sedikit menyatakan diri mereka tidak bahagia.
Walaupun pesona supermarket dan hypermarket terus meningkat, mereka belum sepenuhnya bisa menggantikan pasar-pasar tradisional yang masih menjadi  tempat pilihan kaum urban untuk berbelanja daging dan buah-buahan serta sayuran segar. Kesempatan untuk bisa tawar menawar juga merupakan faktor yang memotivasi orang untuk berbelanja di pasar tradisional – para ibu rumah tangga Indonesia sangat suka menawar!


Uang dan Kekayaan

Sebuah studi yang dilakukan di kelompok kelas dengan ekspenditur rumah tangga tertinggi menunjukkan bahwa  mayoritas masyarakat urban yang makmur memiliki sebuah mobil dan tinggal di rumah dengan luas lebih dari 100 m2. Praktek perbankan juga tinggi. Namun, investasi stock dan share terbilang lebih rendah di Jakarta dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di Asia.
Lebih dari 50 persen orang-orang kaya tersebut memiliki uang plastik, baik itu kartu kredit atau kartu debit. Kartu debit merupakan konsep anyar, namun kaum urban Indonesia langsung menyukainya. Alasan utamanya adalah  tidak perlu berhutang dan bunga yang dikenakan oleh kartu kredit untuk pembelian secara cicilan dianggap tinggi. Orang-orang Indonesia tidak suka berhutang, karena konsep hutang dihubungkan dengan kepercayaan agama (Islam), demikian juga dengan bunga cicilan. Hal tersebutlah yang menjadi alasan munculnya bank-bank berkonsep Islam.



