Hal Mengikut Yesus |
Oleh: Ibu Pdt. Olfien Pangkey, STh Ayat Pokok: Lukas 14:25-27 Uraian hidup manusia : Usia 0 - 5 thn : masih belum bisa berbuat apa-apa. Usia 5 - 12 thn : masa kanak-kanak. Usia 12 - 17 thn : harus dijaga (masih mudah diombang-ambingkan). Usia 17 - 25 thn : kuliah/bekerja (ada yang sudah mulai melayani Tuhan). Usia 25 thn - : menjadi "dewasa". Sejak usia berapakah kita mulai mengenal Tuhan? Dan sudah berapa tahun dalam kehidupan kita ikut dan melayani Tuhan? Allah telah memanggil kita dan pasti ada tujuanNya. Seharusnya kita mengikuti dan melayani Tuhan bukan karena ikut-ikutan atau hanya karena perintah manusia, atau juga hanya karena ingin diberkati saja. Dalam ayat 25 ditulis: pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalananNya. Apakah orang-orang ini sudah bertobat? Hal mengikut Yesus harus timbul dan ada dari dalam hati kita sendiri, jangan percuma mengikut Yesus karena dalam ayat 26-27 ditulis: jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi muridKu. Dalam mengikut Yesus kita harus rela meninggalkan keluarga, orang tua dan orang yang kita cintai, kalau tidak maka kta tidak dapat menjadi murid Yesus. Yang dimaksud di sini yaitu apabila kita mengikut Yesus itu adalah bukan hal yang main-main, harus rela berkorban dan harus rela me-ninggalkan dan melepaskan segalanya dan menjadi pengikut Yesus. Ini juga berarti bahwa kita harus lepaskan semua hal yang mengikat kita, semua hal yang tidak berkenan kepada Allah, seperti kesombongan, keangkuhan, dosa, dan lain-lain. Tuhan tahu bahwa manusia itu banyak dalihnya (baca: Lukas 14:16-20). Mengikut Yesus harus rela diejek/berkorban bahkan menderita karena Injil itu (2 Timotius 2:9), tetapi upah mengikut Tuhan juga luar biasa (baca: Markus 10:28-30). Betapa hebat kuasaNya, walaupun syaratnya juga tidak gampang. Tetapi Tuhan akan ganti seratus kali lipat pada saat ini, sekarang, apabila kita ikut Tuhan dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan ketetapan-ketetapan Firman Allah, bahkan Ia akan memberikan hidup yang kekal dan berkelimpahan kepada kita, dan tidak ada yang dapat merebut kita dari pemeliharaan tangan Tuhan (Yohanes 10:28). Dan Allah akan selalu turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang percaya kepadaNya asal kita tetap tinggal dalam panggilanNya (1 Korintus 7:20), dan bersama dengan Allah kita dapat lakukan perkara-perkara yang gagah perkasa (Mazmur 108:14). Yesus telah memberikan hidupNya bagi kita ganti penghukuman dosa yang seharusnya kita alami yaitu kematian kekal, sekarang, maukah kita memberikan hidup kita kepada Yesus dan mengikut Dia sehingga janji Allah yaitu kehidupan kekal yang berkelimpahan menjadi bagian kita? Kiranya Tuhan tolong kepada kita. Tuhan memberkati. AMIN. • [d.a] |
Syarat untuk Mengikut Yesus
Lukas 9:57-62 ( Matius 8:18-22)
Khotbah oleh Pastor Eric Chang
Kita lanjutkan pembahasan ajaran Yesus di dalam Lukas 9:57-62. Ini adalah bacaan yang sangat penting dan semoga setiap dari kita dapat memahaminya dengan jelas:
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."
Perikop yang sejajar ada di Matius 8:19-22
Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya: "Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya: "Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka."
Kita akan membahas dari perikop di Lukas karena bacaan di Lukas lebih terperinci.
Apa sebenarnya yang sedang disampaikan oleh Yesus di sini?
Perhitungkan biaya sebelum menyerahkan diri kepada-Nya
Yesus sedang berjalan bersama murid-murid-Nya dan seseorang datang kepada-Nya dan berkata, "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Jelaslah bahwa orang ini sangat terkesan dengan kehidupan dan pengajaran Yesus yang mendorongnya untuk mengungkapkan komitmen yang luar biasa ini, "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi".
Seperti perwira yang di pesan yang lalu, orang ini telah mulai melihat kemuliaan Kristus. Dia telah melihat banyaknya perkara ajaib yang dikerjakan oleh Yesus, dan dia berkata, "Tuhan, kemanapun Engkau pergi, aku akan mengikut Engkau." Tetapi jawaban Yesus tampaknya seolah-olah disampaikan untuk mematahkan keinginannya yang berapi-api itu.
Hari ini, jika ada seseorang yang berkata, "Aku akan mengikut Yesus," maka Anda akan bersorak, "Hore! Puji Tuhan! Halleluyah!" Khususnya jika dia berkata kepada Tuhan, "Aku akan mengikut Engkau kemanapun Engkau pergi." Akan tetapi Yesus tampaknya malah mengguyurkan seember air dingin ke atas kepalanya, seolah-olah berkata, "Tenang dulu." Mungkin Anda akan berpikir, "Oh? Ini bukan psikologi yang bagus. Ada orang yang berkata, 'Aku mau ikut,' tetapi Engkau malah berkata, 'Tidak, dengarkan Aku dulu.'"
Yesus berkata kepada ahli kitab itu, "Biar Kuberitahu kamu sesuatu. Serigala punya liang. Dan apakah kau melihat burung-burung di udara? Mereka semua punya sarang. Tetapi Aku, Anak Manusia, Aku tidak punya tempat bahkan untuk menaruh kepalaKu." Dengan kata lain, Dia sedang menyatakan kepada orang ini, "Sebelum kamu berkata mau ikut Aku kemanapun Aku pergi, pertama-tama kamu harus pertimbangkan dulu tentang apa saja yang berkaitan dengan hal menjadi muridKu."
Yesus tidak pernah memanfaatkan emosi seseorang. Dia tidak mencoba untuk memacu emosi orang-orang dan dalam luapan emosi itu, mereka lalu berkata, "Bagaimana kalau kita mengikut Yesus?" Lalu yang lainnya terpancing dan berkata, "Ya! Kita akan mengikut Yesus!" Yesus tidak pernah memompa semangat Anda lalu mengambil keuntungan dari luapan semangat Anda. Anda tidak akan pernah menemukan Yesus menginjil dengan cara ibadah massal diiringi paduan suara ribuan orang untuk membakar semangat orang banyak. Tidak pernah!
Musik dan jumlah himpunan massa memiliki dampak yang luar biasa pada manusia. Cara itulah yang dipakai secara efektif oleh Hitler. Jika Anda menyaksikan film tentang Perang Dunia II, Anda akan melihat betapa mengesankan cara Hitler berpidato diiringi dengan parade bendera-bendera merah dengan lambang swastika dan iringan musik militer yang sangat menaikkan semangat. Semuanya diatur dengan tujuan untuk membangkit emosi orang banyak!
Namun perhatikan bahwa Yesus tidak pernah memakai cara-cara seperti itu. Dia malah mengguyur orang itu dengan air dingin. Sering kali, ketika orang-orang yang berkata bahwa mereka mau ikut Tuhan, saya akan berkata, "Tahukah Anda tentang kesukaran yang terkait dengan hal menjadi orang Kristen? Tahukah Anda ongkos untuk menjadi orang Kristen?" Mengapa Yesus berlaku seperti ini? Karena Dia ingin agar setiap orang memperhitungkan dulu ongkosnya sebelum membuat komitmen.
