Langsung ke konten utama

A WORKS: KEPEMIMPINAN PERSPEKTIF PSIKOLOGI

A WORKS: KEPEMIMPINAN PERSPEKTIF PSIKOLOGI: Kepemimpinan ( LeaderShip ) Kepemimpinan adalah kemampuan dari seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Orang yang memimpin disebut sebag...



KEPEMIMPINAN
PERSPEKTIF PSIKOLOGI
1.      
Kepemimpinan
(LeaderShip)
Kepemimpinan adalah kemampuan dari seseorang untuk mempengaruhiorang lain. Orang yang memimpin
disebut sebagai pemimpin atau leader. Sebagai suatu proses social,
kepemimpinan meliputi segala tindakan yangdilakukan seseorang atau sesuatu badan, yang menyebabkan
gerak dari warga
masyarakat.
Atribut sentral dari kepemimpinan adalah pengaruh social (Burn,
2004; Chemes, 2001). Pemimpin adalah orang yang paling mempengaruhi perilaku dankeyakinan
kelompok. Dia adalah
orang yang memulai aksi, member perintah, mengambil keputusan, berperan sebagai
suri tauladan, dan berada
di garis depan dalam kelompoknya.
Ada beberapa
definisi tentang kepemimpinan menutut para tokoh, di antaranya yaitu:

1.      
Menurut Boring,
Langeveld, dan Weld
Kepemimpinan adalah
hubungan individu terhadap bentuk suatu kelompok dengan maksut untuk dapat
menyelesaikan beberapa tujuan.
2.      
Menurut George R.
Terry
Kepemimpinan adalah
aktivitas mempengaruhi orang-orang agar dengan suka rela bersedia menuju
kenyataan tujuan bersama.
3.      
Menurut H. Ghoidamer
dan E.A. Shils
Kepemimpinan adalah
tindakan perilaku yang dapat mempengaruhi tingkah laku orang-orang lain yang
dipimpin.
4.      
Menurut John Ptiffner
Kepemimpinan merupakan
seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai
suatu tujuan yang dikehendaki.
Dari beberapa
perumusan yang berbeda-beda tersebut ternyata bahwa di dalam setiap masalah
kepemimpinan akan selalu terdapat adanya tiga unsur:
1.      
Unsur manusia
Yaitu manusia sebagai
pemimpin ataupun yang dipimpin. Bagaimana hubungan antara mereka itu
dalam suatu kepemimpinan, bagaimana sifat seorang pemimpin dan syarat-syarat
kepemimpinan itu tanpa melupakan bagaimana seharusnya manusia itu sebagai
manusia.
2.      
Unsur sarana
Yaitu segala macam
prinsip dan teknik kepemimpinan yang dipakai dalam pelaksanaannya. Termasuk
bekal pengetahuan dan pengalaman yang menyangkut individu itu sendiri dan
kelompoknya. Dasar ilmu pengetahuan yang digunakan seperti psikologi,
sosiologi, manajemen, dll.
3.      
Unsur tujuan
Yaitu sasaran akhir ke
arah mana kelompok manusia akan digerakkan untukmenuju maksut tertentu.
Ketiga unsur tersebut selalu ada dalam
pelaksanaannya dan terjalin erat satu sama lain. (Wiyono Hadikusumo, 1973).
Teori-teori Pemimpin
dan Kepemimpinan:
1.      
Greatman Theory
Kelompok teori ini
mempelajari sifat-sifat yang menonjol dari para pemimpin yang berhasil.
Kelompok ahli ini menjurus pada teori traits of leadership.
2.      
Environmental theory
Pemimpin itu timbul
sebagai akibat dari waktu, tempat dan keadaan. Pandangan ini menempatkan factor
lingkungan yang menyebabkan timbulnya pemimpin.
3.      
Humanistic Theory
Teori ini lebih
melihat pada fungsi kepemimpinan untuk mengatur individu atau kelompok yang
dipimpinnya, untuk merealisasikan motivasinya agar dapat bersama-sama mencapai
tujuannya. Focus dari teori ini adalah bahwa individu atau kelompok yang
dipimpin adalah makhluk social yang mempunyai perasaan, kemampuan, serta
kebutuhan-kebutuhan tertentu.
Ada dua bentuk
kepemimpinan, yaitu kepemimpinan formal dan kepemimpinan informal.
Organisasi besar seperti perusahaan bisnis atau sekolah memiliki organisasi
formal yang menunjukkan garis resmi rantai komando dan pedoman tentang pola
pengambilan keputusan dan pengawasan. Pada hal lain, beberapa kelompok tidak
punya pimpinan formal sama sekali. Kelompok pertemanan mengilustrasikan pola
kepemimpinan informal. Satu orang mungkin lebih menonjol dan berpengaruh
daripada orang lain dalam diskusi kelompok dan karenanya lebih kuat dalam
pengambilan keputusan.
Individu dapat menjadi
pemimpin kelompok melalui berbagai cara. Beberapa pemimpin diangkat karena
pangkat atau kedudukannya, misalnya letnan tentara. Dalam beberapa kasus,
seorang anggota kelompok pelan-pelan tampil sebagai pemimpin, misalnya ketika
orang sering berinteraksi dalam kelas, beberapa orang biasanya muncul sebagai
pemimpin informal karena pendapatnya yang berpengaruh dan diakui oleh mayoritas
anggota kelompoknya. Dan sebagian lainnya menentukan pemimpin melalui jalur pemilihan.
Klasifikasi
kepemimpinan
Menurut eksperimen
Lewin, Lippit, dan White cara kepemimpinan dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1.      
Kepemimpinan otoriter
Pemimpin ini
menentukan segala-galanya. Semua aktifitas kelompok dijalankan atas instruksi
pemimpin. Anggota kelompok hanya sebagai pelaksanan perintah pemimpin.
Pemimpin yang otoriter
memiliki kekuatan yang absolute. Dia menentukan kebijaksanaan kelompok, ia
sendiri yang membuat sebagian besar perencanaan, dia yang menentukan kegiatan
kelompok, yang menentukan reward dan punishment bagi anggotanya. Oleh karena
itu nasib setiap individu di dalam kelompok berada di tangan pemimpin.
Sikap pemimpin
otoriter seakan-akan ia tidak mau turut serta dengan interaksi kelompok. Ia
hanya berhubungan dengan anggota-anggotanya ketika memberikan instruksi
mengenai langkah kegiatan, setelah itu ia menyendiri. Ia terpisah dari kelompok
dan tidak mencampurkan diri denganmereka.
2.      
Kepemimpinan
demokratis
Dalam kepemimpinan ini
terdapat kerjasama antara pemimpin dan anggotanya dalam menentukan tujuan
kelompok serta perencanaan langkah-langkah pekerjaan. Semua kegiatan kelompok
dijalankan atas keputusan bersama.
Pemimpin menempatkan
anggota kelompok sebagai sahabat dan bukan sebagai pekerja. Apabila ada
kesalahan anggota, maka pemimpin akan memperingatkan dengan cara yang bijak.
3.      
Kepemimpinan Laissez faire
Pemimpin pada tipe
kepemimpinan ini bersifat pasif, dia tidak berpartisipasi dengan kegiatan
kelompok. Dia menyerahkan segalanya kepada anggota, tidak pernah menegur
kesalahan anggotanya, tapi selalu bersikap baik.
Dia tidak mengambil
inisiatif apapun di dalam kegiatan kelompok, dia berada di tengah-tengah
kelompok tetapi tidak berinteraksi dan berlaku seperti penonton saja.
Setelah diadakan
penelitian melalui questioner, maka pada umumnya cara kepemimpinan demokratis
paling disukai oleh anggota kelompok. Sebanyak 95% anggota kelompok memilih
pimpinan yang demokratis. Ada juga yang memilih cara laissez faire dan yang
paling sedikit di antaranya memilih cara kepemimpinan yang otoriter.
Perbedaan kelompok
otoriter dan demokratis:

No.

Perbedaan

Otoriter

Demokratis

1.

Pembuat kebijakan

pemimpin

Keputusan bersama

2.

Teknik dan langkah-langkah pencapaian tujuan

Didekte oleh pemimpin

Pemimpin mengusulkan beberapa alternative yang dapat
dipilih dan menerima saran.

3.

Pembagian tugas

Ditentukan pemimpin

Anggota bebas memilih temankerja serta mengadakan pembagian tugas

4.

Sifat dalam pemberian reinforecement (reward 7 punishment)

Subjektif

Objektif

5.

Hubungan antara pemimpin & anggota

Lebih tunduk

Lebih bersifat teman

6.