Nilai Keluarga, Seks dan Peran Gender

Kaum urban sangat dan secara konsisten mendukung institusi pernikahan. Mereka berpikir dan hidup dalam wawasan kehidupan keluarga. Kehidupan membujang  adalah pengecualian, bukan norma. Kaum urban dewasa memilih kebahagiaan hidup berkeluarga daripada kekayaan materi. Kebanyakan kaum urban dewasa menikah pada usia 20 tahun ke atas. Namun, dan ini mungkin juga merupakan kasus universal, kaum pria tidak terlalu menganggap seks di luar nikah sebagai hal yang salah dibandingkan dengan kaum wanita. Namun secara rata-rata mayoritas orang di segala kelas sosial setuju bahwa lebih baik menunggu untuk mendapatkan kebahagiaan malam pertama.
Dalam dunia kerja, 80 persen yang menempati posisi top management masihlah kaum pria. Namun, teristimewa di Jakarta, telah berhembus angin perubahan yang akan mengubah gambaran masa mendatang. Kaum wanita mulai membebaskan diri mereka dari stereotype umum dimana, melalui pandangan tradisional,  mereka hanyalah merupakan ‘teman’ dari kaum pria.
Wanita menjadi makin sadar akan peran mereka di masyarakat karena mereka kini lebih berpendidikan dan berpengetahuan luas. Mereka ingin menjadi lebih mandiri dan meningkatkan kemampuan diri mereka  guna menciptakan kehidupan mereka sendiri.
Hasil dari sebuah studi terhadap wanita-wanita Asia menunjukkan terdapat beberapa tipe  wanita Asia; mereka yang penuh ambisi bersifat dinamis dan mandiri, sementara mereka yang aktif memiliki sifat dinamis dan senang bergaul. Tipe wanita Asia feminin masa kini adalah mereka yang senang bergaul, penuh perhatian dan pendiam.
Tipe wanita yang tenang adalah mereka yang pendiam dan mandiri. Tampaknya kebanyakan tipe wanita Indonesia adalah senang bergaul, penuh perhatian dan pendiam – tipe wanita feminin masa kini.
Dalam lingkup rumah, kebanyakan pria dan wanita dewasa cenderung sependapat bahwa pria seharusnya ikut membantu pekerjaan rumah tangga. Kaum pria sedikit demi sedikit mulai terbiasa dengan konsep kesetaraan antara pria dan wanita. Hanya 14 persen pria merasa pekerjaan rumah tangga adalah bukan bagian mereka. Istilah popular untuk segmen ini adalah ‘suami tradisional’.
Yanti B. Sugarda
GERAKAN MEMBANGUN KAMPUNG HALAMAN
Yodhia Antariksa
Setiap tahun menjelang hari lebaran, sekitar 8 juta penduduk Jabodetabek (dan kota-kota besar lainnya) melakukan ritual tahunan yang penuh gemuruh : pulang mudik, pulang ke kampung halamannya. Dan setiap tahun pula, mendadak kota Jakarta menjadi lebih senyap, menjadi lebih longgar.
Kalau saja para pemudik itu tetap tinggal di kampung halaman selamanya, kota Jakarta (dan kota-kota besar lainnya) mungkin tidak terlalu letih menanggung beban. Sementara ribuan kampung halaman akan tetap semarak sepanjang tahun, memantulkan geliat ekonomi yang sumringah.
Namun sayang itu belum terjadi. Jutaan kaum urban itu – seperti syair dalam lagu Koes Plus – akan segera kembali ke ibukota Jakarta. Sebab disanalah mungkin harapan terus berkibar-kibar. Sebab disanalah, patung Selamat Datang di Bundaran HI terus melambai-lambai : menyambut sang pemudik untuk datang kembali.
Dan Jakarta kembali seperti semula : kian lelah menanggung beban, kian termehek-mehek menopang jutaan warganya.
Gambaran kota Jakarta adalah tipikal khas megapolitan negara-negara berkembang, sama seperti kota Bombay, Sao Paulo, Mexico City hingga kota Karachi : makin banyak penduduk urban, dengan sumber daya yang makin terbatas.
Pada tahun 2020, kota Jakarta akan menjadi kota megapolitan dengan penduduk sekitar 25 juta orang (saat ini jumlah penduduk Jakarta di siang hari adalah 12 jutaan). Berarti lebih dua kali lipat naik. Sekarang saja, kemacetan sudah kian melelahkan, apalagi kalau penduduknya naik dua kali lipat. Alamak.
Salah satu biang kepadatan, dan kemacetan itu, tentu saja adalah jutaan kaum urban yang tiap tahun berbondong-bondong datang ke Ibukota. Dan jujur saja, saya adalah salah satu dari jutaan kaum urban itu (saya hijrah ke Jakarta pada tahun 1996 dari kampung halaman saya di Pekalongan, membuat kota Batik ini kehilangan salah satu putra terbaiknya….:))
Fenomena yang saya alami itu acap juga disebut sebagai urban brain drain. Atau pindahnya kaum muda yang terdidik dan potensial dari kampung halaman menuju ibukota. Dalam jangka panjang ini bisa membawa petaka : semua orang terbaik menumpuk di Jakarta, membuat gap yang kian lebar dengan ribuan kampung halaman di pelosok Nusantara.
Itulah kenapa, gerakan membangun kampung halaman mungkin harus terus disuarakan. Sebab dengan itu, geliat dan roda ekonomi kampung halaman juga bisa terus melaju dengan pesat. Ada dua jalan yang barangkali bisa dilakukan.
Yang pertama, mendorong kaum urban yang ada di Jakarta (atau kota besar lainnya) untuk pulang, dan memulai usaha di kampung halamannya (terutama bagi kaum urban yang sudah meraih kesuksesan). Fenomena ini disebut sebagai reverse brain drain : atau kembalinya orang-orang penuh talenta untuk berkiprah di kampung halaman (seperti kisah orang China dan India yang sukses di Silicon Valley, dan kemudian memilih pulang ke kampung halaman selamanya).
Beberapa kerabat saya telah melakukan hal diatas : karena sudah terlalu letih dengan kemacetan di Jakarta, mereka memilih pulang, dan memulai usaha di kampung halamannya. Dan berhasil. Mungkin suatu saat saya akan mengikuti jejak mereka (pulang kampung ke Pekalongan, dan menjadi Guru SMA, sebuah cita-cita lama yang terus saya pendam hingga hari ini).
Cara kedua : kini sudah saatnya, menggelorakan kampanye “Membangun Kampung Halaman” di segenap kampus-kampus di tanah air. Tagline-nya begini : Go Home. Build Your Hometown.
Impian para calon sarjana sekarang selalu seperti ini : lulus, pergi ke Jakarta (atau kota besar lain), dan kemudian melamar pekerjaan menjadi karyawan; dengan harapan kelak bisa menjadi manajer.
Mungkin mindset itu perlu diubah : setelah lulus, pulang ke kampung halaman, dan memulai usaha sendiri dengan berbasis pada potensi serta sumber daya lokal. Impian ini rasanya lebih menggetarkan. Dan lebih heroik.
Begitulah, dua jalan yang barangkali mesti dilakukan untuk membuat ribuan kampung halaman menjadi lebih sumringah dan semarak. Dan pada saat yang bersamaan, membuat beban kota Jakarta (dan kota besar lainnya) menjadi lebih terdistribusi secara merata.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Malam Pertama Pengantin | Goyang Karawang