Di tahun 1952, ketika saya masih di China selama masa Perang Korea, para perwira militer datang ke sekolah kami dalam rangka propaganda perang untuk merekrut prajurit atau yang mereka sebut "sukarelawan". Dan ada banyak anak yang menggunakan berbagai cara untuk membangkitkan emosi sesamanya. Mereka berpidato sambil menangis-nangis, "Negeri kita dalam bahaya! Bangkitlah, marilah kita mempertahankan negara kita yang tercinta!" Dan ada satu orang di kelas kami yang bernama Zhang yang menangis dan menjerit paling keras. Awalnya tak seorangpun yang mau jadi sukarelawan di kelas kami, dan karena tak ada yang mau mengajukan diri, tangisannya semakin menjadi-jadi. Setelah menangis, akhirnya dia berkata, "Aku akan pergi ke Korea dan memerangi orang Amerika." Setelah dia menyatakan hal tersebut, seorang kawan lain bernama Sun, yang tidak tahan mendengar tangisannya, lalu mengajukan diri sebagai sukarelawan. Namun ternyata pada hari pendaftaran, Zhang tidak maju ke depan. Dia hanya duduk diam di satu sudut. Jadi sekalipun begitu emosional pada awalnya, Zhang ternyata tidak ikut pergi ke garis depan. Dia telah mengerjai kawan yang malang ini dengan membangkitkan emosinya! Hal yang tak pernah bisa saya lupakan adalah tatapan mata Sun yang malang ini. Sebenarnya dia sama sekali tidak mau pergi tetapi dia memberi tanggapan hanya karena emosinya tergugah.
Nah, saya ingin bertanya, apakah orang yang bergabung karena luapan emosi sesaat itu akan menjadi tentara yang tangguh? Jika saya menjadi komandan, saya akan memecat setiap orang yang tidak punya niat untuk berangkat. Saya akan berkata, "Misi ini sangat berbahaya dan sukar, orang yang tidak punya keberanian dan tidak memperhitungkan pengorbanan yang dibutuhkan untuk berangkat, lebih baik mundur sekarang juga." Hanya prajurit yang tetap mau ikut berjuang sekalipun ia tahu jalannya sangat sukar yang akan bertahan.
Adalah suatu kesalahan yang sangat besar jika Anda menjangkau orang-orang untuk masuk ke dalam Kerajaan dengan mempermainkan emosi. Hanya mereka yang telah memperhitungkan ongkosnya dengan saksama yang akan menjadi prajurit yang paling tangguh. Luapan emosi sesaat tidak akan memampukan Anda bertahan lama di dalam peperangan rohani. Itu sebabnya mengapa ada begitu banyak orang yang mengacungkan tangan dalam KKR untuk menjadi orang Kristen tidak mampu bertahan lama. Itulah sebabnya mengapa Yesus mengguyurkan air dingin di kepala orang itu, suatu tindakan yang memang perlu dilakukan.
Apakah kelayakan untuk mengikut Yesus?
1. Bersikap tegas dalam hubungan dengan dunia
Apakah makna yang sesungguhnya dari ucapan Yesus itu? Dia berkata kepada orang itu, "Aku tidak punya tempat untuk meletakkan kepala-Ku." Apa itu artinya? Anda tentu akan selalu bisa menemukan tempat untuk meletakkan kepala, bahkan di taman-taman umum sekalipun. Selalu ada tempat untuk meletakkan kepala, saya pernah mengalami masa ketika saya harus tidur di bangku taman umum. Yesus bisa saja pergi ke padang gurun dan berbaring di sembarang tempat. Bukan itu maksud-Nya. Maksud dari perkataan-Nya adalah, "Jika kamu mau ikut Aku, maka dunia ini tidak bisa menjadi rumah-mu."
Inilah poin yang pertama: Jika Anda ingin menjadi murid yang sejati dari Kristus, Anda harus jelas bagaimana Anda akan berhubungan dengan dunia.
Banyak orang Kristen yang tidak memiliki sikap yang satu ini. Mereka tidak menyadari bahwa mereka hanyalah orang yang lewat saja. Mereka merasa bahwa dunia ini adalah rumah mereka. Jika demikian halnya, maka Anda tidak akan dapat menjadi murid Kristus. Ibrani pasal 11 berkata bahwa Abraham, bapa orang-orang beriman, memandang dirinya hanya sebagai perantau yang sedang melintasi negeri asing. Dan jika kita ingin menjadi murid yang baik, maka kita harus menegaskan apa sikap kita terhadap dunia ini. Jika Anda mengasihi dunia, maka Anda tidak akan dapat menjadi murid Yesus.
Pada saat berbicara tentang dunia, yang dimaksudkan bukanlah gunung-gunung, hewan-hewan ataupun burung-burung. Kata 'dunia' di dalam Alkitab mengacu pada sistem yang ada di dunia ini, sistem buatan manusia yang tidak mematuhi Allah. Jadi kita harus jelas. Jika kita mengasihi dunia, sebagaimana yang dikatakan di 1 Yohanes 2:15, Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang ituu. Anda tidak bisa melayani Allah dan uang di saat yang bersamaan. Anda harus menegaskan sikap Anda. Dan karena banyak orang Kristen yang tidak memastikan sikap mereka pada dunia, maka mereka tidak bisa bertahan lama sebagai orang Kristen. Mereka selalu menginginkan yang terbaik dari kedua sisi. Mereka ingin memperoleh uang dari dunia sekaligus memperoleh Kerajaan Allah juga. Memiliki uang bukanlah suatu dosa. Sikap Anda terhadap uang itulah yang sangat menentukan. Cinta akan uang adalah hal yang akan menghancurkan kita.
Bersiaplah untuk melewati kesukaran dan penderitaan
Tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala sebagaimana yang diucapkan oleh Yesus juga berarti bahwa Anda harus menderita. Yesus sedang berkata, "Kamu tidak akan dapat mengikut Aku kalau kamu tidak bersedia menanggung kesukaran." Menjadi orang Kristen bisa berarti Anda akan menanggung banyak kesukaran. Anda harus siap. Dan Yesus ingin agar Anda memahami hal ini dengan baik. Alkitab berbicara banyak tentang kesukaran, dan ini bukan karena Tuhan mau menyengsarakan Anda melainkan karena Anda memang akan menderita di jalur pemuridan ini.
Di China, kami tahu bahwa jika kami menjadi orang Kristen, maka kami akan menanggung kesukaran. Kami tak perlu diceramahi tentang hal itu. Jika saya tinggal di China, saya tak akan pernah memperoleh pendidikan; saya tak akan bisa masuk universitas karena saya tak akan diizinkan masuk universitas sebagai orang Kristen. Jadi, sebagai orang Kristen di China, maka saya harus siap untuk menerima kesukaran - yaitu kesukaran dalam bentuk selamanya menjadi buruh. Saya tak akan bisa lebih dari itu. Maksudnya, bahkan sekalipun saya memiliki ijazah sekolah menengah, mereka akan tetap memasukkan saya ke pekerjaan sebagai buruh. Nah, menjadi buruh bukanlah hal yang memalukan. Menjadi buruh juga bagus. Akan tetapi itu berarti bahwa sumbangan saya akan dibatasi hanya dalam bidang itu saja. Saya tidak akan diizinkan untuk mengerjakan hal yang lain. Akan tetapi itu baru kesukaran kecil saja jika dibandingkan dengan kenyataan bahwa saya akan berada di bawah pengawasan pemerintah di sepanjang hidup saya. Saya akan selalu diinterogasi untuk setiap kegiatan saya, hal yang sudah pernah saya alami. Jadi, sebagai orang Kristen, kita harus siap menerima kesukaran.