Kemandirian Anggota jika pemimpin absen

Menurun tajam

Sedikit turun

2.      
Pemimpin
Ada banyak studi empiris yang membandingkan karakteristik
pemimpin dan pengikutnya (Burn, 2004). Ditemukan beberapa kualitas yang
membedakan pemimpin dengan pengikutnya.
1.      
Pemimpin cenderung
unggul dalam kemampuan membantu kelompok meraih tujuan. Pemimpin tergantung
situasinya, mungkin mempunyai keunggulan intelektual, keahlian politik,
kekuatan fisik, atau keterampilan tinggi yang relevan dengan aktifitas dan
tujuan kelompok.
2.      
Pemimpin cenderung
punya keterampilan interpersonal yang membantu menyesuaikan interaksi kelompok.
Secara umum mereka lebih kooperatif, terorganisir, artikulatif, dan sensitive.
Pemimpin cenderung ramah, empatik, dan stabil secara emosional (Hogan, Curphy,
& Hogan, 1994).
Menurut kaum dinamika
kelompok perlu adanya beberapa ciri dan kecakapan umum yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin agar interaksi kelompok dapat berjalan lancar dan produktif.
Ciri-ciri tersebut adalah:
1.      
Social perception
(penglihatan social)
Social perception
adalah kecakapan untuk melihat dan memahami akan perasaan-perasaan, sikap-sikap
dan kebutuhan-kebutuhan anggota kelompoknya.
2.      
Ability in abstract
(kecerdasan yang tinggi)
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa para pemimpin mempunyai kecakapan untuk berpikir secara
abstrak yang lebih tinggi dari pada anggota-anggota kelompok yang mereka
pimpin. Pada berbagai penelitian pada bidang tentara Inggris dan pada bidang
industry menyatakan bahwa kecerdasan umum dan mental adaptability adalah
sifat-sifat yang secara nyata dimiliki oleh pemimpin yang tepat.
3.      
Emotional stability
(keseimbangan perasaan)
Keseimbangan perasaan
(emosional) merupakan factor penting dalamusaha kepemimpinan untuk dapat
mengendalikan emosi-emosinya yang egois dan memahami anggota-anggota yang
dipimpin.
Menurut William Foote
Whyte ada 4 faktor yang menentukan seseorang menjadi pemimpin:
1.      
Operational leadership
Orang yang paling
banyak inisiatif, dapat menarik dan dinamis, menunjukkan pengabdian yang tulus,
serta menunjukkan prestasi kerja yang baik dalam kelompoknya.
2.      
Popularity
Orang yang banyak
dikenal mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk menjadi pemimpin.
3.      
The assumed
representative
Orang yang dapat
mewakili kelompoknya mempunyai kesempatan besar untuk menjadi pemimpin.
4.      
The prominent talent
Individu yang memiliki
bakat kecakapan yang menonjol dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk
menjadi pemimpin.
Setiap individu
mempunyai kecakapan dan kemampuan untuk menjadi pemimpin, hanya saja kemampuan
ini memiliki jenjang serta tingkat perbedaan antara yang satu dengan lainnya.
Perbedaan itu disebabkan oleh:
1.      
Perbedaan kualitas
pengetahuan yang dimiliki
2.      
Perbedaan kesempatan
3.      
Perbedaan lingkungan
yang kondusif
Pada umumnya tugas
pemimpin adalah mengusahakan agar kelompok yang dipimpinnya dapat merealisasikan
tujuannya dengan baik dalam bekerjasama yang produktif.
Menurut Floyd Ruch ada
tiga tugas bagi pemimpin, yaitu:
1.      
Structuring the
situation (member struktur yang jelas pada berbagai macam situasi)
2.      
Controlling group behavior
(mengawasi tingkah laku kelompok)
3.      
Spokesman of the group
(juru bicara dari kelompok)

3.      
Gender
Dan Kepemimpinan Wanita
Peran gender tradisional menghadirkan dilemma bagi pemimpin
wanita. Pemimpin pria sering dipandang memiliki kualitas positif, seperti
tegas, asertif, dan berkemampuan untuk mengembangkan diri. Tetapi mungkin
ketika pemimpin wanita mengadopsi gaya yang serupa, mereka mungkindilihat
secara negative, dianggap tidak feminine, dan kurang hangat. (Ayman &
Frame, 2004; Eagly, Makhijani & Klonsky, 1992).
Wanita dapat menghindari evaluasi negative ini dengan
menunjukkan kehangatan, keramahan, dan perhatian dalam membantu orang lain
menggapai tujuannya(Carli, 2001). Tidak mengejutkan pemimpin wanita jarang
mengadopsi sikap asertif dan gaya berorientasi tugas. Namun pria dan wanita
tidak berbeda dalam menggunakan pendekatan interpersonal dan demokratis dalam
kepemimpinannya.
Ada tiga konsep
tentang peranan pria dan wanita dalam
 rumah tangga, yaitu:
1.      
Konsep tradisional
·        
Penghargaan tinggi
pada laki-laki
·        
Perempuan sebagai ratu
domestic/ratu rumah tangga
2.      
Konsep egaliter
Kebebasan penuh untuk
beraktualisasi diri pada laki-laki dan perempuan.
3.      
Konsep moderat
·        
Kompromi antara konsep
tradisional dan egaliter
·        
Boleh beraktualisasi
diri tanpa meninggalkan tugas sebagai suami dan istri.

