Benturan Budaya Lokal dengan Budaya Luar Tidak dapat Dihindari
Benturan budaya tidak terelakkan. Kita tidak dapat menghindari benturan antara budaya lokal dengan budaya luar. Disadari atau tidak, banyak dari antara kita merasakan pengaruh budaya yang tidak berasal dari budaya nasional. Kita lihat pengaruh internet. Facebook, Twitter, Blackberry, handphone, dan berbagai produk dari budaya luar telah mempengaruhi kehidupan kita.Masih ada buku, mass media asing atau interaksi langsung dengan orang Barat. Informasi begitu terbuka dan sulit membendung nilai-nilai dari budaya luar. Apakah itu nilai yang baik seperti kebebebasan berpikir ataupun nilai yang buruk seperti film porno- ini bersentuhan dengan mudah pada kehidupan kita.
Kita juga harus menghadapi tantangan dari budaya Cina. Dengan semakin baiknya keadaan ekonomi negara Cina, benturan budaya antara budaya lokal dengan budaya Cina akan mewarnai kehidupan kita. Kita akan berhadapan dengan pikiran-pikiran Confucianisme yang telah ribuan tahun mempengaruhi bangsa Tionghoa, yang bisa juga mempengaruhi masyarakat dan budaya lokal.
Di dalam negeri sendiri budaya lokal telah bersentuhan dengan budaya lokal lainnya. Mahasiswa yang pindah dari satu daerah ke daerah lain atau dari kota yang satu ke kota lain membawa nilai-nilai budaya lokalnya. Mau tidak mau ia harus menghadapi budaya yang ditemui di daerah atau kota yang baru.
Pertemuan antara dua atau beberapa budaya memang tidak dapat menghindari benturan budaya. Akan ada benturan nilai dan sistem kehidupan. Benturan tidak selalu dalam bentuk phisik. Namun, benturan pikiran tidak dapat dihindari, yang bisa berbuntut pada benturan phisik. Apa akibat dari pertemuan budaya-budaya yang berbeda ini? Budaya yang kuat akan menang pada akhirnya sekalipun itu harus melalui pertarungan yang alot dan waktu yang panjang. Bagaimana putra-putri Indonesia menghadapi hal ni? Apakah kita akan lari atau menutup diri seolah-olah pengaruh budaya luar ini tidak ada? Ataukah kita berdiam diri dan merelakan budaya lokal kita hanyut?
Kita harus berbesar hati menghadapi kenyataan ini dan waspada terhadap nilai-nilai dari budaya luar. Kita perlu menilai budaya-budaya ini; nilai-nilai manakah yang harus diambil dan nilai mana yang harus ditolak. Kita juga harus bersabar bila nilai-nilai dari budaya yang tinggi akan memenangkan pertarungan. Sebab ada kemungkinan kita sendiri akan meninggalkan nilai-nilai budaya lokal dan merangkul nilai-nilai budaya luar yang dianggap lebih baik.
Komentar
Posting Komentar