Belajar disiplin diri
Akan tetapi di dunia yang serba makmur sekarang, saya mendapati bahwa orang-orang Kristen menjadi lembek. Anda harus tetap tangguh. Walaupun lingkungan kita sekarang ini sangat nyaman, tetapi kita perlu belajar banyak tentang disiplin pribadi. Kita tidak perlu mengambil pilihan yang gampang sekalipun pilihan itu tersedia. Sekiranya mungkin, saya ingin agar setiap orang Kristen memiliki semacam disiplin fisik, misalnya dengan berolah raga atau kegiatan lain yang dapat menguatkan jasmani Anda. Displin fisik adalah hal yang bagus untuk tubuh dan jiwa Anda.
Banyak sekali para pelayan dan hamba Tuhan yang terlalu tidak mempunyai disiplin diri. Mereka membiarkan tubuh mereka menjadi tidak sehat karena tidak ada penguasaan diri dalam hal makanan dan olahraga. Hal ini sungguh bukan suatu kesaksian yang baik. Setiap orang Kristen perlu untuk belajar mendisiplin diri sendiri.
Salah satu cara sederhana kita dapat mendisiplin diri kita adalah dengan tidak selalu menikmati hidangan yang lezat. Lewat makanan, kita dapat belajar tentang disiplin pribadi. Sekalipun kita mampu membeli makanan mewah setiap harinya, kita bisa belajar untuk makan hidangan yang lebih sederhana. Biarlah setiap orang Kristen menjadi prajurit yang baik dan berdisiplin. Inilah hal yang dikatakan oleh Paulus kepada Timotius di dalam 2 Tim 2:3. Dia berkata kepada Timotius, "Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus."
Begitu juga dengan para orang tua, Anda harus mengajarkan disiplin kepada anak-anak Anda. Ajak mereka berlari atau berolah-raga. Jadikan mereka anak-anak yang tangguh, bukannya anak-anak yang lemah dan gendut. Lihatlah di sekeliling Anda, para murid yang sejati adalah orang-orang yang tangguh dan berdisiplin. Mereka tahu apa arti pengendalian diri. Orang yang manja hanya akan menjadi orang Kristen yang manja. Beberapa orang telah membinasakan anak-anak mereka karena terlalu memanjakan anak-anak mereka. Jadikanlah anak-anak Anda pribadi yang tangguh. Kita harus mengasihi mereka tetapi kita juga perlu bersikap tegas. Disiplin adalah hal yang baik. Mereka akan lebih mengasihi Anda karena Anda cukup mengasihi mereka hingga mau berusaha untuk mendisiplin mereka.
Saya berlatih lari selama kondisi tubuh saya memungkinkan. Dan saya tahu bahwa Billy Graham juga melakukan lari pagi setiap harinya. Itulah tepatnya hal yang dikatakan oleh rasul Paulus mengenai apa yang dia kerjakan buat dirinya di dalam 1 Korintus 9:27, "Aku mendisiplin diriku. Aku bahkan sampai mengendalikannya secara ketat." Itu adalah ungkapan untuk menunjukkan bahwa dia mendisiplin dirinya sendiri. Orang yang punya disiplin diri tahu bagaimana mengendalikan dirinya dalam hubungannya dengan hal-hal keduniawian. Doa saya adalah agar gereja-gereja kita nanti membangkitkan generasi Kristen yang merupakan laskar Yesus Kristus sejati.
2. Bersikap tegas terhadap kewajiban-kewajiban duniawi
Hal kedua yang dikatakan oleh Yesus di dalam Lukas 9:59-60 adalah hal yang lebih sulit untuk dipahami. Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."
Pokok pertama tadi adalah tentang hubungan di antara diri kita dengan dunia. Di dalam pemuridan, Anda harus memiliki sikap yang tegas dalam hubungan Anda dengan dunia. Akan tetapi ini bukanlah hal yang mudah apalagi jika hal itu berkaitan dengan masalah kewajiban. Hal inilah yang ditangani di sini.
Yesus berkata, "Ikutlah Aku." Tetapi orang itu menjawab, "Yah, tapi izinkan aku menguburkan ayahku dulu. Aku punya kewajiban terhadap ayahku. Ayahku sudah meninggal, dan aku harus menguburkannya." (Orang Yahudi mempunyai kebiasaan mengadakan upacara penguburan selama 7 hari. Dalam beberapa kasus, masa berkabung itu bisa mencapai 70 hari.) Jawaban Yesus terhadap orang ini sungguh mengejutkan, "Ikutlah Aku... Biarlah orang mati menguburkan orang mati."
Tetapi bukankah kita harus menghormati orang tua kita? Ajaran Tuhan di bagian manapun juga menyuruh Anda untuk menghormati orang tua Anda. Malahan di dalam Markus 7:11-12, Dia menegur keras orang-orang Farisi karena tidak menghormati ayah dan ibu mereka. Namun di sini, tanggapan Yesus sangat mengejutkan, "Biarlah orang mati menguburkan orang mati." Sikapnya seolah-olah bertolak belakang dengan apa yang pernah Dia nyatakan kepada orang-orang Farisi sebelumnya. Bagaimana cara kita untuk memahaminya?
Kita benar-benar terkejut melihat tanggapan semacam itu karena perintah yang kelima menuntut kita untuk menghormati orang tua kita. Dan Yesus memang sangat mendukung hal itu. Dia berkata, "Aku datang untuk menggenapi Hukum Taurat, bukan untuk meniadakannya." Jadi bagaimana kita bisa memahami jawaban-Nya yang mengejutkan di ayat 60 itu?
Kasihilah orang tuamu, tetapi kasihilah Tuhan lebih dari yang lain
Untuk memahaminya, kita harus meninjau bagaimana kita menangani kewajiban-kewajiban kita di dunia. Poinnya adalah: kita tentu saja harus mengasihi ayah dan ibu kita, akan tetapi ada keadaan di mana kita harus membuat pilihan, di mana kita tidak dapat melakukan keduanya. Kita harus memilih satu atau yang lain. Dan itulah hal yang terjadi di dalam bacaan ini.
Pada bagian yang lain, di dalam Matius 10:37, Yesus berkata, "Barangsiapa mengasihi ayah, ibu, istri, anak laki-laki atau anak perempuannya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku." Bagaimana cara kita menerapkannya? Nah tentu saja kita harus mengasihi ayah, ibu, istri dan anak-anak kita, dan juga orang-orang yang dekat dengan kita. Akan tetapi ketika kita dihadapkan dengan suatu pilihan, maka kita harus mengasihi Dia lebih daripada semua yang lainnya. Inilah poin yang sedang dinyatakan oleh Yesus.
Apa pilihan yang terlihat di sini? Setelah perikop ini, di awal Lukas pasal 10, Yesus mengutus para murid untuk pergi memberitakan Injil ke seluruh Israel. Mereka sedang bersiap untuk berangkat. Mereka tak bisa menunggu sampai 7 hari. Mereka tak bisa menunggu satu orang ini menyelesaikan 7 hari upacara penguburan. Pekerjaan Kerajaan sangatlah penting. Hidup kekal bagi banyak orang tergantung padanya. Para murid sedang bersiap untuk pergi memberitakan Injil. Ada berapa banyak orang di Israel yang meninggal dalam seminggu? Jika tradisi ini dipegang terus, maka mereka tidak akan pernah mendengar pesan dari Kerajaan. Mereka tidak boleh menunda pekerjaan selama ada orang yang mengadakan upacara penguburan. Nah, jika Anda bersiap untuk pergi memberitakan Injil dan ayah Anda yang terkasih meninggal, apakah pilihan Anda? Menyelesaikan upacara penguburan atau berangkat memberitakan Injil? Suatu pilihan yang sukar. Tentu saja kita sangat mengasihi ayah kita. Akan tetapi kita mengemban tanggung jawab untuk memberitakan Injil. Manakah yang akan Anda pilih? Para murid harus memilih untuk memberitakan Injil.
