MENGKAJI AJARAN PELAYANAN SOSIAL KATOLIK
Wah, pertanyaan anda cukup unik, dan tidak mudah untuk menjawabnya, karena selain memang luas cakupannya, namun juga penerapannya memerlukan kreativitas dari yang terlibat. Saya menganjurkan, anda untuk membaca ringkasan beberapa dokumen resmi tentang ajaran sosial Gereja, jika anda mempunyai keterbatasan waktu untuk membaca semua dokumen ajaran sosial Gereja ini. Bukunya berjudul Precis of Official Catholic Teaching on the Social Teaching of the Church yang dikeluarkan oleh CCSP, berisi ringkasan beberapa surat ensiklik dari para Paus, seperti Rerum Novarum, Quadragesimo Anno, Mater et Magistra, Populorum Progressio, Laborem Excercens, Centesimus Annus, Sollicitudo Rei Socialis, Gaudium et Spes, dst.
Saya bukan seorang ahli dalam hal ini, maka yang dapat saya sampaikan di sini adalah prinsip-prinsip secara umum, yang dapat kita ketahui tentang prinsip ajaran sosial Gereja, yang mungkin dapat dipegang dalam pelayanan sosial Katolik, entah yang dilakukan oleh kaum religius ataupun oleh kaum awam, sehingga harapannya dapat membedakannya dengan LSM yang non-Katolik:
1. Prinsip dasar:
- Ajaran sosial Gereja selalu mempunyai prinsip dasar menjunjung tinggi martabat manusia sehingga hubungan timbal balik antar manusia dapat terwujud (Mater et Magistra, 220). Dasar martabat manusia ini adalah karena manusia diciptakan menurut gambaran Allah (lih. Kej 1:26; Keb 2:23, Gaudium et Spes 12, 29)
- Para pelayan sosial religius selayaknya mengusahakan hubungan timbal
Saya bukan seorang ahli dalam hal ini, maka yang dapat saya sampaikan di sini adalah prinsip-prinsip secara umum, yang dapat kita ketahui tentang prinsip ajaran sosial Gereja, yang mungkin dapat dipegang dalam pelayanan sosial Katolik, entah yang dilakukan oleh kaum religius ataupun oleh kaum awam, sehingga harapannya dapat membedakannya dengan LSM yang non-Katolik:
1. Prinsip dasar:
- Ajaran sosial Gereja selalu mempunyai prinsip dasar menjunjung tinggi martabat manusia sehingga hubungan timbal balik antar manusia dapat terwujud (Mater et Magistra, 220). Dasar martabat manusia ini adalah karena manusia diciptakan menurut gambaran Allah (lih. Kej 1:26; Keb 2:23, Gaudium et Spes 12, 29)
- Para pelayan sosial religius selayaknya mengusahakan hubungan timbal
balik/ dialog antara kedua kelompok (yang menolong dan ditolong),
dengan menyatakan kepada kedua pihak pengajaran Injil (lih. Rerum
Novarum 41, Populorum Progressio 54)
- Semua kegiatan harus sesuai dengan prinsip moralitas praktis, di mana
- Semua kegiatan harus sesuai dengan prinsip moralitas praktis, di mana
semua kebutuhan pribadi maupun masyarakat harus diharmonisasikan
dengan persyaratan untuk mencapai kebaikan bersama/ “common
good” (lih Mater et Magistra, 37).
- Setiap orang harus melihat sesamanya sebagai dirinya sendiri, dengan
- Setiap orang harus melihat sesamanya sebagai dirinya sendiri, dengan
memikirkan hidupnya dan jalan yang diperlukan untuk hidup dengan
cara yang layak: makanan, pakaian, perumahan, hak untuk memilih status
hidup dan membentuk keluarga, hak untuk mengecap pendidikan,
bekerja, nama baik, penghormatan, pengetahuan sepantasnya, hak untuk
bertindak sesuai dengan hati nuraninya dan untuk melindungi
keleluasaan pribadi (privacy) dan kebebasan beragama. (lih Gaudium et
Spes, 26, 27).
- Solidaritas membantu kita melihat orang lain tidak sebagai alat tetapi
- Solidaritas membantu kita melihat orang lain tidak sebagai alat tetapi
sebagai sesama, seorang penolong (lih. Kej 2:18-20), sama-sama
mengambil bagian di perjamuan kehidupan yang kepadanya kita semua
dipanggil oleh Tuhan (Sollicitudo Rei Socialis, 39).
- Pihak yang lemah/ miskin harus dibantu untuk dapat memperoleh
- Pihak yang lemah/ miskin harus dibantu untuk dapat memperoleh
keahlian, agar dapat bersaing, dan dapat memperoleh kemampuan untuk
menggunakan kapasitas dan sumber daya yang ada pada diri mereka
(Centesimus Annus, 34)
- Kasih harus melampaui keadilan, dan bahwa segala kegiatan sosial
- Kasih harus melampaui keadilan, dan bahwa segala kegiatan sosial
ditujukan untuk memberikan kasih (dan keadilan) demi kebaikan
bersama (Caritas in Veritate, 6)
Penerapannya mungkin adalah sebagai berikut:
a) mendorong agar pihak yang ditolong dapat berkembang, dan bukan
Penerapannya mungkin adalah sebagai berikut:
a) mendorong agar pihak yang ditolong dapat berkembang, dan bukan
hanya sekedar menerima bantuan.
b) Maka pihak lembaga pelayanan sosial Katolik tersebut juga harus
mengusahakan berbagai pelatihan ataupun pendidikan agar dapat
meningkatkan kemampuan mereka.
c) lembaga pelayanan sosial Katolik tersebut sedapat mungkin membuka
kemungkinan dialog antara para donatur (pihak yang menolong) dan
pihak yang ditolong.
d) jika pelatihan sudah diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah untuk
mencari kemungkinan penyaluran jasa ataupun barang-barang yang
dihasilkan dari orang-orang yang ditolong agar mereka dapat
berkembang sebagai pribadi yang mandiri.