Cerita Malam Pertama Pengantin | Goyang Karawang Ini ada beberapa cerita malam pertama pengantin baru , cerita dewasa ‘seks’ pernikahan sepasang pengantin baru, dimana sang mempelai wanita atau sang isteri begitu polosnya. Sehingga ketika malam pertama berlangsung sang suami harus membimbing dulu agar sang isteri paham. Namun setelah sang isteri paham, sang suami malah yang jadi kewalahan menghadapi isterinya di malam pertama tersebut. Cerita malam pertama pengantin ini seru dan menarik untuk dibaca. Mungkin ini bisa bermanfaat khususunya bagi para calon pengantin. Sebuah trik atau tips yang bisa diterapkan jika menghadapi situasi dan kondisi yang sama nantinya. Bagaimana cerita malam pertama pengantin baru ini, silahkan simak kisah selengkapnya berikut ini! Sepasang pengantin baru sedang bersiap menikmati malam pertama mereka. Pengantin perempuan berkata, “Mas, aku masih perawan dan tidak tahu apa-apa tentang seks. Maukah Mas menerangkannya lebih dulu sebelum kita melakukannya?”

DOWNLOAD KUMPULAN MP3 GENDING JAWA DAN LAGU JAWA

 Download Kumpulan MP3 Gending Jawa dan Lagu Jawa DOWNLOAD KUMPULAN MP3 GENDING JAWA DAN LAGU JAWA MP3 GENDHING JAWA http://piwulangjawi.blogspot.com/p/mp3-gending-jawi.html GENDHING-GENDHING JAWA DALAM FORMAT MP3  DIPERSILAHKAN KEPADA STRISNO BUDAYA JAWA UNTUK MENGUNDUH ANEKA GENDHING JAWA KLASIK I : 001.  BENDRONGAN – PUCUNG RUBUH – GANDRUNG MANIS – DANDANGGULA BANJET – ASMARADANA JAKALOLA.mp3 002.  BW. GAMBUH LGM. LELO LEDHUNG – LDR. SARAYUDA – LAGU ONDHE-ONDHE Pl. Br.mp3 003.  BW. LEBDAJIWA – KUTUT MANGGUNG Pl. Br.mp3 004.  BW. MUSTIKENGRAT – GENDHING CANDRA -LDR. SRI HASCARYA – LDR. WESMASTER Sl.9.mp3 005.  BW. SEKAR AGENG SUDIRAWARNA – UDAN BASUKI – LIPUSARI – GAMBUH Sl. Mny.mp3 006.  BW. SUDIRAWARNA – GENDHING WIDASARI – LDR. LIPUR SARI Sl. Mny.mp3 007.  GENDHING BANDILORI – LDR. ELING-ELING – KTW. PRANA ASMARA – SLEPEG MAWA PALARAN Pl. Br.mp3 008.  GENDHING BONANG SLEBRAK PL.5.mp3 009.  GENDHING BUDHENG-BUDHENG – LDR. SARAYUDA Pl.6.mp3 010.  GENDHING