Coba pikirkan persoalan orang ini. Dia bisa saja berkata, "Lihat, jika aku tidak menguburkan ayahku, lalu bagaimana aku menunjukkan hormatku kepadanya? Bagaimana kerabatku akan menilai aku sebagai orang Kristen? Kalau aku harus memilih memberitakan Injil pada saat ini karena misi ini lebih penting dan kemudian pergi menguburkan ayahku, apa kata para kerabatku nanti?" Apa yang akan dilakukan oleh kebanyakan orang Kristen di zaman ini. Mereka akan berkata, "Maafkan saya, saya tidak bisa berangkat. Saya harus menguburkan ayah saya." Bisa saya katakan bahwa bukan hanya 99% yang akan melakukan hal itu, tetapi mungkin sampai 99,9% akan melakukan hal itu. Kebanyakan orang Kristen akan berkata, "Jika aku tidak pergi menguburkan ayahku, maka aku akan mempermalukan Tuhan." Itulah jawaban berbau rohani yang akan mereka berikan. Setidaknya masih berupa jawaban yang terdengar rohani. Akan tetapi apakah itu rohani?
Akan tetapi dengarkanlah ajaran Tuhan sekalipun hal itu membuat Anda merasa tidak nyaman. Ajaran Yesus memang sangat menusuk. Dia berkata, "Jika kamu berhadapan dengan pilihan ini, lalu apakah pilihanmu? Pilihanmu adalah berangkat memberitakan Injil kalau kamu mau menjadi murid-Ku. Akan tetapi jika pilihanmu adalah menguburkan ayahmu, maka kamu hanya mengerjakan sesuatu yang bisa dikerjakan oleh orang mati. Kamu tidak membutuhkan hidup untuk mengerjakan itu."
Ada satu prinsip rohani yang sangat penting yang muncul di sini: Anda tidak perlu mengerjakan apa yang bisa dikerjakan oleh orang yang mati secara rohani. Dengan kata lain, ayah Anda meninggal, dan memang bagus kalau Anda mengasihinya. Akan tetapi jika Anda memang mengasihinya, kasihilah dia selagi dia masih hidup. Jika dia sudah meninggal, tak banyak lagi hal yang bisa Anda lakukan buat dia.
Jika ayah atau ibu Anda masih hidup, kasihilah mereka sekarang juga. Ingatlah, mereka tidak akan selalu ada bersama dengan Anda. Suatu hari nanti, mereka akan pergi, sama halnya dengan orang tua saya yang sudah meninggal. Saya juga sangat mengasihi mereka. Nah, jika saya tidak mengasihi mereka di saat mereka masih hidup, maka semuanya akan terlambat kalau mereka sudah meninggal. Akan ada saatnya di mana orang tua Anda akan meninggal. Kasihilah mereka sekarang. Sekaranglah saatnya untuk mengasihi mereka. Sekaranglah saatnya menunjukkan kepada mereka betapa besar kasih Allah kepada mereka melalui Anda.
Akan tetapi ada juga orang yang sangat aneh. Di sepanjang hidup mereka, mereka tidak begitu peduli pada orang tua mereka; mereka tidak menyukai orang tua mereka. Dan ketika orang tua mereka meninggal, mereka membeli peti mati yang terindah buat orang tua mereka. Mereka memborong segunung kembang. Mereka mencari tempat yang terbaik untuk penguburan. Tetapi bagi orang tua Anda, apakah ada bedanya jika peti mati mereka terbuat dari perunggu atau dari kayu? Tak ada manfaatnya buat mereka. Dan mereka juga tidak bisa menikmati segunung kembang yang Anda borong. Alasan mengapa mereka melakukan hal ini adalah karena hati nurani mereka terusik. Mereka berpikir, "Di sepanjang hidupku, aku tidak mengasihi orang tuaku. Sekaranglah saatnya untuk melunasi semua itu. Aku akan membelikan peti mati yang bagus buat mereka." Jadi hal yang diajarkan oleh Tuhan adalah ini: Jika mereka sudah meninggal, tak banyak lagi hal yang bisa Anda kerjakan buat mereka. Jika Anda bisa hadir di saat penguburannya, baguslah. Silakan melakukan yang terbaik bagi mereka."
Akan tetapi jika Anda dihadapkan dengan pilihan antara melakukan penguburan atau pergi memberitakan Injil, maka setiap murid akan berkata, "Aku harus pergi memberitakan Injil." Saya menemukan bahwa ada begitu banyak hal yang sedang dikerjakan oleh orang-orang Kristen yang seharusnya bisa mereka tinggalkan saja untuk dikerjakan oleh mereka yang non-Kristen. Tetapi memberitakan Injil adalah perkara yang tidak dapat dikerjakan oleh orang non-Kristen. Akan tetapi orang non-Kristen bisa menguburkan orang mati. Anda tidak perlu mengerjakan hal itu. Itu sebabnya, jika Anda harus memilih, maka pilihlah perkara yang bisa Anda kerjakan tetapi tidak bisa mereka kerjakan. Nah, di dalam banyak bidang pekerjaan, hal yang sama berlaku juga.
Jika Anda memiliki karunia dan panggilan untuk memberitakan Injil, maka itu adalah sesuatu yang bisa Anda kerjakan tetapi tidak bisa dilakukan oleh orang non-Kristen. Jadi pengajaran yang terdapat di sini tepat sama dengan yang diajarkan oleh Yesus di dalam Matius 10:37. Yaitu bahwa, bagaimanapun juga Anda harus mengasihi ayah dan ibu Anda. Akan tetapi jika Anda berhadapan dengan pilihan, maka Anda harus mengasihi Yesus lebih dari mereka.
Sama halnya dengan itu, saya ingin agar istri saya mengasihi saya. Dia harus mengasihi saya dan saya ingin agar dia mengasihi saya. Akan tetapi saya ingin agar dia mengasihi Tuhan lebih daripada saya. Sangatlah penting baginya untuk mengasihi Yesus lebih daripada saya karena inilah hal yang dituntut oleh Yesus. Yesus jauh lebih besar daripada saya, oleh karena itu sangatlah penting agar Dia lebih dikasihi daripada saya.
Sesuatu yang indah muncul dari sini. Saat seseorang mengasihi Yesus lebih daripada Anda, maka kasihnya pada Anda tidak akan berkurang, bahkan bertambah. Jadi bagi Anda yang akan menikah: pastikanlah bahwa suami atau istri Anda mengasihi Tuhan lebih daripada Anda. Semakin dia mengasihi Tuhan dia akan semakin mengasihi Anda juga. Inilah hal yang ajaib. Akan tetapi, semakin Anda membawa dia untuk lebih mengasihi diri Anda ketimbang Tuhan, maka kasih mereka kepada Anda juga akan semakin berkurang seiring dengan waktu. Ini adalah hal yang sangat mengejutkan. Saya sendiri masih belum bisa menguraikannya. Akan tetapi ini adalah hal yang benar.