2. Penekanan kepada perkembangan manusia seutuhnya:
- Gereja dipercaya dengan tugas untuk membuka pemikiran manusia
2. Penekanan kepada perkembangan manusia seutuhnya:
- Gereja dipercaya dengan tugas untuk membuka pemikiran manusia
terhadap misteri Allah dan dengan demikian manusia dapat memahami
arti dari keberadaannya, suatu kebenaran yang terdalam tentang dirinya
sendiri (lih Gaudium et Spes, 41).
- Perkembangan otentik harus lebih dari sekedar pertumbuhan ekonomi,
- Perkembangan otentik harus lebih dari sekedar pertumbuhan ekonomi,
namun harus lengkap: harus memajukan kebaikan setiap manusia dan
keseluruhan manusia (Populorum Progressio, 14, lihat juga prinsip-
prinsip yang diajarkan dalam ensiklik Paus Benediktus XVI yang
terbaru, Caritas in Veritate)
- Perkembangan otentik manusia mensyaratkan pemahaman akan makna
- Perkembangan otentik manusia mensyaratkan pemahaman akan makna
seksualitas manusia seperti yang dituliskan dalam Humane Vitae, dan
pemahaman akan penerapan nilai-nilai Injil di dalam perbuatan, seperti
yang tertulis dalam Evangelii Nuntiandi (lih. Caritas in Veritate, 15)
Penerapannya mungkin adalah:
Penerapannya mungkin adalah:
a) sedapat mungkin melibatkan/ mendorong pembinaan iman keluarga
yang ditolong.
b) mengajarkan nilai-nilai/ makna perkawinan di dalam ajaran Kristiani,
terutama jika yang ditolong adalah keluarga-keluarga Katolik. Jika
perlu mengadakan edukasi tentang KB alamiah.
c) menekankan pentingnya diadakan pelatihan/ edukasi, baik kepada
pihak kepala keluarga dan jika mungkin program bea siswa anak-anak
mereka.
3. Hal religius diutamakan:
- Segala organisasi sosial harus diatur dan diarahkan untuk melaksanakan
cara-cara yang tepat untuk membantu setiap anggota untuk
“meningkatkan kondisinya sedapat mungkin dalam hal jasmani, rohani
dan kepemilikan.” (Rerum Novarum 42, Quadragesimo Anno 32).
- Lembaga pelayanan sosial Katolik harus melihat kepada Tuhan sebagai
- Lembaga pelayanan sosial Katolik harus melihat kepada Tuhan sebagai
acuannya, maka instruksi religius harus mendapatkan tempat. Semua
orang yang terlibat di dalamnya harus diingatkan akan kewajibannya
kepada Tuhan, untuk menyembah Tuhan dan untuk mempraktekkan
ajaran agamanya. Yang beragama Katolik harus diarahkan untuk
menghormati Gereja Katolik, mematuhi peraturan Gereja dan mengikuti
sakramen-sakramen Gereja, untuk menghantar mereka kepada
pertobatan dan hidup yang suci (lih. Rerum Novarum 42)
Penerapannya mungkin adalah:
Penerapannya mungkin adalah:
a) selain mengusahakan terpenuhinya kebutuhan hidup dasar dan
perbaikan taraf hidup, segi rohani juga diperlukan, misalnya jika
memungkinkan diadakan Misa Kudus bersama atau acara bersama
yang bersifat rohani, jika mungkin diadakan rutin, bagi pengurus
maupun bagi umat yang ditolong.
b) sebelum diadakan dan sesudah diadakannya kegiatan diawali dan
ditutup dengan doa bersama, terutama para pengurusnya.
4. Keberpihakan Gereja adalah kepada yang miskin/ termiskin (Laborem
Exercens, 8, Sollicitudo Rei Socialis, 42, Centesimus Annus, 11)
maka prioritas utama harus diberikan kepada yang paling
membutuhkan.
Penerapannya :
Penerapannya :
a) memberi prioritas utama untuk membantu mereka yang benar-benar
miskin/ membutuhkan bantuan.
b) untuk ini diperlukan sistem dan kriteria yang jelas dan transparan.
Demikian yang dapat saya tuliskan untuk menjawab pertanyaan anda. Untuk melakukan hal ini tidaklah mudah, sebab diperlukan orang-orang yang berkomitmen, jujur, dan di atas semua itu, digerakkan oleh semangat kasih yang besar kepada Kristus untuk melakukan karya kerasulan ini.
Karya pelayanan yang demikian juga selayaknya dapat menyebarkan nilai-nilai Injil di dalamnya, agar dapat menerapkan apa yang diajarkan oleh Kristus dan Gereja-Nya, demi mencapai perkembangan manusia yang seutuhnya: jasmani, rohani, baik pada orang yang ditolong, maupun yang menolong.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org/
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org/
Komentar
Posting Komentar