Langsung ke konten utama

First Travel Bukan Agama Saya!

First Travel Bukan Agama Saya!
 
 
 



 
 
Giri Lukmanto
Saya mencoba mengulik lebih dalam isu First Travel (FT) ini. Menguliknya jauh ke dasar permainan simbolisasi. Bukan hanya sekadar sensasi media belaka. Namun lebih kepada pergulatan tanda-petanda dalam isi kepala kita. Apa yang sebenarnya menjadi keresahan yang timbul akibat permainan tanda dalam kasus FT ini. Implikasi bawah sadar yang lagi-lagi merundung agama mayoritas negri ini.
Masih jelas tergambar di ingatan kita kasus penggandaan uang aspal ala Dimas Kanjeng. Bahkan tak luput satu/dua akademisi pun turut mengiyakan 'karomah' yang Dimas Kanjeng miliki. Atau pada 2008 lalu dengan kasus Syekh Puji yang heboh menikahi gadis usia 12 tahun. Dan mungkin yang belum lama adalah gembar-gembor aksi memenjarakan Ahok atas dugaan penghinaan agama mayoritas. Atau yang sudah terjadi dan ada yang dihukum yaitu menyoal kasak-kusuk impor sapi. Yang terungkap pada kasus ini adalah petinggi partai yang bernuansa agama mayoritas.
Semua terjalin pada kelindan simbolisasi agama mayoritas. Framing media yang begitu viral, liar dan kadang mencari headline belaka memang ampuh membuat kita prihatin. Pada satu sisi kita begitu menyayangkan agama mayoritas begitu banal dikalangi negasi dari beberapa pihak. Walau sejatinya, banyak pemeluknya yang berbuat jauh lebih baik dari yang disodorkan media. Dan hal ini saya anggap nyata adanya.
Namun simbol-simbol negasi ini cenderung menimbulkan sedikit aspek menistakan agama itu sendiri. Kenapa sedikit? Karena toh tidak ada di negara organisasi/individu yang terang-terangan melecehkan agama. Namun dalam taraf entitas tanda, banyak tersirat oknum/badan yang menyinggung agama demi kepentingan pribadi/golongan.
Kasus FT tak lain adalah simbolisasi terbaru yang bermuatan negatif dalam kepala kita. Yang terlihat adalah penipuan atas nama perjalanan umrah. Dengan iming-iming harga murah dan promosi dengan selebritis, ratusan milyar rupiah bisa dikumpulkan. Dan bagai skema Ponzi yang pernah ada, piramida ini pun runtuh diterjang bah tuntutan kerugian. Kini para tersangka, yaitu pengelola FT, terjerat kasus pidana.
Dan media pun beramai-ramai bancakan simbolisasi agama ini. Mulai dari sosmed empunya FT sampai rumah mewahnya dikuliti satu-persatu. Masih jelas terlihat senyum empunya dengan jilbab berfoto dengan latar menara Eiffel. Atau perhelatan fashion show yang penuh dengan nuansa hijab yang mengacu pada agama mayoritas, nuansa glamour menghiasi VT. Pun begitu dengan rumah mewah empunya FT yang bergorden ratusan juta, bergaya Renaissance dan dekorasi blink-blinkmahal lain. Yang tercipta di bawah sadar kita adalah, "Itukah agama saya? Bukan! First Travel bukan agama saya!"
Namun tak bisa disangkal, nyata-nyata empunya FT menggunakan simbol agama untuk menipu. Harapan orang yang ingin mengunjungi Mekah dan tempat historis lainnya kini kandas. Rayuan harga murah dihiasi iklan dengan para artis ternyata hanya tipu daya. Hiasan-hiasan agama mayoritas hanya menjadi dekorasi pelengkap kebohongan yang terjadi. Mau tidak mau, suka tidak suka, mereka pun sejatinya telah melecehkan agama mayoritas. Namun banyak yang terdiam. (Baca artikel saya Video Kampanye Ahok, Aa Gym dan Conspiracy of Silence)
Seolah kita pun mafhum jikalau agama hanya menjadi permainan segelintir oknum picik. Demi mencapai hajat, kepentingan dan kadang syahwat individu/golongan, agama direnda dan dinista begini. Ancaman terbesar toh seolah bukan dari agama lain. Namun pembusukan dari dalam pemeluk agama itu sendiri. Dan saya pun yakin, hal ini tidak saja terjadi pada agama mayoritas di negri ini. Kedok-kedok agama sudah lama dipraktikkan sejak agama itu sendiri berkembang.
Saya atau Anda mungkin tak bisa membendung berita soal FT dan hiasan ala agama yang kadung terajut. Yang terjadi dalam tiap fikir kita tentu, agama ini banyak juga membawa kebaikan. Bukan penyangkalan, namun sebuah fakta. Sayang jika menghabiskan waktu mengeluh pada berita mainstream yang terus merajut implisit kesan-kesan agama demi headline. Sedang juga, banyak dari pemeluknya yang bermain-main dalam semiotika tandanya untuk mengumpat empunya FT ini.
Agama toh akan terus menjadi komoditas bad news is good news. Pada satu sisi ia mengungkap borok pemeluknya yang tiada sejalan dengan ajarannya. Namun di sisi lain, agama yang sedang disorot ini sudah terlalu jumud di dalam kepala kita. Mulai dari perang atas nama tuhan, Islamophobia, teror ledak dan tabrak, bom panci dan lone wolf, dsb sudah memenuhi kepala kita. Dan sekarang kasus penipuan umrah FT. Detoksifikasi perkara semiotika blasphemy agama ini harusnya harus kita fahami. Tidak sekadar prejudice dan shallow-minded belaka. Lihat dari banyak sisi, ada kebaikan juga yang agama ini berikan.
Salam,
Wollongong, 24 Agustus 2017
02:08 pm
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Malam Pertama Pengantin | Goyang Karawang