Jika Anda adalah orang tua, jangan pernah melakukan kesalahan dengan berkata, "Kamu harus mengasihi ayah dan ibumu. Dan setelah itu barulah kamu mengasihi Yesus." Pada akhirnya Anda akan mendapati bahwa, mereka tidak mengasihi Yesus, dan terlebih lagi, mereka sangat tidak mengasihi Anda. Akan tetapi jika Anda katakan pada mereka, "Kasihilah Yesus lebih daripada ayah dan ibumu. Yesus selalu yang pertama," maka akan terjadi perkara yang mengagetkan. Mereka akan mengasihi Yesus dan juga semakin mengasihi Anda. Mereka akan mengasihi Anda lebih dari yang biasanya. Ini adalah perkara yang sangat ajaib.
Prinsip yang sama juga terjadi dalam hal mencari dahulu Kerajaan Allah dan segala sesuatu akan ditambahkan pada Anda. Mungkin rahasianya terletak pada saat mereka lebih mengasihi Allah, maka Allah menaruh kasih di dalam hati mereka untuk mengasihi Anda. Jadi semakin suami Anda mengasihi Tuhan, maka semakin dia mengasihi Anda dengan kasih yang lebih murni dan kuat. Semakin istri Anda mengasihi Tuhan, maka semakin dia mengasihi Anda dengan kasih yang murni dan kuat. Jadi tidak ada yang perlu khawatir mengenai ajaran Tuhan ini.
Sangatlah besar kasih Yesus pada ibu-Nya! Dia selalu menempatkan Kerajaan sebagai yang terutama, akan tetapi sangatlah besar kasih-Nya kepada ibu-Nya. Saya rasa tidak ada seorang anakpun yang mengasihi ibunya lebih dari kasih Yesus. Sekalipun Dia sedang tergantung di kayu salib dalam kesakitan dan menjelang ajal, Dia masih punya waktu untuk ibu-Nya. Dan di kayu salib itu Dia menetapkan rencana buat ibu-Nya, Dia mengatur agar murid-Nya yang terkasih akan merawat ibu-Nya. Dan kita juga bisa melihat bahwa ibu-Nya tahu betapa besar kasih Yesus padanya. Dia ikut kemanapun Yesus pergi. Ada berapa banyak ibu yang mengikut anaknya sebagai seorang murid? Sedemikian besar kasihnya kepada anaknya sehingga sampai di kayu salib pun, dia ada di sana.
Jadi, yang Yesus ajarkan adalah di saat menghadapi pilihan, kasihilah orang tua Anda, akan tetapi kasihilah Tuhan lebih dari yang lainnya. Ketika ibu saya meninggal, saya sedang memberitakan Injil di Ontario. Saat telegram yang memberitakan kematian ibu saya tiba, apakah Anda pikir saya langsung menghentikan khotbah saya dan bergegas menuju penguburan ibu saya? Saya sangat mengasihi ibu saya bahkan sampai ke saat ini. Akan tetapi jika saya harus memilih antara memberitakan Injil dan menguburkan ibu saya, saya pilih untuk tetap di tempat dan memberitakan Injil sekalipun hal itu sangat menyedihkan bagi saya. Inilah pilihan yang harus selalu dipegang oleh setiap murid. Saat Anda harus memilih, selalu tempatkan Tuhan di pilihan pertama. Jadi poin yang kedua ini berkaitan dengan kewajiban-kewajiban kita di dunia ini.
3. Bersikap tegas dengan hal-hal yang telah kita tinggalkan
Dan poin yang ketiga sekaligus menjadi poin penutupnya. Di sini ada orang yang mengatakan hal yang sama kepada Tuhan, "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan." Lalu dia melanjutkan, "Tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku. (But first, let me say farewell to those at my home, KJV?) Nah, kelihatannya ini adalah hal yang sangat masuk akal. Setidaknya saya boleh berpamitan. "Tentunya, Engkau tak akan berkata bahwa aku akan mengikut Engkau tetapi aku tak Kau ijinkan untuk pulang berpamitan. Karena itu berarti aku langsung menghilang dari mereka?" Tentu saja, bagian ini tidak memberitahu kita di manakah rumah orang tersebut. Dan mungkin saja rumahnya cukup jauh. Mungkin butuh waktu dua hari perjalanan pulang-pergi.
Akan tetapi itu bukan hal yang dipersoalkan di sini. Yang menjadi persoalan adalah: But first, let me say farewell (tetapi pertama-tama, ijinkanlah aku pamitan. Kata first/pertama-tama tidak terdapat dalam terjemahan LAI tetapi ada di dalam naskah sumber, pent.). "Pertama-tama" ada sesuatu hal yang akan kukerjakan dahulu sebelum aku bisa memberitakan Injil. Yesus segera melihat ada sesuatu yang salah dengan pemikiran orang ini. Di dalam Kerajaan Allah, tidak ada hal yang diutamakan melebihi Yesus. Kata "pertama-tama (first)" adalah kata yang penting di sini. Jika dia berkata, "Ijinkanlah aku pulang berpamitan." Maka tidak akan timbul masalah. Akan tetapi kata "first/pertama-tama" memiliki makna sangat penting. Jika Anda perhatikan kalimatnya, sepertinya bisa diucapkan dengan kalimat, "Ijinkanlah aku pulang berpamitan." Dan kalimat yang ini tentu saja tidak ada masalahnya. Itulah kalimat yang diucapkan oleh Elisa kepada Elia: "Ijinkanlah aku berpamitan dengan orang tuaku." Dan Elia berkata, "Baik, pergilah." Akan tetapi di sini, ada kata penting "first/pertama-tama".
Anda tidak boleh menaruh hal lain di tempat pertama melebihi Tuhan dan pekerjaan-Nya. Yesus segera melihat ke dalam hatinya dan mengerti apa yang dipikirkannya. Kemudian keluarlah tanggapan dari Yesus. Dia berkata, "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."
Jangan terus menerus menoleh ke belakang
Di sini, sangatlah penting untuk melihat dan memahami penekanan dari bentuk kalimat present continuous tense (bentuk waktu sekarang yang berkelanjutan) dalam tata bahasa Yunani, dan penekanan tersebut tidak terungkapkan dengan baik di dalam terjemahan bahasa Inggris (juga dalam bahasa Indonesia). Di dalam tata bahasa Indonesia, kata "menoleh ke belakang" bisa berarti sekadar menoleh satu kali. Akan tetapi di dalam tata bahasa Yunani, sebenarnya hal tersebut harus diterjemahkan "terus menerus menoleh ke belakang". Artinya, dia terus saja menoleh ke belakang. Coba bayangkan bahwa Anda sedang membajak dengan kepala yang terus saja menoleh ke belakang. Bagaimana Anda bisa membajak sawah?
Dengan kata lain, poin yang terakhir ini berkaitan dengan minat-minat kita terhadap dunia, terhadap hal-hal yang terus saja membuat kita menoleh ke belakang, ke arah dunia. Jika Anda ingin menjadi murid tetapi Anda terus saja menoleh ke arah dunia, ikatan Anda dengan dunia serta minat Anda pada dunia, lupakan saja keinginan untuk menjadi murid! Anda tidak akan pernah menjadi murid. Hal ini terlihat di dalam sikap banyak orang Kristen yang tidak mau mematahkan ikatan mereka dengan dunia. Mereka terus saja menoleh ke belakang.