Karya yang lebih baru tentang kepemimpinan
transformasional (Transformasional leadership) telah menimbulkan pertanyaan
menarik tentang kepemimpinan wanita. Pertama, wannita lebih tinggi nilainya
dalam gaya kepemimpinan transformasional. Kedua, wanita lebih tinggi skornya
dalam penggunaan imbalan, seperti pemberian perhatian dan pujian kepada bawahan
jika mereka bekerja baik. Dua pendekatan kepemimpinan ini memungkinkan wanita
untuk menjadi pemimpin yang kompeten yang mampu menyelesaikan tugas sekaligus
disukai anak buahnya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Malam Pertama Pengantin | Goyang Karawang

Cerita Malam Pertama Pengantin | Goyang Karawang Ini ada beberapa cerita malam pertama pengantin baru , cerita dewasa ‘seks’ pernikahan sepasang pengantin baru, dimana sang mempelai wanita atau sang isteri begitu polosnya. Sehingga ketika malam pertama berlangsung sang suami harus membimbing dulu agar sang isteri paham. Namun setelah sang isteri paham, sang suami malah yang jadi kewalahan menghadapi isterinya di malam pertama tersebut. Cerita malam pertama pengantin ini seru dan menarik untuk dibaca. Mungkin ini bisa bermanfaat khususunya bagi para calon pengantin. Sebuah trik atau tips yang bisa diterapkan jika menghadapi situasi dan kondisi yang sama nantinya. Bagaimana cerita malam pertama pengantin baru ini, silahkan simak kisah selengkapnya berikut ini! Sepasang pengantin baru sedang bersiap menikmati malam pertama mereka. Pengantin perempuan berkata, “Mas, aku masih perawan dan tidak tahu apa-apa tentang seks. Maukah Mas menerangkannya lebih dulu sebelum kita melakukannya?”

DOWNLOAD KUMPULAN MP3 GENDING JAWA DAN LAGU JAWA

 Download Kumpulan MP3 Gending Jawa dan Lagu Jawa DOWNLOAD KUMPULAN MP3 GENDING JAWA DAN LAGU JAWA MP3 GENDHING JAWA http://piwulangjawi.blogspot.com/p/mp3-gending-jawi.html GENDHING-GENDHING JAWA DALAM FORMAT MP3  DIPERSILAHKAN KEPADA STRISNO BUDAYA JAWA UNTUK MENGUNDUH ANEKA GENDHING JAWA KLASIK I : 001.  BENDRONGAN – PUCUNG RUBUH – GANDRUNG MANIS – DANDANGGULA BANJET – ASMARADANA JAKALOLA.mp3 002.  BW. GAMBUH LGM. LELO LEDHUNG – LDR. SARAYUDA – LAGU ONDHE-ONDHE Pl. Br.mp3 003.  BW. LEBDAJIWA – KUTUT MANGGUNG Pl. Br.mp3 004.  BW. MUSTIKENGRAT – GENDHING CANDRA -LDR. SRI HASCARYA – LDR. WESMASTER Sl.9.mp3 005.  BW. SEKAR AGENG SUDIRAWARNA – UDAN BASUKI – LIPUSARI – GAMBUH Sl. Mny.mp3 006.  BW. SUDIRAWARNA – GENDHING WIDASARI – LDR. LIPUR SARI Sl. Mny.mp3 007.  GENDHING BANDILORI – LDR. ELING-ELING – KTW. PRANA ASMARA – SLEPEG MAWA PALARAN Pl. Br.mp3 008.  GENDHING BONANG SLEBRAK PL.5.mp3 009.  GENDHING BUDHENG-BUDHENG – LDR. SARAYUDA Pl.6.mp3 010.  GENDHING