Cerita Malam Pertama Pengantin | Goyang Karawang Ini ada beberapa cerita malam pertama pengantin baru , cerita dewasa ‘seks’ pernikahan sepasang pengantin baru, dimana sang mempelai wanita atau sang isteri begitu polosnya. Sehingga ketika malam pertama berlangsung sang suami harus membimbing dulu agar sang isteri paham. Namun setelah sang isteri paham, sang suami malah yang jadi kewalahan menghadapi isterinya di malam pertama tersebut. Cerita malam pertama pengantin ini seru dan menarik untuk dibaca. Mungkin ini bisa bermanfaat khususunya bagi para calon pengantin. Sebuah trik atau tips yang bisa diterapkan jika menghadapi situasi dan kondisi yang sama nantinya. Bagaimana cerita malam pertama pengantin baru ini, silahkan simak kisah selengkapnya berikut ini! Sepasang pengantin baru sedang bersiap menikmati malam pertama mereka. Pengantin perempuan berkata, “Mas, aku masih perawan dan tidak tahu apa-apa tentang seks. Maukah Mas menerangkannya lebih dulu sebelum kita melakukannya?”

DOWNLOAD KUMPULAN MP3 GENDING JAWA DAN LAGU JAWA

 Download Kumpulan MP3 Gending Jawa dan Lagu Jawa DOWNLOAD KUMPULAN MP3 GENDING JAWA DAN LAGU JAWA MP3 GENDHING JAWA http://piwulangjawi.blogspot.com/p/mp3-gending-jawi.html GENDHING-GENDHING JAWA DALAM FORMAT MP3  DIPERSILAHKAN KEPADA STRISNO BUDAYA JAWA UNTUK MENGUNDUH ANEKA GENDHING JAWA KLASIK I : 001.  BENDRONGAN – PUCUNG RUBUH – GANDRUNG MANIS – DANDANGGULA BANJET – ASMARADANA JAKALOLA.mp3 002.  BW. GAMBUH LGM. LELO LEDHUNG – LDR. SARAYUDA – LAGU ONDHE-ONDHE Pl. Br.mp3 003.  BW. LEBDAJIWA – KUTUT MANGGUNG Pl. Br.mp3 004.  BW. MUSTIKENGRAT – GENDHING CANDRA -LDR. SRI HASCARYA – LDR. WESMASTER Sl.9.mp3 005.  BW. SEKAR AGENG SUDIRAWARNA – UDAN BASUKI – LIPUSARI – GAMBUH Sl. Mny.mp3 006.  BW. SUDIRAWARNA – GENDHING WIDASARI – LDR. LIPUR SARI Sl. Mny.mp3 007.  GENDHING BANDILORI – LDR. ELING-ELING – KTW. PRANA ASMARA – SLEPEG MAWA PALARAN Pl. Br.mp3 008.  GENDHING BONANG SLEBRAK PL.5.mp3 009.  GENDHING BUDHENG-BUDHENG – LDR. SARAYUDA Pl.6.mp3 010.  GENDHING