Sebagai contoh, misalnya saya telah meninggalkan pekerjaan saya untuk melayani Tuhan tetapi saya terus saja menoleh ke belakang sambil berkata, "Seandainya saja aku bisa kembali pada pekerjaanku." Jika demikian halnya, mungkin lebih baik saya tidak pernah memulai pelayanan sama sekali. Menjadi seorang Kristen adalah perkara "menghancurkan periuk Anda", atau "menenggelamkan kapal Anda". Tak ada jalan kembali. Ibarat "membakar jembatan pulang". Hanya ada jalan maju, tidak ada jalan kembali. Pepatah ini berasal dari peristiwa yang terkenal di masa lalu. Seorang jenderal membawa pasukannya menyeberangi sungai dan kemudian ia memerintahkan semua kapal-kapal ditenggelamkan. Dia berkata kepada pasukannya, "Di belakangmu sekarang ini hanya ada sungai. Tidak ada kapal bagi kalian untuk kembali. Kalian akan berperang di sini, dan pilihannya adalah menang atau mati." Dan tidak sekadar menenggelamkan kapal, dia juga menghancurkan periuk-periuk untuk masak. Dia berkata, "Jika kalian tidak menang, maka kalian tidak bisa mendapatkan makanan lagi."
Jadi, kita bisa melihat bahwa sikap inilah tepatnya yang diminta oleh Yesus dari murid-murid-Nya. Majulah ke depan, jangan menoleh terus ke belakang. Sebagaimana yang dikatakan oleh Paulus, "Melupakan hal-hal yang ada di belakang, kita berlari terus ke depan menuju garis akhir." Maksudnya adalah, "Bagiku, tak ada jalan mundur. Aku sudah membuat keputusan. Aku akan maju terus ke depan mulai sekarang." Jika Anda berniat untuk maju melayani Tuhan, janganlah selalu berkata, "Aku akan membuka sedikit celah buatku untuk kembali jika sewaktu-waktu situasi menjadi panas." Anda tidak akan pernah menjadi murid.
Rangkuman
Apakah Anda bersedia menghadapi kesukaran untuk memberitakan Injil?
Kita perlu merangkum ketiga poin tersebut. Menjadi seorang Kristen berarti pertama-tama kita harus menegaskan sikap kita kepada dunia. Kita harus bersedia menanggung kesukaran dan disiplin. Dan orang yang tidak siap untuk menjalankan hal ini tak akan pernah melayani Tuhan. Banyak orang yang berkata kepada saya, "Aku akan melayani Tuhan dan juga menjalani pekerjaanku di saat yang sama." Tentu saja, akan tetapi apakah yang menjadi alasan yang sebenarnya di balik itu? Memang benar bahwa tidak semua orang mendapat panggilan untuk memberitakan Injil. Akan tetapi ada beberapa orang yang dipanggil untuk itu, dan mereka menolak karena mereka tak sanggup menanggung kesukarannya. Jika Anda berpenghasilan Rp10 juta saat ini, apakah Anda bersedia menerima Rp 1 juta untuk menjadi penginjil? Bersediakah Anda menerima penghasilan yang tinggal 10 persen? Bersediakah Anda menerima standar kehidupan yang terpotong sedemikian rendah? Banyak orang menolak untuk memberitakan Injil karena mereka tak dapat menghadapi kesukarannya. Jadi mereka lalu membuat alasan dengan berkata, "Yah, saya masih bisa melayani Tuhan di gereja." Tentu saja Anda bisa, tidak ada yang akan berkata bahwa Anda tidak boleh. Akan tetapi apakah itu merupakan alasan yang sebenarnya tentang mengapa Anda tidak melayani Tuhan secara full time?
Di dalam aspek lain dari kehidupan Kristen, misalnya Anda ternyata tidak memberi untuk pekerjaan Tuhan sebanyak yang seharusnya Anda mampu berikan. Jika kita bersedia untuk sedikit mengambil bagian dalam kesukaran, saya yakin bahwa hampir semua orang seharusnya berperan lebih banyak lagi bagi pekerjaan Tuhan di gereja atau di bidang yang lain dalam pekerjaan Tuhan. Dengan demikian, kita mestinya bisa menimbun lebih banyak lagi harta di surga. Kita bisa melakukan lebih banyak hal bagi Tuhan jika kita bersedia memberi lebih banyak bagi Tuhan. Banyak orang berkata, "Bagaimana saya bisa melayani Tuhan?" Nah, inilah bidang pelayanan yang bisa Anda kerjakan - memberi bagi pekerjaan Tuhan. Inilah hal yang bisa dilakukan oleh setiap orang Kristen, bahkan oleh mereka yang masih bersekolah. Daripada membeli es krim lebih banyak, Anda bisa berikan uang itu bagi pekerjaan Tuhan. Namun ketika kita harus memilih antara coca cola atau air putih, kita cenderung memilih coca cola dengan membayar sekian ribu rupiah untuk itu. Sebenarnya, harganya cukup mahal dan berakibat buruk buat gigi Anda karena mengandung terlalu banyak gula. Juga berakibat buruk bagi tubuh Anda. Hanya sekadar terasa enak. Padahal, dokter sudah memberitahu Anda bahwa kandungan gulanya buruk buat kesehatan jantung Anda. Minuman ini juga mengandung sakarin. Jika Anda seorang pria dan Anda mengkonsumsi terlalu banyak sakarin, maka Anda menghadapi resiko terkena kanker kandung kemih. Jadi, Anda bayar sekian ribu untuk merusak gigi Anda, mendapatkan penyakit jantung, dan mengambil resiko kanker kandung kemih, padahal uang tersebut bisa Anda gunakan untuk pekerjaan Tuhan. Aneh, bukankah demikian? Cukup layak untuk dipikirkan.
Apakah saya harus keluar memberitakan Injil atau tinggal demi orang-orang yang saya kasihi?
Lalu yang kedua, kita perlu menegaskan hubungan kita dengan berbagai kewajiban kita di dunia ini, bahkan terhadap mereka yang sangat kita kasihi. Di sanalah tepatnya persoalan kita berawal. Karena kita sangat mengasihi mereka sehingga kasih itu menjadi penghambat. Jika saya harus memberitakan Injil, kadang kala saya harus berada jauh dari rumah untuk waktu sekitar seminggu atau lebih. Suatu hal yang berat bagi orang-orang yang saya kasihi. Berat bagi istri dan anak saya. Apakah saya harus berkata bahwa saya tidak akan pergi memberitakan Injil karena istri saya akan kesepian, bahwa dia akan kesulitan transportasi, dan dia akan menghadapi bahaya karena tinggal sendirian, dan dengan demikian saya tidak akan pergi memberitakan Injil? Saya mau tinggal di rumah saja! Tidak, kita harus menegaskan hubungan kita dengan segala macam kewajiban itu, bahkan kewajiban terhadap orang-orang yang kita kasihi.
Dan terakhir, setiap murid yang sejati bersikap tegas terhadap segala minatnya pada dunia. Dia bersiap untuk membakar jembatan di belakangnya, untuk melayani Tuhan tanpa menoleh terus menerus ke arah belakang.
Di mana kedudukan Anda di dalam gambaran dari ajaran Tuhan ini? Kita berkata bahwa kita mengasihi Yesus. Apakah pernyataan itu tahan menghadapi ujian ini? Jika kita benar-benar mengasihi Yesus, apakah kita memandang ajaran-Nya sebagai hal yang sulit? Biarlah Firman Allah menguji hati kita untuk melihat apakah kita ini benar-benar murid yang sejati.
Menyangkal Diri & Memikul Salib
Penulis : Saumiman Saud
Keputusan penting apa yang pernah anda ambil selama anda hidup sampai saat ini? Mungkin anda mempunyai jawaban yang beragam satu dengan yang lain. Ada orang mengatakan keputusan penting yang pernah diambil antara lain; memilih sekolah atau Universitas, memilih temapat kerja, Menikah , mengapply Green Card dan sebagainya. Di antara sederetan keputusan tersebut, manakah yang paling penting? Sekali lagi kita bakal mendapat jawaban yang satu dengan lainnya berbeda.
Artikel Terkait
Saat ini kita akan coba melihat keputusan penting yang pernah diambil oleh murid-murid Yesus Tuhan Yesus mengatakan kepada murid-muridNya . “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku Satu keputusan yang cukup berat tentunya, namun inilah konsekwensi bagi seorang pengikut Yesus.
Ada tiga hal yang cukup menarik yang akan kita lihat bersama :
- Menyangkal Diri
- Memikul Salib
- Mengikut Yesus
Menyangkal Diri
Apa yang dimaksud dengan menyangkal diri? Menyangkal boleh diartikan dengan tidak mengindahkan, tidak respon. Walaupun murid-murid Yesus sudah cukup lama hidup bersama-sama dan pelayanan bersama, namun rupanya konsep mereka terhadap Yesus sang Mesias ini masih salah. Konsep pemikiran mereka seperti yang dituduhkan Yesus terhadap Petrus, mereka itu masih duniawi. Bagi Yesus apa yang dilakukan Petrus terhadap dirinya adalah merupakan penghalang atau batu sandungan. Itu sebabnya pada ayat 24 Yesus dengan tegas sekali mengatakan "Setiap orang yang mau mengikut Aku ia harus menyangkal diri" "Setiap orang" di sini berarti siapapun juga, tidak ada kecuali atau yang mendapat dispensasi (prioritas). Ingat bahwa pada jaman itu mengikut Yesus berarti murid- murid Yesus harus mengiringnya menuju Yerusalem, namun pada saat ini tentu bukan lagi masalah Yerusalem.
Syarat seorang pengikut Yesus yakni harus "Menyangkal Diri". Terjemahan lain untuk "menyangkal diri" merupakan kepentingannya sendiri (BIS) "atau" tidak lagi memikirkan kepentingannya sendiri. Tuhan Yesus tidak meminta kita hidup asketis akibat penyangkalan diri ini, misalnya tidak makan daging tertentu, menyiksa diri kita dan sebagainya. Menyangkal diri boleh dikatakan seperti kita berani berkata tidak untuk "perbuatan tertentu" yang dulunya kita tidak dapat menolaknya, padahal situasi itu kita sangat sukai.
Ada seseorang memberikan penyataan demikian :
Manusia pertama : Tidak dapat berbuat dosa
Setelah Kejatuhan : Tidak dapat tidak berbuat dosa
Jaman Anugerah : Dapat tidak berbuat dosa
Hidup yang di dalam penyangkalan diri berarti hidup yang di dalamnya ada perubahan yang nyata. Mengingat kembali masa lalu kita, rasanya kita malu kalau saat ini kita boleh bersama dengan Tuhan. Namun orang yang menyangkal diri mengikut Tuhan ia harus tinggalkan mas lalunya. Benar dahulu hidup kita seperti seorang penjahat atau lebih kasar seperti "bajingan". Tetapi tatkala Yesus mengatakan , Ayo ikut Aku? Artinya segala-galanya yang berhubungan dengan kehidupan masa lalu yang buruk itu harus disingkirkan.
Memikul Salib
Dasar kata yang dipakai untuk kata "Memikul Salib" di sini dapat diterjemahkan dengan membawa atu mengangkat. Banyak terjemahan yang menerjemahkan dengan "Membawa " dan "Mengangkat" Mengapa dikatakan memikul salib? Tentu berbeda dengan jaman sekarang, salib dibuat seperti mainan, dipakai sebagai kalung, anting-anting dan yang kelewatan dipasang di pusarnya.
Sebenarnya salib itu adalah salah satu alat yang digunakan oleh orang Romawi untuk menjalankan hukuman mati terhadap seseorang yang berbuat kejahatan. Salib dianggap sebagai lat untuk mendatangkan kematian dengan cara yang pelan namun sangt menyakitkan. Orang Romawi biasanya menggunakan salib untuk menghukum mati budak atau orang Asing. Orang yang dijatuhi hukuman diharuskan memikul salib atau balok lintang ( atau balok mendatar) ke tempat eksekusi. Pada jaman Yeus, masyarakat sering melihat orang-orang yang disalib, sehingga dijadikan lambang kehidupan orang percaya.
Mengikut Aku
Kata mengikut AKu ini di dalm bahasa Yunaninya dipakai kata apisw yang artinya di belakang (Matius 10 :38). Ternyata untuk mengikut Yesus ada terpasang dua syarat yang cukup berat. Tidak ada kesemptana untuk negosiasi atau KKN (sogok). Itu sebabnya walaupun pemuda yang dating itu adalah orang kaya, tetap saja pulang dengan tangan hampa. Karena bagi pemuda itu, tugas yang diberikan Tuhan Yesus itu sangat berat.
Mengikut Yeus di dini juga boleh diartikan sebagai "Menjadi murid", "Menjadi pengikut-Nya" atu "Mereka pergi bersamanya" Jadi bisa dibayangkan apa yang segera harus lakukan seorang pengikut Yeus :
Tinggalkan pekerjaannya
Tinggalkan orang tua
Tinggalkan sanak saudara
Tinggalkan rumah
Tinggalkan hartakekayaan
Tinggalkan kawan-kawan
Tinggalkan pacar
Tinggalkan kampung halaman
Tinggalkan segala-galanya
Oh , tidak gampang bukan?
Apa yang dapat kita pelajari?
Seorang pengikut Yesus harus menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus. Jadi, beranikah kita mengambil konsekwensi ini? Meninggalkan apa yang kita suka dan senangi. Orang yang suka berbohong, merokok diminta supaya segera meninggalkannya. Kemudian arahkan kehidupannya menjadi seorang yang patuh pada perintah Tuhan, rajin ke gereja, baca Alkitab setiap hari, berdoa dan melakukan firman Tuhan.
Billy Graham mengatakan :"Keselamatan itu gratis, tetapi untuk menjadi murid ada harga yang dituntut , yakni segala sesuatu yang anda miliki"
William Borden lulus SMA tahun 1904, maka sebagai hadiah kelulusannya, ayahnya mengirimnya berkeliling dunia dengan ditemani seorang pengantar. Bapak Borden, pendiri perusahaan susu borden itu memberi putranya sebuah Alkitab untuk dibaca selam perjalanan tersebut dengan harapan agar bisa menjadi sumber inspirasi dalam persiapannya memasuki perguruan tinggi. Selama perjalanan keliling dunia itu, William mendengar panggilan Allah agar dia meninggalkan karier bisnisnya yang menjanjikan sukses itu dan memberitakan Injil. Ia menulis lima kata pada halaman depan Alkitabnya.
- TIDAK ADA YANG DAPAT MENGHALANGI-
William masuk Universitas Yale di maba ia sangat terpengaruh oleh Samuel Zwemmer untuk memikirkan tentang orang-orang yang belum percaya Yesus. William merasa bahwa Allah memanggil dia untuk bekerja dianatara orang-orang itu di China. Ia mengatakan kepada keluarganya bahwa ia tidak akan kembali ke bisnis keluarga setelah menyelesaikan pendidikannya di Yale, sebaliknya ia akan mengabdikan hidupnya untuk menjangkau jiwa-jiwa bagi Kristus. Ia menambahkan emapat kata lagi di depan Alkitabnya
- TIDAK ADA KATA MUNDUR
Setelah menyelesaikan studinya di Universitas Yale dan di Seminari, William tiba di Mesir untuk belajar bahasa Arab sebagai persiapan pelayanannya. Dalam waktu setahun setelah kedatangannya ia terkena radang selaput otak dan meninggal tidak lama setelah berumaur 26 tahun. Ibunya pergi ke Mesir untuk mengumpulkan barang-barang2 pribadinya, salah satu diantaranya ialah Alkitabnya. Dan ia melihat tiga kata tambahan tertulis di depan Alkitab itu yakni :
- TIDAK ADA PENYESALAN
Apa yang dibutuhkan oleh dunia saat ini adalah suatu generasi orang percaya yang mempunyai motto : "Tidak ada yang dapat menghalangi, tidak ada kata mundur dan tidak ada penyesalan" Itu artinya , dimanapun, kapanpun, dan dalam keadaan apapun kita tetap bersedia ikut Yesus. Sudah siapkah anda??
http://artikel.sabda.org/menyangkal_diri_memikul_salib
UPAH MENGIKUT YESUS
Diambil dari bacaan AIR HIDUP RENUNGAN HARIAN, EDISI 28 November 2008 -
Baca: Matius 19:27-30
“Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: ‘Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?’ “ Matius 19:27
Di hari-hari ini kekristenan sedang dihadapkan pada dua masalah utama yaitu perihal materi dan paradigma yang salah kaprah. Banyak orang Kristen berpikir bahwa mengikut Yesus pasti diberkati dengan melimpah dan tidak akan berkekurangan, apalagi memang Tuhan sendiri menyatakan “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10b).
Hal inilah yang seringkali menjadi motivasi utama kita pergi ke geraja dan melayani Tuhan. Namin ketika kita rasa bahwa mengikut Yesus malah sering mendapat banyak masalah dan ujian, kita mulai kecewa dan mengeluh. Betapa sering kita mendengar perkataan yang serupa dengan perkataan Petrus. Kita cenderung menghitung untung rugi dalam melayani Tuhan. Petrus pun demikian, ia sudah meninggalkan rumahnya, ladangnya, kapalnya, dan mungkin keluarganya juga ia tinggalkan, tetapi Petrus bertanya kepada Yesus, “Tuhan, apa yang kami peroleh?”
Lalu Tuhan Yesus menjelaskan kepada murid-muridNya: pada waktu penciptaan kembali, yaitu kembalinya Kristus yang kedua kali Yesus menegaskan bukan kita akan memperoleh apa, melainkan kita akan dikembalikanNya kepada posisi semua dalam Kristus. Hal utama yang menjadi upah mengikuti Yesus adalah identitas asli yang dikembalikan: “…kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” (1 Petrus 1:18-19). Berarti kita adalah orang-orang mahal, identitas yang baru kita adalah ciptaan baru dalam Kristus (baca 2 Korintus 5:17). Tuhan adalah Allah yang adil, Dia tahu apa yang kita tabur untukNya dan Dia akan mengembalikan itu, bahkan kita akan “…menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.” (Matius 19:29). Oleh karena itu berhentilah mengeluh, apalagi menyalahkan Tuhan!
“Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.” (Wahyu 22:12)
Keuntungan dan kerugian mengikuti YESUS
- Di dalam perjalanan kehidupan umat manusia selalu memperoleh suatu kesusahan. Beraneka ragam permasalahan yang ada dan beraneka ragam pula cara manusia mengatasi-nya.Di dalam pemecahan permasalahan / perkara, terkadang manusia menghendaki yang praktis dan cepat (instant).
Jika kita melihat dari mana datangnya permasalahan kehidupan ini, maka kita harus coba melihat awal dari seluruh permasalahan yang ada (mari kita baca matius 15:19) “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
(mari kita baca lagi Markus 7:21-22): “sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
Inilah semua akar dari segala permasalahan yang ada di manusia. Bagaimana kita dapat mengatasi ini semua ? Jika kita hanya bersandar dari pada kekuatan akan akal, pikiran ataupun mengandalkan manusia; maka itu semua tidak akan menyelesaikan permasalahan yang ada di dalam kehidupan ini. Lalu kepada siapa manusia itu harus andalkan agar semua ini dapat diselesaikan ? Mari kita melihat Lukas 16:15 “Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagum manusia, dibenci oleh Allah.Siapakah “Ia” itu ?Ia adalah seorang anak manusia yang di turunkan oleh Allah Bapa ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan seluruh umat manusia (mari kita baca Yohanes 1:14) “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Siapakah anak manusia itu ?Marilah kita mulai telusuri siapa Anak Manusia ini dengan membaca Matius 1:20-23 “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita. Jadi yang dimaksud dari Anak Manusia ini adalah Yesus. Jika seluruh manusia harus mengikuti Anak Manusia ini (Yesus) apakah keuntungannya ? dan Apa juga kerugiannya ?
Sebagai manusia, kita juga harus mengetahui apa keuntungan dan kerugian mengikuti Yesus; jika kita telah mengetahui akan hal tersebut maka kita dapat menentukan sikap dan prinsip.
- 3. Pemilik takhta kerajaan Sorga
- Yohanes 3:13 : “Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.
- Lukas 22:69 : Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa."
- Markus 16: 19 : “…terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.- Matius 11:25 : “Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.
- Matius 3:16-17 : Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." __________________
Kerugian yang akan di hadapi dalam mengikuti Yesus
- - Lukas 9:24 : Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau
- mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari .
- dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia
- akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena
- Aku, ia akan menyelamatkannya.
- - Kisah para rasul 9:16 : “Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa
- banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
- - Matius 24:9 : “Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa,
- dan kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua bangsa oleh
- karena nama-Ku,
- - Matius 24:21 : “Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat
- seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan
- yang tidak akan terjadi lagi.
- - Lukas 21:12 : “Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan
- dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara,
- dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh
- karena nama-Ku.
- - Lukas 21:16 : “Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-
- saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang
- di antara kamu akan dibunuh
Dengan demikian semua yang harus di hadapi oleh semua manusia yang hendak mengikuti Yesus baik Keuntungan ataupun kerugiannya. Saat ini manusia diberikan kebebasan untuk memilih dan kemerdekaan. Kebebasan dan kemerdekaan di dunia diberikan mutlak kepada seluruh umat ciptaan-Nya, dan setiap kemerdekaan itu akan di pertanggung jawabkan diakhir dari kehidupan manusia itu sendiri, yaitu di mana Allah Bapa akan menyerahkan pengadilan terakhir melalui Anak-Nya itu yang bernama Yesus Kristus. Siapakah Hakim di waktu penghakiman nantinya ?
- Matius 12:36 : “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman
- Yohanes 5:22 “Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak
- Matius10:34-36 : "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
Pergilah keseluruh dunia, beritakanlah injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan di baptisakan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan di hukum (Markus 16:15-16)
http://www.sabdaspace.org/keuntungan_dan_kerugian_mengikuti_yesus
Keuntungan mengikuti Yesus
- 1. Pengampunan dosa
- Lukas 5:24 : “Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa..
- Lukas 23: 34 : Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.
- Matius 26:28 : “Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.
- Kisah para rasul 26:18 : “untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.??
- Lukas 24:47 : dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.
- 2. Pembelaan dan penyelamatan yang dilakukan
- Lukas 6:20-23 : “Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.
- Lukas 19:10 : Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
- Yohanes 3:17 : Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
- Matius 8:20 "...Serigala mempunyai liang dan burung
mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai
tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
- Yohanes 8:51 : “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."
- Lukas 22:32 : “tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."
- Matius 13:12 : “Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Komentar
Posting Komentar